Konspirasi Dajjal yang Kini Membelit Dunia di Akhir Zaman

Konspirasi Dajjal yang Kini Membelit Dunia di Akhir Zaman

Naviri Magazine - Seorang pemikir muslim asal London, Ahmad Thomson, dalam buku berjudul Sistem Dajjal, menyebutkan tiga bentuk kelompok sosial.

Pertama, masyarakat pedalaman sederhana, yang hidup selaras dengan alam namun tidak mengikuti syariat kenabian.

Kedua, masyarakat Islam yang selaras dengan alam, dan mengikuti syariat kenabian.

Ketiga, masyarakat kafir, yang hidup tidak selaras dengan alam semesta, dan sengaja menolak syariat Sang Pencipta.

Masyarakat pertama perlahan semakin menghilang, seiring laju perkembangan teknologi dan informasi. Walaupun eksistensi mereka akan tetap ada, namun mayoritas kita tidak berada di kelas itu.

Adapun jenis kelompok kedua, gambaran yang paling ideal terjadi pada generasi terbaik umat Islam; sahabat, tabi’in, dan tabi’ut tabi’in. Mereka bisa selaras fitrahnya dengan lingkungan, dan pada saat yang sama juga menjadikan keselerasannya dengan alam semesta dalam bingkai ibadah kepada pencipta alam semesta. Pada kehidupan mereka terdapat sistem hidup yang mengandung kecukupan dan keberkahan, materil dan non materil.

Kelompok kedua menjadikan dunia sebagai ladang menanam amal, untuk memetik kebahagiaan yang sesungguhnya di akhirat. Karenanya, mereka tidak mengeksplorasi alam semesta dengan semangat ketamakan dan eksploitasi, melainkan agar sarana menegakkan agama makin mudah dan efektif. Mereka tidak merusak hutan atau menambang isi bumi secara liar, yang di kemudian hari menyisakan persoalan bagi anak cucu mereka.

Sebaliknya, langit dan bumi mendatangkan keberkahan dalam semua yang mereka lakukan. Syariat kenabian yang mereka jadikan sebagai dasar pijak dan petunjuk arah, telah membuat tujuan dari semua yang mereka lakukan menjadi terang dan jelas.

Karenanya, mereka kaya dan makmur dengan sebenar-benarnya. Dunia telah mengikutinya, bahkan berada dalam genggaman tangannya. Sementara hatinya tetap bebas untuk tunduk dalam kendali syariat pencipta.

Adapun masyarakat ketiga, inilah jenis masyarakat yang paling mendominasi dunia; masyarakat yang bermusuhan dengan alam semesta dengan beragam aktivitas eksploitasi alam—juga manusianya—secara liar dan brutal. Di mana semua itu dilakukan untuk memenuhi nafsu mereka, dan dalam rangka menentang syariat pencipta mereka. Inilah masyarakat kafir yang kehidupan mereka tunduk di bawah kendali iblis melalui sistem Dajjal dan kaki tangannya.

Inilah era di mana kita hidup, era yang tanpa sadar menyeret kaum muslimin untuk masuk dalam pusaran permainan mereka, untuk selanjutnya mustahil bisa keluar darinya.

Pola hidup masyarakat kelas ini telah menjadi sesuatu yang sistemik, berlaku secara global, dan menjangkau seluruh bidang kehidupan manusia. Politik, sosial, ekonomi, budaya, militer, pemikiran dan peradaban, semuanya berada dalam kendali sistem kufur ini.

Inilah zaman yang oleh nabi disebut sebagai zaman fitnah, zaman yang semua sistem kenabian telah dijurkirbalikkan, norma dan nilai kebenaran dirusak tanpa ada yang tersisa.

Sangat berat hidup di era ini; era dajjal, era dimana seluruh masyarakat dunia telah buta, yang karenanya si mata satu merasa pantas menjadi raja. Ya, sebagian besar, kalau tidak boleh disebut hampir semua, manusia telah buta. Bukan cuma buta, tapi juga tuli dan bisu, yang karenanya mereka tidak memahami.

Sebagian besar manusia tidak sadar bila mereka menjadi korban konspirasi Dajjal dan kroni-kroninya. Sebab, mereka merasa mengenakan baju para raja dan tinggal di istana, walau hakikat yang sebenarnya mereka telanjang dan terpenjara.

Betapa jujurnya sabda Nabi kita yang mengingatkan datangnya masa-masa sebelum Raja Pendusta ini menampakkan sosok fisiknya; munculnya tukang dusta yang terakhir ini tidak akan terjadi sampai kalian melihat perkara-perkara yang memuncak keadaannya, dan kalian saling bertanya, “Apakah nabi kalian telah menceritakan sebagian darinya?” dan sampai gunung-gunung bergeser dari letak posisinya.

Ya, dengan seluruh sistem yang membelit kaum muslimin di seluruh lini kehidupan, kita saling bertanya, ”Apakah Nabi kita telah menceritakan akan datangnya peristiwa ini kepada kita? Apakah Nabi kita sudah menjelaskan solusi menghadapi zaman fitnah ini?”

Sebenarnya, ratusan hadits tentang nubuat akhir zaman telah banyak disampaikan. Dan apa yang kita saksikan adalah fakta nyata atas kebenaran nubuat itu. Lantas, apa yang dapat kita perbuat?

Barangkali, inilah salah satu wasiat beliau yang sangat tepat untuk kita realisasikan di zaman fitnah ini. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassallam bersabda, “Sebaik-baik manusia pada masa terjadinya kekacauan adalah seorang laki-laki yang memegang tali kendali kudanya di belakang musuh Allah. Ia membuat mereka gentar, dan mereka juga membuatnya gentar. Atau seorang laki-laki yang mengasingkan diri di daerah pedalaman, dengan menunaikan hak Allah atas dirinya.” [HR. Al-Hakim dan Abu ‘Amru Al-Dani. Dinyatakan shahih oleh Al-Hakim, Adz-Dzahabi].

Baca juga: Ngeri, Dajjal Telah Bersiap Membebaskan Diri dari Penjaranya

Related

Moslem World 8567163875582441438

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item