Mengenal Jenis-jenis Busi untuk Mobil dan Sepeda Motor

Mengenal Jenis-jenis Busi untuk Mobil dan Sepeda Motor

Naviri Magazine - Busi memiliki fungsi penting bagi kendaraan bermotor, karena busi membantu menyalakan pengapian. Artinya, pengapian kendaraan tidak akan terjadi tanpa busi, dan itu artinya tidak bisa dijalankan, karena mesinnya mati.

Busi memiliki beberapa jenis. Material pembentuk elektroda pusat (ujung busi berbentuk seperti jarum) dengan ground elektroda (komponen berbentuk lengkung di kepala busi) menentukan kemampuan busi mengirimkan bunga api untuk menyalakan mesin kendaraan.

Tiga material elektroda yang kini paling umum digunakan oleh produsen busi adalah nikel, platinum, dan iridium. Busi dengan elektroda nikel sebagai varian dengan kemampuan paling rendah dan harganya relatif murah, sekitar Rp15-30 ribu untuk sepeda motor dan mobil.

Perbedaan paling mencolok antara ketiga material tersebut adalah daya tahannya terhadap suhu panas. Nikel yang kandungan logamnya lebih kecil memiliki titik leleh paling kecil, dibandingkan platinum dan iridium. Melansir laman resmi NGK, titik leleh nikel terpatri di level 1.453 derajat celsius, platinum 1.772 derajat celsius, dan iridium 2.410 derajat celsius.

Busi iridium, yang punya titik leleh paling tinggi, bisa digunakan dalam waktu lebih panjang dibandingkan material lainnya. Sudah tentu harganya pun lebih mahal, bisa mencapai ratusan ribu rupiah untuk sepeda motor dan mobil.

Busi nikel memiliki elektroda pusat berukuran paling besar, sekitar 2,5 mm. Sementara, elektroda pusat busi platinum dan iridium berukuran di bawah 1 mm.

Diameter elektroda pusat berdampak pada kekuatan pancaran bunga api dari setiap jenis busi. Dengan ukuran elektroda pusat lebih kecil, bunga api pada busi platinum dan iridium lebih terpusat dan solid, sehingga tidak cepat habis terserap kembali.

Sebaliknya, bunga api pada busi nikel, yang punya diameter elektroda lebih besar, cenderung lemah dan cepat habis. Dampaknya, percikan api dari busi tidak bisa membakar habis seluruh bensin yang masuk ke ruang bakar.

Musuh utama busi adalah quenching, atau penyerapan kembali hantaran panas di ujung elektroda (membuat bunga api cepat habis). Untuk memperkecil efek quenching, bisa dengan cara memodifikasi bentuk elektroda dan variasi bahan logam mulia untuk elektroda, dengan platinum-platinum atau iridium-iridium.

Untuk mempertahankan radius inti api agar semakin besar, bisa dengan cara membuat elektroda (pusat) semakin kecil. Nikel memiliki ukuran besar, jadi saat bunga api membesar, ia justru cepat terserap kembali oleh elektroda.

Penggunaan busi platinum atau iridium dapat mengoptimalkan proses pembakaran di mesin. Hanya saja, kenaikan tenaga yang didapatkan tidak akan terasa signifikan jika busi tersebut diterapkan untuk mesin standar. Sekalipun bunga api dari busi diperbesar, tapi asupan bahan bakar dan ukuran silinder tetap dalam ukuran standar, sangat kecil kenaikan tenaga yang didapatkan.

Namun, bukan berarti menggunakan besi platinum dan iridium yang harganya lebih mahal dibandingkan busi nikel biasa tidak memberi keuntungan. Pancaran bunga api yang stabil membuat pembakaran berlangsung sempurna. Karena itu, bahan bakar menjadi lebih efisien dan meminimalisir penumpukan residu bensin di ruang bakar.

Baca juga: Mesin Kendaraan Bisa “Ngelitik” Jika Pakai Bensin Campur

Related

Automotive 2620742285653740262

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item