Kehancuran Pompeii dan Azab untuk Kaum Nabi Luth (Bagian 1)

Kehancuran Pompeii dan Azab untuk Kaum Nabi Luth

Naviri Magazine - Pompeii adalah kota zaman Romawi kuno yang telah menjadi puing, letaknya dekat kota Napoli, dan sekarang berada di wilayah Campania, Italia. Pompeii hancur oleh letusan gunung Vesuvius pada 79 Masehi.

Debu letusan gunung Vesuvius menimbun kota Pompeii dengan segala isinya, sedalam beberapa kaki, menyebabkan kota ini hilang selama 1.600 tahun sebelum ditemukan kembali secara tidak sengaja.

Semenjak itu, penggalian kembali kota ini memberikan pemandangan yang luar biasa terinci mengenai kehidupan sebuah kota di puncak kejayaan Kekaisaran Romawi. Saat ini, Pompeii merupakan salah satu Situs Warisan Dunia UNESCO.

Lokasi

Pompeii terletak pada koordinat 40° 45' 2? LU, 14° 29' 23? BT, sebelah tenggara kota Napoli, dekat kota modern Pompei saat ini. Kota ini berdiri di lokasi yang terbentuk dari aliran lava ke arah utara di hilir Sungai Sarno (zaman dulu bernama "Sarnus"). Saat ini, daratan tersebut agak jauh letaknya di daratan, namun dulu merupakan daerah yang dekat dengan pantai.

Pada abad pertama Masehi, Pompeii hanyalah salah satu dari sekian kota yang berlokasi di sekitar kaki Gunung Vesuvius. Wilayah ini cukup besar jumlah penduduknya, yang makmur karena daerah pertaniannya subur. Beberapa kelompok kota kecil di sekitar Pompeii, seperti Herculaneum, juga menderita kerusakan atau kehancuran oleh tragedi letusan Vesuvius.

Vesuvius mengubur kota Pompeii

Para penduduk Pompeii, seperti mereka yang hidup di daerah itu sekarang, telah lama terbiasa dengan getaran kecil. Namun, pada 5 Februari 62, terjadi gempa bumi hebat, yang menimbulkan kerusakan cukup besar di sekitar teluk itu, dan khususnya terhadap Pompeii.

Sebagian kerusakan itu masih belum diperbaiki ketika gunung berapi itu meletus. Namun, ini mungkin merupakan gempa tektonik daripada gempa yang disebabkan oleh meningkatnya magma yang terdapat di dalam gunung berapi.

Sebuah gempa lain, yang lebih ringan, terjadi pada 64, dan peristiwa ini dicatat oleh Suetonius dalam biografinya tentang Nero, dalam De Vita Caesarum, juga oleh Tacitus dalam Buku XV dari Annales, karena hal ini terjadi ketika Nero berada di Napoli dan tampil dalam sebuah pertunjukan untuk pertama kalinya di sebuah panggung umum.

Suetonius mencatat bahwa kaisar tidak mempedulikan gempa itu, dan terus bernyanyi hingga selesai lagunya, sementara Tacitus mencatat bahwa teater itu runtuh setelah orang-orang di dalamnya dievakuasi.

Penulis lain, Plinius Muda, menulis bahwa getaran bumi itu "tidak begitu menakutkan, karena sering terjadi di Campania".

Pada awal Agustus tahun 79, mata air dan sumur-sumur mengering. Getaran-getaran gempa ringan mulai terjadi pada 20 Agustus 79, dan semakin sering pada empat hari berikutnya. Namun, peringatan-peringatan itu tidak disadari orang, dan pada sore hari tanggal 24 Agustus, sebuah letusan gunung berapi yang mematikan terjadi.

Ledakan itu merusakkan wilayah tersebut, mengubur Pompeii dan daerah-daerah pemukiman lainnya. Kebetulan, tanggal itu bertepatan dengan Vulcanalia, perayaan dewa api Romawi.

Lenyap selama 16 abad

Lapisan debu tebal menutupi dua buah kota yang lokasinya dekat kaki gunung Vesuvius, sehingga kedua kota ini hilang dan terlupakan. Kemudian, kota Herculaneum ditemukan kembali pada 1738, dan Pompeii pada 1748. Kedua kota ini digali kembali dari lapisan debu tebal, dengan membebaskan semua bangunan dan lukisan dinding yang masih utuh.

Sebenarnya, kota ini telah ditemukan kembali pada 1599 oleh seorang arsitek bernama Fontana, yang menggali sebuah jalan baru untuk sungai Sarno. Namun, membutuhkan lebih dari 150 tahun kemudian, barulah sebuah upaya/kampanye serius dilakukan untuk membebaskan kota ini dari timbunan tanah.

Raja Charles VII dari Sisilia sangat tertarik dengan temuan-temuan ini, bahkan hingga ia diangkat menjadi raja Spanyol. Giuseppe Fiorelli mengambil tanggung jawab ekskavasi pada 1860. Hingga saat itu, Pompeii dan Herculaneum dianggap telah hilang selamanya.

Di kemudian hari, Giuseppe Fiorelli adalah orang yang menyarankan penggunaan teknik injeksi plester terhadap ruangan kosong dalam tubuh korban Vesuvius yang sudah hancur, untuk membentuk kembali permukaan tubuh mereka secara sempurna.

Ada teori tanpa bukti yang menyatakan bahwa Fontana menemukan beberapa fresko erotis selama penggalian yang dilakukannya. Namun, karena norma-norma kesopanan yang amat kuat saat itu, ia mengubur fresko-fresko itu kembali. Hal ini diperkuat oleh laporan-laporan penggalian oleh tim lain sesudahnya, yang menyatakan bahwa daerah galian tersebut menunjukkan suasana pernah digali dan dikuburkan kembali.

Forum (bangunan untuk keperluan sosial), pemandian, beberapa rumah/gedung, dan sejumlah villa, telah dapat diselamatkan dengan baik. Sebuah hotel (dengan luas 1.000 meter persegi) ditemukan dekat lokasi kota. Hotel ini lalu dinamakan "Grand Hotel Murecine".

Baca lanjutannya: Kehancuran Pompeii dan Azab untuk Kaum Nabi Luth (Bagian 2)

Related

Mistery 1496050688699234921

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item