Membeli Mobil Mahal Secara Tunai, demi Jaga Gengsi

 Membeli Mobil Mahal Secara Tunai, demi Jaga Gengsi

Naviri Magazine - Budaya warga China sangat menghargai simbol kemewahan dan kesuksesan. Sudut pandang ini juga dicerminkan dari cara konsumen saat membeli mobil baru, ternyata 85 persen di antara mereka memilih bayar tunai.

Tapi, seiring berjalannya waktu dan generasi, dan sudut pandang, budaya ini mulai luntur. Warga yang berusia 20 sampai 30 tahunan mulai melirik lembaga pembiayaan untuk membeli mobil. Dengan mulai berubahnya kebiasaan ini, para produsen mobil bisa menemukan cara mempertahankan keuntungan di pasar yang sangat kompetitif.

Melalui skema pembayaran kredit, para pabrikan bisa menerima uang langsung dari lembaga pembiayaan. Sehingga keuntungan bisa lebih terjaga.

Anak muda

Kini, banyak anak muda generasi baru sudah mau membeli produk mahal seperti mobil dengan cara mencicil. Kebiasaan yang 15 tahun lalu masih sangat jarang terdengar di China. Kebiasaan ini juga yang mematikan unit bisnis merek-merek mobil ternama di dunia, ketika masuk ke pasar mobil terbesar di dunia ini.

Grace Mi, 27, akuntan di Beijing, tidak punya uang yang cukup untuk punya mobil impiannya, Nissan Sylphy, yang dibanderol sekitar 150.000 yuan (Rp 291,7 juta). Untuk mewujudkan mimpinya, Mi kemudian menabung sebagian gajinya untuk uang muka dan meminjam.

"Saya tidak mau mengambil satu sen pun dari orang tua saya yang sudah pensiun. Saya juga tidak harus menunggu bertahun-tahun untuk punya mobil," jelas Mi.

Mi harus mencicil 2.500 yuan atau seperempat gaji bulanan untuk membayar cicilan Sylphy. Selama cicilan masih terjangkau, Mi mengaku tidak merasa berat untuk rutin membayar tagihan bulanan. "Profesi akuntan dibutuhkan di mana saja, jadi saya tidak khawatir akan kehilangan pekerjaan. Saya tidak berpikir saya terbebani cicilan mobil," lanjut Mi.

Bergeser

Sekitar 70 persen pembeli mobil di Amerika Serikat dan negara berkembang lainnya memilih kredit, menurut lembaga pembiayaan Deloitte. Ford Motor Company mengaku hampir seperempat keuntungan perusahaan disumbang dari divisi pembiayaan, sementara General Motors mengaku mendapat 12 persen.

"Pasar China masih kental akan budaya membayar tunai, tapi sekarang sudah mulai bergeser ke kredit. Secara demografi dan fenomena generasi baru, orang-orang yang biasanya kredit adalah pembeli muda," beber John Lawler, Kepala Operasional Ford di China.

Baca juga: Tak Lama Lagi, Mobil-mobil di AS Tidak Boleh Pakai Spion

Related

World's Fact 3353144629398244732

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item