Perjalanan Hidup Kim Ki-duk, Sutradara Film Horor Kontroversial

Perjalanan Hidup Kim Ki-duk, Sutradara Film Horor Kontroversial

Naviri Magazine - Bagi sebagian besar orang, Korea Selatan identik dengan boyband dan girlband berwajah manis, film-film drama yang menawan, pendeknya hal-hal indah yang asyik ditonton. Namun kesan itu seperti “dirusak” oleh Kim Ki-duk, sutradara film yang menghadirkan film-film brutal dengan aroma darah yang selalu berceceran.

Siapa sebenarnya Kim Ki-duk?

Kim Ki-duk lahir pada 20 Desember 1960 di Fenghua, Korea Selatan. Masa remaja Ki-duk dihabiskannya dengan bekerja di pabrik di daerah Cheonggyecheon. Ki-duk sempat mengenyam sekolah teknik pertanian. Namun ia keluar (kala masih setingkat SMP).

Kemudian, di usia 20, Ki-duk masuk korps angkatan laut sebagai relawan. Ia kemudian mendaftar di Asosiasi Seminar Teologi. Namun karena lebih tertarik dengan dunia seni lukis, Ki-duk berangkat ke Perancis. Di Perancis, Ki-duk menjadi gelandangan sebagai pelukis jalanan, dari tahun ’90 sampai ’92. Di masa itu, ia menjual lukisannya untuk bertahan hidup.

Tahun ’92, Ki-duk memutuskan untuk menjadi sutradara usai menonton film The Silence of Lambs (Jonathan Demme) dan Les Amants du Pont-Neuf a.k.a The Lovers on the Bridge (Leos Carax).

Tahun ’96, ia merilis film debutnya, Crododile. Film ini menuai banyak kontroversi di Korea. Mulai dari kalangan kritikus film sampai kelompok feminis Korea. Kritikus film mengungkapkan bahwa Crocodile memiliki banyak plot hole di sana-sini. Sementara kelompok feminis menyatakan film ini misoginis, dan cenderung membiarkan kekerasan fisik dan seksual terhadap perempuan.

Tahun 2000 dan 2001, film Ki-duk, The Isle (Seom) dan Adresse Unknown (Suchwiin bulmyeong), berturut-turut terpilih untuk Venice Film Festival. Film ini menjadi tiket Ki-duk ke film internasional.

Tahun 2002, The Coast Guard (Hae anseon) menjadi film pembuka di Pusan International Award. Setahun kemudian, ia merilis film yang teramat kental dengan Zen Buddhism (banyak mengambil referensi dari Why Has Bodhi-Dharma Left for the East?) dan menjadi filmnya yang paling digemari di Amerika.

Spring, Summer, Fall, Winter, and Spring menyentak para penikmat dan pengamat film Ki-duk. Ki-duk masuk ke periode karya yang baru menurut mereka. Film Ki-duk yang tidak lagi brutal dan kejam.

Tahun 2004, Samaritan Girl (Samaria) memenangkan Silver Bear Best Director. Di tahun yang sama, ia juga memenangkan Penghargaan Sutradara Terbaik di Venice Film Festival, dengan film yang berbeda, 3-Iron (Bin-jip). Hal itu makin memantapkan namanya di jajaran sutradara terkenal dunia.

Tahun 2008, Ki-duk mengasingkan diri di pedesaan Gangwon-do. Diduga karena kecelakaan teknis yang menimpa aktrisnya semasa syuting film Dream. Lee Na-young hampir meninggal saat memerankan adegan gantung diri di film Dream.

Tahun 2011, setelah hampir 4 tahun vakum, Ki-duk merilis film otobiografinya, Arirang, dan menang Cannes Film Festival ke-64 kategori Un Certain Regard. Tahun 2012, film Pieta memenangkan Golden Lion sebagai film terbaik di Venice Film Festival ke-69. Lengkap sudah penghargaan Ki-duk dari 3 festival film terbesar: Venice, Cannes, dan Berlin. Ia menjadi yang pertama di Korea yang mendapatkan semua penghargaan itu.

Baca juga: Ini 10 Film Horor Indonesia yang Bikin Merinding dan Ketakutan

Related

Figures 5802174792627598889

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item