Misteri Leonardo Da Vinci, Orang Paling Jenius di Muka Bumi

Misteri Leonardo Da Vinci, Orang Paling Jenius di Muka Bumi

Naviri Magazine - Leonardo Da Vinci adalah perpaduan kejeniusan sekaligus misteri. Kenyataan itulah yang menjadikan sosok serta kehidupannya terus dikaji dan dipelajari dari zaman ke zaman. Di antara para jenius, Leonardo Da Vinci bahkan sering dianggap sebagai yang paling jenius di muka bumi.

Dia adalah seniman (musisi dan pelukis), arsitek, ahli anatomi, astrologi, dan ahli teknologi. Dia berhasil memadukan kemampuan seni dengan dunia ilmu pengetahuan. Hasilnya, apa yang dia gambarkan melampaui berabad-abad setelah kematiannya. Masih berpengaruh dan berlaku hingga sekarang.

Banyak bagian dari kehidupan Da Vinci yang diselimuti misteri, hingga melahirkan banyak rekaan novel sejarah. Sebut saja Da vinci Code hingga The Last Supper. Selain itu, banyak pula kaum intelektual yang berusaha memahami misteri kehidupan Leonardo, mulai dari Johann Wolfgang, Goethe, hingga Sigmund Freud.

Lepas dari itu, Da Vinci sosok yang menyenangkan, bekerja berdasarkan minat dan kesenangan, dan tidak ragu menggunakan cara-cara yang pada saat itu pasti mendapat tentangan dari masyarakat dan gereja.

Leonardo da Vinci bernama asli Leonardo di Ser Piero, lahir di Kota Vinci, Tuscany, Italia pada 15 April 1452, sebagai anak tidak sah dari Ser Piero da Vinci dan Caterina. Ayahnya seorang notaris dan tuan tanah terkemuka di Kota Florence. Sedangkan ibunya seorang gadis petani biasa.

Awalnya, Da Vinci hidup dalam asuhan ibunya. Dia tumbuh menjadi anak yang menyenangkan, menyukai kegiatan alam bebas, dan memiliki rasa ingin tahu luar biasa besar. Bakat melukisnya sejak kecil sudah sangat menonjol, meski karena tekanan ekonomi, ketersediaan kertas dan pensil sangat tebatas.

Keahliannya melukis segera dikenal orang-orang di desanya. Dari situ, Da Vinci mendapat bantuan pengadaan kertas dan pensil dari pastor setempat. Sampai suatu ketika, sang pastor datang menemui Chaterine, ibunda Da Vinci.

Dia mengatakan, selama ini kakek Da Vinci mengetahui kejeniusan cucunya, dan selalu memantau perkembangan Da Vinci. Kakeknya pulalah yang selama ini membantu pengadaan kertas dan pensil, dan sekarang sangat berharap bisa membawa Da Vinci ke rumahnya.

“Demi masa depan Da Vinci yang jenius dan selalu haus pengetahuan, relakan dia,” ujar Pastor saat itu.

Chaterine menyadari kebenaran kata-kata pastor. Jika terus ikut dengannya, Da Vinci yang sejak kecil lebih piawai menggunakan tangan kiri (kidal), tidak akan mendapat pendidikan layak. Dengan sedih, akhirnya dia merelakan anaknya yang saat itu berusia 5 tahun dalam asuhan kakek, ayah, dan ibu tirinya.

Perpisahan dengan ibunya, konon meninggalkan trauma di hati Da Vinci. Setidaknya, itulah yang kemudian sering dianalisis para ahli, termasuk Sigmund Freud, ahli psikologi pendiri aliran psikoanalis, yang ingin menguak karakter dan sebagian misteri kehidupan Da Vinci.

Lepas dari itu, di rumah kakeknya, kejeniusan Da Vinci kian berkembang. Dia betah berhari-hari membongkar dan membaca koleksi perpustakaan keluarga Ser Piero. Kakeknya memfasilitasi sang cucu untuk mempelajari banyak hal, memanggil guru privat untuk belajar membaca, menulis, berhitung, dan melukis

Pada usia 14 tahun, ayahnya melihat bakat melukis Da Vinci kian menonjol. Dia lalu menyarankan anaknya untuk belajar seni di Florence, yang saat itu menjadi pusat seni dan pengetahuan.

Di kota itu, Da Vinci memperdalam banyak hal, mulai dari Bahasa Latin hingga geometri. Guru-gurunya sering dibuat kewalahan dengan berbagai pertanyaan yang diajukan.

Pada 1446, Da vinci remaja menjadi murid seorang seniman lukis dan pahat termasyur, bernamaVerrochio. Kabarnya, Verrochio menyatakan pensiun setelah menyaksikan lukisan malaikat karya muridnya dalam sebuah proyek, jauh lebih bagus dari lukisannya sendiri.

Usai belajar pada Verrochio, Leonardo Da Vinci bekerja pada keluarga Medici. Selain melukis, Da Vinci sering memperdengarkan keahliannya bermain musik, dan mulai menjalankan semacam bengkel besi.

Kegiatannya di bengkel membuat Lorenzo, kepala rumah tangga keluarga Medici, agak jengkel. Saat itu, Da Vinci mulai terbius dalam penciptaan baru, meriam. Pada 1482, Da Vinci memutuskan meninggalkan keluarga Medici di Florence, setelah lamarannya diterima keluarga Ludovico Sforza di Milan.

Di kota inilah, karier profesional Da Vinci dimulai. Saat itu, dia diminta membuat patung Francesco, ayah Lodovico Sforza (Il Moro). Da Vinci merancang patung perunggu yang sangat besar.

Sebelumnya, dia membuat patung dengan ukuran yang sama dari batu kapur, dan mendapat banyak pujian. Sayangnya, pembuatan patung yang sesungguhnya dari perunggu tidak terselesaikan. Pada tahun 1499, Raja Louis XII menjajah Milan, dan keluarga Il Moro melarikan diri.

Meski demikian, dalam kurun waktu itu, Da Vinci sudah mengerjakan banyak hal, termasuk membidani pembangunan sketsa Kota Milan, dan pembuatan kanal-kanal. Sebagai seniman, Da Vinci menyelesaikan lukisan Perjamuan Terakhir atau The Last Supper untuk Gereja St Mery, gereja besar yang dibangun Lodovico. Hingga saat ini, lukisan itu menjadi salah satu mahakarya Da Vinci yang masih terjaga.

Di era pengerjaan The Last Supper inilah, kegilaan Da Vinci akan kesempurnaan dan pemuasan rasa ingin tahu, kian tergambarkan. Untuk menyempurnakan lukisannya, Da Vinci melakukan penelitian anatomi manusia.

“Kalau kau tidak mengerti anatomi manusia, bagaimana bisa menghasilkan gambar yang benar-benar hidup? Bagaimana bisa menangkap ekspresi emosi setiap tokoh yang digambarkan?” demikian kata Da Vinci saat itu.

Untuk memahami anatomi manusia, Da Vinci melakukan kegiatan yang saat itu belum lumrah dilakukan, dan pasti ditentang masyarakat pada umumnya dan juga gereja. Dia membongkar makam, melakukan pembedahan, dan menggambar dengan tepat anatomi tubuh manusia.

Dari penelitiannya, Da Vinci juga membuat teori-teori. Misalnya tentang aliran darah. Gambaran anatomi yang diwariskan Da Vinci, pada akhirnya berpengaruh sangat besar pada perkembangan ilmu kedokteran di dunia. Banyak ahli mengatakan, andai catatan Da Vinci diterjemahkan dan diumumkan lebih awal, barangkali kemajuan ilmu kedoteran sudah jauh lebih maju dari sekarang.

Saat keluarga Il Moro meninggalkan Milan, Da Vinci memutuskan pergi juga dari kota tersebut. Dalam sejarah tercatat, Da Vinci pernah bekerja untuk Paus Leo X di Roma, dan Raja Louis XII di Prancis.

Pada tahun 1506, atau saat usianya 54 tahun, Da Vinci membuat lukisan berjudul Perang Anghiari. Namun lukisan itu dia tinggalkan, karena menurutnya gagal dalam pewarnaan. Pada akhirnya, Da Vinci malah asyik membuat lukisan Mona Lisa, puncak karya fenomenalnya, yang sampai sekarang terus menjadi kajian banyak seniman dan para ahli. Mulai dari teknik pewarnaan hingga misteri senyum Mona Lisa, dan model yang digunakan.

Semua ahli sepakat, Leonardo Da Vinci adalah jenius multitalenta. Rasa ingin tahunya luar biasa besar, dan dia memiliki kemampuan untuk mencatat dan membuat sketsa mengenai apa yang dilakukan dan diamati. Pembedahan mayat untuk mengetahui susunan anatomi tubuh manusia hanya satu dari sekian banyak percobaan yang dia lakukan, untuk memuaskan rasa ingin tahu.

Selain anatomi, sedari kecil Da Vinci senang mengamati burung terbang. Kesenangannya itu terus dia bawa hingga dewasa. Pengamatan bagaimana burung bisa terbang, tingkat kemiringan sayap, perlawanan daya tarik bumi, dll, memenuhi pikirannya. Imajinasinya: membuat manusia bisa terbang.

Da Vinci juga melakukan pengamatan dan percobaan-percobaan persenjataan, yang tidak dimengerti di zaman itu. Semua yang dia lakukan didokumentasikan dalam satu naskah yang terus dia bawa bersama lukisan favoritnya, Mona Lisa.

Dalam hal pencatatan dokumentasi, Da Vinci dikenal ahli menulis di atas kaca secara terbalik. Dia juga mencatat dalam dokumen dengan tulisan terbalik. Sebagian ahli berspekulasi, saat itu Da Vinci ingin merahasiakan temuannya, ada juga yang berpendapat cara itu dilakukan karena Da Vinci kidal, sehingga perlu menjaga tulisan agar tintanya tidak tersapu pergerakan tangan.

Apa pun, dibukanya naskah Leonardo Da Vinci yang dibeli milyader Bill Gates beberapa tahun lalu mengejutkan banyak orang. Catatan sebanyak 6 ribu lembar dan sudah diterjemahkan itu mengungkapkan penelitian berikut sketsa-sketsa luar biasa yang pada kenyataannya benar-benar berhasil dibuat, setelah beberapa ratus tahun setelah Da Vinci meninggal. Di antaranya pesawat terbang, helikopter, kapal selam, kapal lapis baja, tank, benteng, hingga senjata mesin.

Pada akhirnya, sejarah mencatat, penemu benda-benda itu memang bukan Leonardo Da Vinci. Namun, saat catatannya terungkap, seluruh dunia terperangah. Lebih dari 600 tahun lalu, Da Vinci sudah menemukan rancangan tersebut, namun tenggelam dalam putaran peristiwa-peristiwa penting di dunia. Karena kejeniusannya itu, Da Vinci disebut-sebut sebagai visioner.

Baca juga: Biografi Umar Khayyam, Ilmuwan yang Terkenal Sebagai Penyair

Related

Internet 7862606716722313792

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item