Bisakah Kita Menghapus Jejak Digital Kita di Dunia Maya?

Bisakah Kita Menghapus Jejak Digital Kita di Dunia Maya?

Naviri Magazine - Setiap kali kita mengakses internet atau memasuki dunia maya, setiap kali pula kita akan meninggalkan jejak digital di dalamnya. Jejak-jejak itu tidak terlihat oleh kita, namun ia ada. Dan jejak-jejak itu umumnya sulit dihapus.

Jejak digital punya dua sisi. Ia sukses membuat layanan-layanan internet jadi lebih personal. Sesuai dengan kepribadian seorang pengguna. Di sisi lain, jejak digital punya dampak buruk. Misalnya digunakan untuk tujuan-tujuan politis, seperti yang dilakukan Cambridge Analytica, yang memanfaatkan jejak digital pengguna Facebook memenangkan Donald Trump.

Direktur eksekutif National Cyber Security Alliance, Michael Kaiser, mengatakan jejak digital “berada dalam bentuk yang kecil, hingga seringkali pengguna tak menganggapnya sebagai masalah. Namun, jika diakumulasikan, jejak digital bisa sangat memusingkan tatkala hilang atau dicuri.”

Hampir segala kegiatan manusia kini berhubungan dengan internet. Alex Manfrediz, analis IDC, mengatakan “tak ada jalan yang sebenar-benarnya hilang dari jejak digital, kecuali Anda seorang pertapa.”

Benarkah demikian?

Technical Consultant PT Prosperita ESET Indonesia, Yudhi Kukuh, mengatakan jejak digital bisa dihapus. Kuncinya ada di handphone atau smartphone yang digunakan penggunanya. “Privasi kita ada di handphone. Ke mana-mana bawa dia. Ini kunci tracking,” terang Yudhi.

Menurutnya, pengguna internet yang ingin menghilangkan jejak digital, hal pertama yang harus dilakukan ialah jangan mengkoneksikan smartphone lama dengan akun layanan yang digunakan, misalnya Google Account.

Selain smartphone, menurut Yudhi, yang mesti diperhatikan untuk menghapus jejak digital ialah e-mail. Dalam dunia digital, e-mail ialah kunci memasuki layanan-layanan yang tersedia. Tatkala e-mail sukses diambil alih penjahat maya, segala tindak-tanduk penggunanya bisa mudah diketahui. Menghapus jejak digital artinya mengamankan e-mail yang digunakan untuk mendaftar di layanan internet.

Robb Lewis, penggagas Justdelete.me, situsweb yang menyampaikan layanan internet mana saja yang mudah/sedang/susah menghapus data para penggunanya, sebagaimana termuat dalam The Sydney Morning Herald, mengatakan manusia yang memiliki jejak digital “secara mendasar, tak bisa menghapus hal tersebut.” Menurutnya, pengguna internet hanya mampu untuk “menonaktifkan.”

Pada Justdelete.me ada banyak layanan internet yang disurvei tingkat kesusahan penghapusan data. Facebook diberi simbol “kuning” oleh situsweb itu, yang berarti “sedang.” Ini terjadi lantaran saat pengguna menghapus akun Facebook, perpesanan yang pernah dikirim masih disimpan media sosial bikinan Mark Zuckerberg itu.

Evernote, aplikasi dokumen populer, diberi simbol “hitam.” Artinya, seseorang yang telanjur memiliki akun di Evernote tak memiliki kesempatan untuk menghapus apa yang telah mereka berikan di layanan itu. YouTube pun sama, Justdelete.me memberikan label “hitam.” Seseorang tak dapat menghapus jejaknya di YouTube kecuali orang itu juga menghapus akun Google yang terkoneksi.

Penulis Wired, Lily Hay Newman, memberikan beberapa tips menghapus jejak digital. Pertama, perangkat elektronik, semisal smartphone, mesti dibereskan. Khususnya perangkat-perangkat lama, yang lawas tetapi masih menyimpan data-data digital.

“Hancurkan CD lawas, HDD, HDD eksternal [...] pikirkanlah komputer yang sudah tak terpakai, konsol gim, peralatan smarthome. Cadangkan data yang diinginkan, lalu hancurkanlah,” tulis Newman.

Selepas mengurus perangkat lama, Newman lantas menyebut perangkat yang baru digunakan mesti diperhatikan dan dijaga keamanan akses datanya. Newman mengatakan, pengguna internet yang ingin menghapus jejak digitalnya harus melihat lebih dalam pada layanan internet atau cloud yang mereka gunakan, lantas hapus pada data yang tidak diinginkan, seperti di e-mail.

Abby Ohlheiser dari Washington Post, merujuk Bradley Shear, pengacara yang berfokus pada masalah media sosial dan privasi, mengatakan menghapus jejak digital sangat sulit. Salah satu cara yang bisa diperbuat ialah melahirkan informasi alternatif di internet. Informasi alternatif ialah memberikan informasi yang bukan sebenarnya pada layanan-layanan internet yang digunakan.

“Jangan pernah memberikan tanggal lahir yang sebenarnya,” kata Shear. “Selalu gunakan tanggal lahir palsu,” tambahnya. “Sediakan fakta alternatif lain sebanyak-banyaknya,” tambah Shear.

Dengan melahirkan informasi alternatif, layanan internet yang memiliki jejak digital tak akan tahu siapa diri Anda. Langkah ini memang bisa jadi alternatif dibandingkan berusaha susah payah menghapus jejak digital.

Namun, bersikap selalu hati-hati dalam urusan berinternet, dan menjaga perangkat gadget yang kita miliki dengan banyak menggali informasi keamanan, bisa jadi pilihan bijak.

Related

Technology 6121273460473325152

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item