Misteri Tulisan Alien dari Zaman Kuno yang Sangat Membingungkan

Misteri Tulisan Alien dari Zaman Kuno yang Sangat Membingungkan

Naviri Magazine - Manusia mengenal berbagai aksara, dari zaman dulu sampai sekarang. Meski sebagian aksara itu tampak asing dan membingungkan, namun sejauh ini para ilmuwan sudah memahami aksara-aksara tersebut, setidaknya bisa memetakan kapan aksara itu mulai dikenal manusia.

Meski begitu, ada aksara yang sangat aneh yang ditemukan—sebegitu aneh, hingga para ilmuwan menyebut aksara itu sebagai tulisan alien, karena tidak dikenal dalam peradaban manusia.

Tulisan aneh itu terdapat dalam naskah dari akhir Abad Pertengahan, yang kini tersimpan di perpustakaan buku-buku langka di Yale University. Naskah itu ditulis rapat, namun cermat, dilengkapi ilustrasi berwarna—dari bunga bermahkota besar yang tak serupa dengan tanaman apapun di Bumi, sampai gambaran kosmologi dan astrologi.

Ada lagi gambar aneh seperti perempuan-perempuan telanjang, dengan perut besar, berada dalam benda mirip tong, atau seperti sedang mandi dalam wadah mirip kolam kecil. Entah apa maksudnya.

Namun, yang paling aneh dari naskah ini adalah, tak ada seorang pun yang bisa memastikan, apa sebenarnya isinya. Huruf yang tertera di dalamnya adalah aksara `alien' yang membingungkan para ahli kriptologi, sejawaran, dan para pecinta buku selama berabad-abad. Tak ayal, Manuskrip Voynich—namanya—dinobatkan sebagai buku paling misterius di muka Bumi.

Sejarah mencatat, buku itu diserahkan oleh para Yesuit Italia dari Villa Mondragone kepada Wilfrid Voynich, seorang pedagang buku antik di awal abad ke-20, untuk membiayai renovasi lembaga pendidikan mereka. Kala itu pun tak ada yang memahami maksud buku tersebut.

Voynich menerima daftar pemilik manuskrip itu, yang mengesankan dari abad ke-17. Ini salah satunya, "Naskah kuno itu milik Kaisar Jerman, Rudolph II (1576-1612), yang membelinya seharga 600 dukat emas, dan meyakini itu adalah karya Roger Bacon. Diduga, Kaisar mendapatkannya dari peramal Inggris, John Dee (1527-1608). Dee diyakini memiliki sejumlah manuskrip karya Bacon yang lain."

Buku itu berada dalam kepemilikan Voynich dari tahun 1912-1969, sebelum ditambahkan pada koleksi Yale University. Dari ilustrasinya, para ilmuwan menduga manuskrip tersebut terdiri dari sejumlah bab: botani, astrologi, medis, biologi, kosmologi, juga farmasi.

Namun, seberapa keras mereka menerjemahkan artinya, khususnya tentang keberadaan para perempuan tanpa busana, isinya masih misteri hingga saat ini.

Bahkan, ada orang yang menduganya tipuan belaka alias hoax, dengan menuding buku itu buatan Voynich sendiri. Namun, Dr Marcelo Montemurro dari University of Manchester, dan Dr Damian Zanett dari Centro Atomico Bariloche e Instituto Balseiro, Argentina, yang mempelajari manuskrip tersebut secara luas, menepis klaim tersebut.

"Jaringan semantik yang kami dapatkan dengan jelas menunjukkan kata-kata yang berkaitan cenderung memiliki kesamaan struktur," menurut dua ilmuwan tersebut, seperti dimuat Oddity Central.

"Tak mungkin fitur tersebut dimasukkan dalam teks untuk membuat sebuah tipuan menjadi lebih realistis." Apalagi pengetahuan akademik terkait struktur tersebut belum ada di masa manuskrip Voynich dibuat.

"Buku ini mengandung 17 ribu glyph (ukiran), yang dipisahkan jarak sempit," kata mereka. Kedua peneliti sejauh ini mampu membedakan 20-30 bentuk torehan.

Berkat internet, ada ribuan orang di dunia kini berusaha memecahkan manuskrip Voynich, memahaminya, dan saling mendiskusikannya. Namun, sejauh ini belum ada klaim yang bisa diyakini kebenaraannya. "Pasti ada kisah di balik manuskrip itu, yang mungkin tak pernah kita ketahui," kata Dr Montemurro.

Manuskrip Nabi

Salah satu klaim yang menyebar luas diungkap Desember 2011 lalu. Seorang pebisnis dari Finlandia, Viekko Latvala, mengaku memecahkan kode dan menguak rahasia dalam manuskrip paling misterius di dunia itu.

Koleganya, Ari Ketola, mengatakan, karakter dalam manuskrip bisa dibedakan sebagai "gelombang sonik dan suku kata vokal".

Buku itu, klaim Latvala, adalah campuran dari Bahasa Spanyol dan Italia, ditambah bahasa penulisnya—dialek Babilonia langka yang diucapkan di wilayah kecil di Asia. Penulisnya menciptakan huruf dan kosa katanya sendiri untuk menuliskannya.

"Buku tersebut adalah karya hidup dan sebuah publikasi ilmiah dari obat yang mungkin masih berguna pada hari ini," kata Ketola, seperti dikutip dari Fox News. "Penulisnya adalah ahli tanaman, farmasi, astrologi, dan astronomi. Buku itu juga mengandung ramalan tentang apa yang terjadi beberapa dekade bahkan ratusan tahun dari saat buku itu dibuat."

Atau dengan kata lain, manuskrip Voynich berisi kitab herbologi, yang digunakan penulisnya untuk melacak tanaman, dan menggunakannya untuk kepentingan sains maupun medis. Juga ramalan.

Latvala juga memiliki terjemahan tanaman 16152—salah satu yang ada dalam buku itu—yang menurutnya saat ini masih tumbuh di wilayah Ethiopia.

Nama tanaman itu adalah "Jantung Api", memiliki tinggi 10 cm, dan membuat kulit cantik jika dibuat sebagai salep. Minyak dari umbinya bisa menghilangkan keriput. Juga sebagai antibiotik untuk mencegah radang di ginjal dan kepala.

Bagaimana bisa Latvala, yang seorang pebisnis, memecahkah misteri yang tak bisa diungkap ahli kriptologi terbaik di dunia? Kata dia, kuncinya ada pada Tuhan.

"Latvala mengatakan, tak ada 'manusia normal' yang bisa memecahkannya, karena ini adalah bahasa kenabian," kata Ketola. Dia menambahkan, Latvala adalah orang dengan anugerah itu, yang hanya ada satu dalam jangka waktu ribuan tahun.


Related

World's Fact 5748946079307896622

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item