Hewan-hewan yang ke Ruang Angkasa Sebelum Manusia

Hewan-hewan yang ke Ruang Angkasa Sebelum Manusia

Naviri Magazine - Pada tanggal 12 April 1961, Yuri Gagaris menciptakan sejarah dengan menjadi orang pertama yang ke luar angkasa. Namun, sebenarnya, sebelum Yuri Gagarin ke luar angkasa, ada beberapa hewan yang telah lebih dulu diluncurkan ke atmosfer, sehingga menjadi hewan-hewan pertama yang mengorbit ke luar angkasa, bahkan sebelum manusia.

Sebelum misi pengiriman manusia ke luar angkasa, hewan-hewan menjadi bagian dari percobaan panjang astronot non-manusia, untuk melihat dan menentukan apakah bentuk kehidupan bumi dapat bertahan di luar angkasa. Bahkan, setelah misi luar angkasa berawak menjadi prosedur rutin, beberapa hewan masih terus digunakan untuk eksperimen ruang angkasa.

Meski namanya tak dikenang sebagaimana para astronot manusia, namun para astronot hewan telah berperan dalam membantu manusia berhasil dalam perjalanan antariksa. Berikut ini adalah hewan-hewan yang telah pergi ke ruang angkasa sebelum manusia, yang perlu kita tahu.

Tikus

Pada bulan Februari 1961, Prancis mengirimkan seekor tikus yang diberi nama Hector, ke ruang angkasa. Setelah terbang di ketinggian 93 mil, Hector berhasil kembali ke bumi dengan selamat. Karenanya, Hector menjadi tikus pertama yang pergi ke ruang angkasa.

Marmut

Pada tanggal 9 Maret 1961, Uni Soviet mengirimkan seekor marmut ke luar angkasa menggunakan pesawat Sputnik 9, bersama seekor anjing yang diberi nama Chernushka, seorang kosmonot bernama Ivan Ivanovich, dan berbagai jenis tikus serta reptil. Misi itu berhasil. Kosmonot Ivan selamat hingga kembali ke bumi, beserta semua hewan yang dibawanya.

Kemudian, pada tanggal 5 Oktober 1990, marmut kembali pergi ke ruang angkasa, namun kali ini dikirim oleh pemerintah Cina. Pada waktu itu, Cina meluncurkan pesawat Biosatellite fsw-1 3, yang berisi koleksi 60 tanaman dan hewan, yang termasuk di dalamnya seekor marmut. Setelah delapan hari, Biosatellite berhasil kembali ke bumi dengan selamat.

Kadal air

Pada tahun 1985, misi The Bion 7 membawa 10 ekor kadal air liberia dalam pesawat yang menuju ruang angkasa, bersama serangkaian spesimen biologi lainnya, termasuk dua ekor monyet.

Misi itu ditujukan untuk melihat dan mengetahui efek luka dan tingkat regenerasi dalam ruang angkasa. Karena itu, kadal air yang dikirimkan dalam misi itu pun sengaja dilukai pada bagian kaki depannya.

Setelah misi itu kembali ke bumi, pada peneliti mengamati bahwa kadal air mampu melakukan regenerasi secara lebih cepat di luar angkasa. Sejak itu, kadal air juga diikutsertakan dalam misi pesawat Bion lain, dan secara berturut-turut kadal air ikut dalam eksperimen di Columbia (1994), misi Foton-M2 (2005), unit Jepang Flyer (1995), dan Space Station di tahun setelahnya.

Katak

Pada tahun 1970, NASA meluncurkan program yang disebut Orbiting Frog Otolith (OFO), dengan mengirimkan dua katak ke orbit. “Otolith” adalah kata yang mengacu pada suatu mekanisme telinga-dalam untuk mengontrol keseimbangan. Program OFO tersebut dikembangkan dengan tujuan agar para ilmuwan dapat menentukan bagaimana otolith sesuai dengan bobot.

Pada tanggal 1 sampai 15 November 1970, katak tersebut berada di ruang angkasa, dan program serta percobaan itu pun sukses. Peneliti dapat mengumpulkan data neurofisiologis yang mereka inginkan, namun sayangnya pesawat tidak dapat ditemukan kembali setelah mendarat.

Ikan

Jenis ikan pertama yang pergi ke ruang angkasa adalah mummichog, spesimen air yang sering digunakan untuk proyek-proyek penelitian karena kemampuannya dalam bertahan hidup di kondisi ekstrim. Pada tahun 1973, beberapa ikan mummichog dikirim ke ruang angkasa bersama misi Skylab 3, untuk memberikan informasi lebih lanjut mengenai organ otolith.

Kura-kura

Pada tanggal 15 September 1968, Uni Soviet meluncurkan pesawat ruang angkasa Zond 5 dengan muatan biologis yang termasuk dua ekor kura-kura di dalamnya. Pada tanggal 18 September, Zond 5 membuat putaran di sekitar bulan, dan selamat kembali ke bumi pada tanggal 21 September.

Kura-kura yang mengikuti misi ke ruang angkasa itu mengalami sedikit penurunan berat badan, namun itu dianggap bukan masalah.

Kemudian, pada 17 November 1975 sampai 16 Februari 1976 Soviet kembali mengirimkan kura-kura melalui misi Soyuz 20, dan seekor kura-kura kembali dibawa ke ruang angkasa selama 90,5 hari. Itu menjadi rekor durasi terlama bagi hewan di ruang angkasa.

Kucing

Pada bulan Oktober 1963, Prancis mengirimkan kucing pertama ke bulan, setelah mereka sukses mengirimkan tikus ke ruang angkasa di tahun sebelumnya. Kucing yang menjadi astronot itu ditemukan di jalanan, yang kemudian dinamai Felix.

Felix si kucing pergi ke ruang angkasa dengan menggunakan sebuah roket AGI Véronique. Setelah menyelesaikan misi, kucing itu kembali ke bumi dengan selamat, dan pemerintah Prancis memberinya penghargaan sebagai “Kucing Pertama di Ruang Angkasa”.

Laba-laba

Pada tahun 1973, sepasang laba-laba kebun yang diberi nama Arabella dan Anita dikirim ke ruang angkasa dalam misi Skylab 3. Proyek yang melibatkan sepasang laba-laba itu adalah sebuah percobaan sains, yang berasal dari impian seorang mahasiswa bernama Judy Miles. Gagasannya adalah untuk melihat bagaimana bobot dan gravitasi luar angkasa akan mempengaruhi konstruksi jaring laba-laba.

Di luar angkasa, dua laba-laba itu berhasil memintal jaring, dan Arabella yang pertama selesai membuat jaringnya. Para ilmuwan kemudian menetapkan bahwa meskipun terdapat perbedaan ruang dan ketebalan jaring, namun mereka memiliki kualitas yang lebih baik secara keseluruhan.

Kedua laba-laba itu mati di ruang angkasa dikarenakan dehidrasi, dan tubuh mereka sekarang dipamerkan di Smithsonian Museum.

Monyet

Albert adalah nama monyet pertama yang dikirim ke ruang angkasa. Ia menjalankan misi dalam peluncuran Air Force Aeromedical Laboratory, pada Juni 1948, yaitu misi pertama yang menggunakan primata. Albert diluncurkan ke ruang angkasa pada 11 Juni 1948.

Namun, sayangnya, dia tidak bertahan hidup, bahkan sebenarnya tidak sampai ke ruang angkasa.
Kemudian, pada tanggal 14 Juni 1949, Albert II menjadi monyet pertama yang benar-benar sampai di ruang angkasa, ketika ia mencapai ketinggian 83 mil.

Anjing

Sepanjang tahun 1950-an dan 1960-an, Uni Soviet mengirimkan sepasang anjing betina liar untuk eksperimen ke luar angkasa. Kebanyakan dari misi penerbangan itu berhasil, dan beberapa anjing telah terbang lebih dari sekali.

Pada tahun 1951, sepasang anjing yang diberi nama Dezik dan Tsygan, menjadi anjing pertama yang bertahan hidup di luar angkasa. Sayangnya, Dezik tewas dalam peluncuran berikutnya.

Kemudian, bersama pesawat Sputnik 5, Soviet kembali mengirimkan dua anjing, yang dinamai Belka dan Strelka (bersama seekor kelinci, dua tikus, dan spesimen biologi lainnya), yang sampai di luar angkasa dengan selamat hingga ke bumi kembali.

Salah satu anjing tersebut, yaitu Strelka, kemudian diberikan sebagai hadiah untuk anak presiden John F. Kennedy.

Baca juga: Hagfish, Ikan Penghasil Lendir Paling Mematikan di Dunia

Related

Science 4410034709264107379

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item