Sejarah Pembantaian dan Kekejaman Manusia di Awal Abad 20

Sejarah Pembantaian dan Kekejaman Manusia di Awal Abad 20

Naviri Magazine - Ada banyak pembantaian yang pernah terjadi di dunia, yang menjadi bukti bahwa manusia bisa begitu kejam terhadap sesamanya. Salah satu peristiwa kekejaman itu terjadi pada awal abad 20, yang menimpa rakyat Armenia.

Tanggal 24 April 1915. Sebuah episode gelap bagi bangsa Armenia. Mereka dipaksa atau terpaksa eksodus, meninggalkan tanah kelahirannya, dan menyebar ke 195 negara hingga kini. Imperium Ottoman yang berkuasa sekitar tahun 1300–1923 mencaplok sebagian wilayah Armenia. Turki Ottoman memulainya dengan pertempuran di Sisilia, tahun 1071.

Sejak itu, Turki Ottoman menjajah dan berupaya melakukan “pembersihan” etnis Armenia. Tahun-tahun operasi pembersihan etnis ini terbentang antara 1894–1922. Pada tahun 1914, imperium Turki Ottoman mengeluarkan semacam ketentuan. Seluruh laki-laki Armenia yang berusia antara 18–60 tahun dimobilisasi, untuk menghadapi perang dunia I.

Mereka dijadikan pasukan tanpa senjata, kemudian dibantai oleh tentara Turki atau komandan mereka sendiri. Puncak genosida itu terjadi pada 24 April 1915. Kementerian dalam negeri Turki Ottoman memerintahkan untuk menahan pemimpin politik Armenia. Mereka yang dicurigai berkhianat (ribuan orang) dibantai tanpa proses peradilan. Sisanya dideportasi ke Eufrat dan kota Damaskus.

Kondisi waktu itu semakin memburuk. Anak-anak dan wanita ditelantarkan tanpa air dan pangan di gurun pasir. Mereka dibiarkan mati oleh kebiadaban tentara Turki dan orang Kurdi. Penderitaan yang mereka alami luar biasa. Orang Armenia menyebutnya dengan istilah “Golgotha”. Wanita diperkosa dan dibunuh, laki-laki dibantai secara massal. Sisanya mati karena kelaparan, penyakit, dan bunuh diri.

Lalu, berapa jumlah korban dalam episode berdarah itu? Perkiraan jumlah korban pembantaian sekitar 1,5 juta rakyat Armenia. Daerah pembantaian meliputi Armenia (Assyiria) di tenggara Turki (Mesopotamia kuno). Anak-anak pun tak luput dari pembantaian. Bocah perempuan dijual dan dipaksa menikah dengan orang Kurdi. Yang lainnya kerja paksa membangun rel kereta api, menggali dan memecah batu gunung Tarsus.

Pertanyaannya, mengapa sejarah itu kemudian seperti dilupakan? Padahal bagi bangsa Armenia, episode gelap sejarah itu akan terus diingat oleh rakyatnya. Banyak orang ingin mendapatkan kebenaran sejarah itu. Apa yang terjadi sesungguhnya? Karena belum banyak yang mengetahui sejarah ini, termasuk media. Namun pihak Turki mencoba menutupi dan menyangkal fakta sejarah itu.

Perjuangan Armenia untuk keadilan

Perjuangan rakyat Armenia saat ini hanyalah untuk sebuah pengakuan. Dan berharap ditegakkannya keadilan. Harapan itu ternyata membentur batu karang. Penyidikan dilakukan tahun 1919 dan 1921. Terkuaklah rencana dan pelaksanaan operasi genosida itu. Pelaku genosida terbukti dan dinyatakan bersalah. Namun, karena tekanan kaum nasionalis Turki, seluruh proses penyidikan dihentikan. Pelaku genosida bebas dari hukuman.

Proses politik, kepentingan, dan kekerdilan jiwa, mengotori kebenaran sejarah itu. Inggris juga melakukan penyangkalan demi aset-asetnya di Turki. Organisasi solidaritas Wales-Armenia berhasil meyakinkan anggota parlemen Inggris untuk Wales. Mereka menandatangani mosi pengakuan genosida Armenia, dan menjadikan isu genosida Armenia salah satu agenda politik mereka.

Tidak hanya parlemen Inggris untuk Wales. Amerika pun mengakui genosida Armenia. Hal itu terwujud melalui keputusan Senat Amerika tahun 1997. Perancis pun menyusul tahun 2006, dengan menyetujui sebuah RUU, yang mengatur pengenaan sanksi pidana dan denda kepada setiap orang yang membantah fakta genosida Armenia.

Baca juga: Sejarah Dracula, Manusia Paling Kejam dan Brutal di Dunia

Related

World's Fact 7474243206581340900

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item