Ini Penyebab Banyak Pengemis Meminta-minta di Hari Kamis

Ini Penyebab Banyak Pengemis Meminta-minta di Hari Kamis

Naviri Magazine - Mengapa banyak pengemis meminta-minta di hari Kamis? “Tradisi” itu berawal pada masa Paku Buwono X memerintah Kerajaan Surakarta Hadiningrat. Pada masa itu, para raja sangat dermawan pada rakyatnya, dan suka membagi-bagikan sedekah untuk kaum miskin, terutama menjelang hari Jum’at atau Kamis sore.

Paku Buwono X memiliki kebiasaan keluar dari istananya pada Kamis sore, untuk melihat-lihat keadaan rakyatnya. Bersama para pengawalnya, Paku Buwono X akan berjalan kaki dari depan istana, lalu menuju Masjid Agung Surakarta.

Perjalanan itu melewati alun-alun lor (alun-alun utara), dan di sana biasanya para rakyat akan berjejer rapi di kanan kiri jalan sembari menundukkan kepala, sebagai bentuk penghormatan terhadap raja mereka.

Pada waktu itulah, Paku Buwono X menjadikan kesempatan tersebut untuk membagi-bagikan berkah kepada rakyatnya, dalam bentuk pemberian uang. Uang itu diberikan langsung kepada masing-masing rakyat, tanpa ada yang terlewat. Pemberian berkah atau sedekah itu pun sangat disukai rakyat Surakarta waktu itu, khususnya orang-orang yang tidak mampu.

Seiring berjalannya waktu, tradisi itu terus dilakukan, hingga muncul istilah “Ngemis”, yang merupakan kata ganti untuk “mengharap berkah di hari Kamis”. Dalam tradisi lisan, orang Jawa menyebut “Kamis” dengan “Kemis” (perhatikan perbedaan huruf “a” dan “e”). Seiring dengan itu, pelaku “Ngemis” pun disebut “Pengemis” yang diartikan “Pengguna/pengharap berkah di hari Kamis”.

Akhirnya, sebagian orang, sampai sekarang, menjadikan hari Kamis sebagai waktu untuk meminta-minta sedekah.

Yang masih jadi masalah menyangkut “pengemis” adalah kata ini telah masuk sebagai kosa kata bahasa Indonesia. Kata “emis” tidak dikenal dalam bahasa Indonesia, karena “pengemis” memang berasal dari kata “kemis” (hari Kemis).

Padahal, kosa kata Indonesia juga tidak mengenal hari Kemis, sehingga jika “memaksakan diri” menggunakan kata tersebut, yang benar adalah “pengamis”—dari kata Kamis.

Karena itulah kemudian istilah “peminta-minta” mulai diperkenalkan, dengan tujuan untuk mengganti kata “pengemis” yang tidak “Indonesiawi”. Hanya saja, kata pengemis masih lebih populer dibanding peminta-minta.

Related

World's Fact 2776226609656996366

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item