Sejarah Film Perang, dari Era Hitam Putih Sampai Film Warna

Sejarah Film Perang, dari Era Hitam Putih Sampai Film Warna

Naviri Magazine - Melalui kisah-kisah asmara, kerajaan, serta pembalasan dendam di negeri jauh pada masa lampau, film epik merupakan tontonan mewah berlatar megah dengan bintang-bintang dan anggaran yang tak kalah besarnya. Genre film ini kali pertama muncul di Italia pada era film bisu. Biasanya menceritakan perang dan intrik Romawi Kuno.

Sebagai film bisu berdurasi 15 menit termahal yang pernah dibuat pada 1907, Ben Hur (1925) memuat adegan berwarna, pertempuran laut, dan balapan liar ksatria bersandal, serta balapan kereta kuda yang spektakuler.

Ben Hur versi 1959 dibintangi Charlton Heston sebagai pahlawan legendaris. Dia saudagar kaya bedarah Yahudi yang dikhianati temannya. Setelah seluruh anggota keluarganya dibunuh, dia dijual sebagai budak. William Wyler sebagai sutradara berhasil dengan baik memvisualisasi novel Ben Hur: A Tale of the Christ (1880) karya Lewis Wallace, sehingga menyabet sebelas Academy Awards.

Membuat Ben Hur memerlukan 300 perangkat yang ditaruh di tempat-tempat seluas 340 acre (1,4 km2). Biaya produksinya sebesar $15 juta, merupakan pertaruhan MGM untuk menyelamatkan diri dari kebangkrutan. Untung-untungan itu terlunasi ketika film ini meraup total $75 juta. Ben Hur menyelamatkan MGM dari gulung tikar. Pada 2003, Ben Hur dibuat versi animasi dan miniseri televisi pada 2010.

Keberhasilan MGM mendorong 20th Century Fox membuat epik drama monumental, Cleopatra (1963), yang dibintangi Elizabeth Taylor. Film besutan Joseph L. Mankiewicz ini memakai ribuan pemain.

Film ini tak popular dan hanya membuat 20th Century Fox bangkrut karena biaya awal yang dianggarkan sebesar $2 juta membengkak menjadi $44 juta. “Film ini sekaligus mengakhiri epik pedang dan sandal,” tulis Mark Wilshin dalam bukunya.

“Belum lama ini, pejuang-pejuang berpakaian tunik berjuang untuk kembali ke layar perak dengan film seperti Gladiator (2000), dan film yang mengangkat perang besar antara Yunani dan Troya, yaitu Troy (2004).”

Sementara itu, sinema perang muncul berdasarkan Perang Saudara Amerika (1861-1865) antara orang-orang Yankee (Amerika Serikat) dari Utara dan Dixie (Konfederasi Amerika) di Selatan. Film The Birth of a Nation (1915) dibuat dengan anggaran lebih dari $10 juta, merupakan film bisu berpenghasilan tertinggi.

Film garapan D.W. Griffith ini menuai kontroversi karena cerita rasis tentang Ku Klux Klan yang membebaskan orang-orang Selatan dari Yankee yang jahat telah mendorong bangkitnya kembali Klan tersebut. Di beberapa kota, film ini dilarang, dan untuk kali pertama diputar di Gedung Putih. Karena dianggap rasis, Griffith, kemudian membuat film tentang prasangka manusia, Intolerance (1916).

Babak selanjutnya dari film perang diangkat dari sejarah Perang Dunia I dan II. Perang Dunia I sarat kematian dalam skala besar, seperti prajurit yang kelaparan di parit berlumpur, berhadapan dengan hujan peluru di tanah tak bertuan.

Dengan menampilkan adegan tentara mati yang sangat menghantui, film J’accuse! (1919) karya Abel Gance merupakan film antiperang pertama. Film ini menggunakan cuplikan dokumentasi nyata dari medan pertempuran Prancis, untuk menggambarkan kengerian perang.

Demikian pula dengan The Four Horsemen of the Apocalypse (1921), yang menggambarkan kekonyolan perang, di mana seorang Prancis berhadapan dengan saudara iparnya yang berkebangsaan Jerman di medan perang.

Juga, film All Quiet on the Western Front (1930), yang diadaptasi dari novel antiperang terkenal karya E.M. Remarque, menggambarkan ketakutan dan kekecewaan seorang prajurit Jerman tentang keterbuangan kehidupan manusia oleh perang.

Tragedi dan kesia-siaan perang ditinjau kembali pada 1930-an, ketika Perang Dunia II menyeruak. G.W. Pabst menyerukan toleransi dalam film antiperangnya yang suram, Westfront 18 (1930). Sementara film Renoir, La Grande Illusion (1937), menentang ilusi bahwa perang menuntaskan segala masalah.

Selebihnya, film-film Perang Dunia II menampilkan peperangan di darat, laut, dan udara. Selain itu, kategori film perang lainnya antara lain pendudukan dan perlawanan, cobaan perang, Nazisme dan Holocaust, perang Vietnam, dan perang modern.

Baca juga: Sherlock Holmes Muncul di Teve dengan Tampilan Jauh Berbeda

Related

Film 6074452780145849272

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item