Mengejutkan, Bulan di Langit Ternyata Dibuat Manusia (Bagian 2)

Mengejutkan, Bulan di Langit Ternyata Dibuat Manusia

Naviri Magazine - Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya (Mengejutkan, Bulan di Langit Ternyata Dibuat Manusia - Bagian 1). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dan urutan lebih lengkap, sebaiknya bacalah uraian sebelumnya terlebih dulu.

Berlapis unsur logam

Jika kita mengamati Bulan, akan terlihat potongan bayangan hitam, dan itulah area bayangan hitam yang disebut oleh ilmuwan. Saat antariksawan mengambil bor listrik untuk membuat sebuah lubang di sana, mereka mendapati bahwa itu pekerjaan yang melelahkan. Mereka mengebor dalam waktu sangat lama, namun hanya bisa membuat lubang sedikit saja.

Itu aneh, karena bukankah permukaan Bulan mestinya terbentuk dari tanah dan bebatuan? Meskipun agak keras, namun tak semestinya sampai tidak bisa masuk!

Ketika dengan cermat dan teliti menganalisa struktur bentuk permukaan Bulan pada area itu, ditemukan bahwa sebagian besar adalah suatu komposisi unsur logam yang sangat keras, yaitu unsur logam titanium yang digunakan untuk membuat pesawat antariksa. Pantas saja bisa demikian kerasnya. Maka, komposisi keseluruhan Bulan dapat dikatakan bagai sebuah bola logam yang berongga.

Dalam lubang kawah Bulan terdapat lava dalam jumlah besar. Ini tidak aneh. Yang aneh adalah lava-lava ini mengandung sejumlah besar unsur logam yang sangat langka di bumi, misalnya titanium, kromium, itrium dll. Logam-logam ini semuanya sangat keras, tahan panas, anti-oksidasi.

Ilmuwan menaksir, jika hendak melebur unsur-unsur logam ini, paling tidak suhunya harus di atas 2-3 ribu derajat. Namun Bulan adalah “planet dingin yang mati kesepian” di langit, paling tidak selama 3 miliar tahun tidak ada aktivitas gunung berapi. Lalu bagaimana Bulan bisa menghasilkan begitu banyak unsur logam yang membutuhkan suhu sangat tinggi?

Lagi pula, setelah ilmuwan menganalisa contoh tanah Bulan seberat 380 kg yang dibawa oleh antariksawan, didapati ternyata mengandung besi dan titanium murni. Ini adalah golongan tambang logam murni yang tidak akan ada secara alami. Dan ini menunjukkan bahwa logam-logam tersebut bukan terbentuk secara alamiah, melainkan hasil leburan manusia.

Penemuan ini sekaligus menjawab pertanyaan yang sejak lama membuat bingung para ahli. Jumlah lubang kawah di atas permukaan Bulan sangat banyak, namun anehnya lubang-lubang ini sangat dangkal.

Ilmuwan memperhitungkan, jika sebuah planet kecil berdiameter 16 km dengan kecepatan 50.000 km/jam terbentur dan hancur di atas Bumi, maka akan mengakibatkan lubang besar dengan kedalaman berdiameter 4-5 kali lipatnya, artinya kedalamannya bisa mencapai 64-80 km.

Sementara itu, lubang Kawah Gagrin, yang merupakan kawah terdalam pada permukaan Bulan, diameternya 300 km namun kedalamannya hanya 6,4 km. Bila hitungan ilmuwan tidak ada kesalahan, bebatuan yang mengakibatkan lubang ini jika bertabrakan di atas Bumi, akan mengakibatkan lubang besar yang paling tidak kedalamannya 1.200 km!

Mengapa Bulan hanya bisa menimbulkan lubang bebatuan yang demikian dangkal? Satu-satunya penjelasan yang mungkin dapat diberikan adalah lapisan kulit luar Bulan sangat keras. Jika demikian, komposisi logam keras di permukaan Bulan yang ditemukan sebelumnya cukup untuk menjelaskan gejala ini.

Bulan diciptakan oleh manusia?

Dua ilmuwan eks Uni Soviet dengan berani mengemukakan hipotesanya, menganggap bahwa Bulan adalah sebuah kapal ruang angkasa yang telah mengalami perombakan. Dengan demikian, baru bisa secara sempurna menjelaskan dan menjawab berbagai macam gejala aneh yang ditinggalkan Bulan untuk kita.

Hipotesa ini sangat berani, dan juga cukup banyak menimbulkan perdebatan. Saat ini sebagian besar ilmuwan masih belum berani mengakui teori ini. Namun, kenyataan yang tidak bisa diperdebatkan adalah, Bulan memang benar-benar bukan terbentuk secara alami. Bulan bagaikan mesin yang sangat akurat, setiap hari menghadap Bumi dengan segi yang sama, juga persis sama besarnya dengan Matahari kalau dilihat sepintas.

Permukaan luar Bulan adalah lapisan paduan kulit logam yang tinggi tingkat kekerasannya, bisa menahan serangan bebatuan yang kepadatannya tinggi dalam jangka waktu panjang, dan tetap sempurna seperti bentuk semula. Jika merupakan benda langit alamiah, tidak seharusnya memiliki begitu banyak ciri khas yang dibuat manusia.

Dengan bukti bahwa Bulan seperti planet logam titanium berongga yang diciptakan manusia, maka tidak sulit untuk membayangkan bahwa Bulan kemudian dipasang dan diletakkan di atas oleh “manusia”. Segala ciri khasnya sekaligus menunjukkan, bahwa Bulan diciptakan manusia Bumi pada waktu itu. Jika demikian, sebelum adanya Bulan, langit malam hari di atas Bumi sangat gelap gulita.

Jika waktu itu di atas Bumi ada manusia, mereka sangat sulit melakukan aktivitas apa pun karena sangat gelap—sebab waktu itu belum ada Bulan. Maka pantas kalau mereka kemudian merancang sebuah “cermin”, yaitu Bulan, untuk ditempatkan di atas langit.

Maka wajah atau pemandangan Bulan yang paling asli adalah sebuah bola metal, yang tingkat keterangan cahayanya pada zaman dahulu pasti lebih terang dibanding sekarang. Seiring dengan perjalanan waktu yang panjang, di bawah kondisi tidak adanya lapisan atmosfer, dan ditutupi sejumlah besar bebatuan kosmos serta debu, sehingga menjadi seperti sekarang.

Namun, bila kita menganalisa permukaan bebatuan dan tanah Bulan, didapati usianya lebih lama dari Bumi, dan ini membuat adanya perasaan “fantastis”.

Saat ini, masalah yang tidak dapat dijelaskan dan tidak berani diakui ilmuwan adalah, bila kita melepaskan bingkai-bingkai pemikiran yang sempit, menganalisa secara rasional, akan menemukan banyak sekali fenomena yang sulit dijelaskan namun sebenarnya sangat mudah dipahami.

Berdasarkan sejumlah besar bukti yang ditemukan ilmuwan sejak awal, sudah bisa dipastikan bahwa Bulan adalah ciptaan manusia, merupakan ciptaan manusia prasejarah. Lalu mengapa tidak bisa mengambil kesimpulan tersebut?

Sebab eksistensi manusia prasejarah dapat dikatakan merupakan pantangan ilmuwan. Sebagian besar ilmuwan, meski meneliti begitu banyak bukti dan teori yang tepat, namun saat menemui pandangan yang bertentangan dengan teori evolusi, siapa pun tidak berani mengemukakannya.

Padahal eksistensi manusia prasejarah yang memiliki peradaban sangat tinggi sudah ditunjukkan dalam penemuan-penemuan arkeologis selama ini. Sebagai contoh, penemuan tambang reaktor nuklir yang diperkirakan berusia 2 miliar tahun lalu di Republik Gabon, Afrika, yang lebih canggih dari pertambangan reaktor nulir zaman sekarang.

Baca juga: Ternyata Alien Benar-benar Ada, Tapi Disembunyikan dari Mata Dunia

Related

Science 141274980630542234

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item