Kisah Hidup, Perang, dan Pemikiran Adolf Hitler (Bagian 2)

Kisah Hidup, Perang, dan Pemikiran Adolf Hitler

Naviri Magazine - Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya (Kisah Hidup, Perang, dan Pemikiran Adolf Hitler - Bagian 1). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dan urutan lebih lengkap, sebaiknya bacalah uraian sebelumnya terlebih dulu.

Ia melansir konsep eugenetika yang menjadi dasar pijakan pandangan evolusionis Nazi. Eugenetika berarti ‘perbaikan’ ras manusia dengan membuang orang-orang berpenyakit dan cacat, serta memperbanyak individu sehat. Sehingga, menurut teori itu, ras manusia bisa diperbaiki dengan meniru cara hewan berkualitas baik dihasilkan melalui perkawinan hewan yang sehat. Sedangkan hewan cacat dan berpenyakit dimusnahkan.

Tak lama setelah berkuasa, Hitler menerapkan teori itu dengan tangan besi. Orang-orang lemah mental, cacat, dan berpenyakit keturunan, dikumpulkan dalam ‘pusat sterilisasi’ khusus. Karena dianggap parasit yang mengancam kemurnian rakyat Jerman dan menghambat kemajuan evolusi, atas perintah rahasianya, dalam waktu singkat mereka semua dibabat habis.

Masih dalam euforia teori evolusi dan eugenetika, Nazi mengimbau muda-mudi berambut pirang dan bermata biru, yang diyakini mewakili ras murni Jerman, agar berhubungan seks tanpa harus menikah. Pada 1935, Hitler memerintahkan didirikannya ladang-ladang khusus reproduksi manusia. Di dalamnya tinggal para wanita muda yang memiliki ras Arya.

Para perwira SS (Schutzstaffel) sering mampir ke sana untuk mesum dengan dalih eugenetika. Para bayi yang lahir kemudian disiapkan menjadi prajurit masa depan ‘Imperium Jerman’.

Menurut Charles Darwin, karena ukuran tengkorak manusia membesar saat menaiki tangga evolusi, maka di seluruh Jerman dilakukan pengukuran untuk membuktikan tengkorak bangsa Jerman lebih besar dari ras lain. Mereka yang tak sebesar ukuran resmi, begitu pun yang gigi, mata, dan rambutnya di luar kriteria evolusionis, langsung dihabisi.

Perang Dunia II dan kejatuhan 

Pada September 1939, Hitler menyerang Polandia dengan serangan taktik blitzkrieg (serangan darat, udara, secara kilat), dan mencapai kejayaan yang mengejutkan musuh dan jenderalnya sendiri. Serangan terhadap Polandia menyebabkan musuh-musuhnya, Inggris dan Perancis, menyatakan perang terhadap Jerman, dan dengan itu dimulailah Perang Dunia II.

Pada masa Perang Dunia II, pihak Inggris dipimpin oleh Sir Winston Churchill, yang menggantikan Arthur Neville Chamberlain yang jatuh akibat skandal serbuan Nazi ke Polandia 1939. Perancis yang dipimpin oleh Jendral Gamelin, yang saat itu ditunjuk sebagai komando tertinggi sekutu, gagal menahan serangan kilat Jerman ke Belgia dan Perancis.

Perancis akhirnya dipimpin oleh Jenderal Charles de Gaulle, yang memimpin pasukan perlawanan Perancis pada masa pemerintahan Vichy, serta bantuan Amerika Serikat yang dipimpin Jendral Eisenhower sebagai panglima mandala di Eropa, meskipun sebelumnya Amerika Serikat enggan terlibat pada perang yang sebelumnya dianggap perang Eropa itu.

Setelah lama berperang dan mengalami kekalahan di setiap medan pertempuran, Hitler menyadari bahwa kekalahan sudah tidak dapat dielakkan. Awal kekalahan Hitler adalah saat menggempur Kota Kursk, Uni Soviet, dengan Operasi Citadel.

Kekuatan Jerman terdiri dari 800.000 infanteri, 2.700 tank lapis baja, 2.000 pesawat tempur, dan dipimpin oleh Jenderal Erich Von Manstein dan Jenderal Walther Models. Sedangkan kekuatan Uni Soviet terdiri dari 1.300.000 infanteri, 3.600 tank, dan 2.400 pesawat tempur.

Rencana serangan ini telah diketahui secara detail oleh intelejen Uni Soviet yang berada di Switzerland. Stalin pun langsung memerintahkan tentaranya untuk membangun pertahanan kuat di kawasan Kursk. Di pertempuran inilah banyak sekali tank andalan Jerman dan Uni Soviet hancur, di antaranya Tank Tiger, Panther, Elefant (Jerman) dan Tank T-34, SU-152, dan KV-1.

Jerman pun kalah dan mengalami pukulan mematikan di Stalingrad serta serangan pukulan sekutu di Normandia. Hingga akhirnya kejatuhan Berlin, setelah Pertempuran Berlin dengan front gabungan Soviet.

Hitler, yang menyadari kejatuhannya sudah dekat, kemudian mengawini wanita simpanannya, Eva Braun, lalu bunuh diri bersama-sama pada 30 April 1945. Jasadnya dibakar agar tidak jatuh ke tangan musuh.

Baca juga: Tak Terduga, Ternyata Albert Einstein Diduga Menderita Autis

Related

History 1950339713162327948

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item