Monsanto, Perusahaan Paling Kontroversial di Dunia (Bagian 2)

Monsanto, Perusahaan Paling Kontroversial di Dunia

Naviri Magazine - Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya (Monsanto, Perusahaan Paling Kontroversial di Dunia - Bagian 1). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dan urutan lebih lengkap, sebaiknya bacalah uraian sebelumnya terlebih dulu.

Tahun 1970, Cyclamate, bahan pemanis buatan rendah kalori yang menguasai pasaran industri, ditarik dari peredaran setelah ditemukan kaitannya dengan penyakit kanker. Kekhawatiran juga merebak pada keamanan produk saccharin, satu-satunya bahan gula buatan yang masih beredar di pasar.

Pada 18 Desember 1970, para eksekutif Searle Company menerapkan strategi "Food and Drug Sweetener Strategy" yang bisa menempatkan para komisaris badan pangan Amerika, FDA, ke dalam "jebakan" yang akan membuatnya secara psikologis cenderung menyetujui aspartame.

Tahun 1971, seorang pakar neuroscientist, Dr. John Olney, yang pernah menemukan bahaya MSG sehingga dilarang untuk dikonsumsi bayi, menginformasikan Searle Company bahwa studi yang dilakukannya terhadap aspartic acid (salah satu bahan dasar aspartame) mengakibatkan terjadinya kerusakan otak pada tikus-tikus percobaan. Temuan ini dibenarkan oleh peneliti Monsanto sendiri.

Tahun 1972, DDT dilarang digunakan di seluruh Amerika, setelah sebelumnya dianggap berhasil memerangi nyamuk malaria.

Pada 1973, Monsanto  memulai produksi herbisida merk "Roundup" yang mengandung glyphosate, zat beracun yang bisa membunuh binatang dan manusia.

Pada 1973, setelah menghabiskan jutaan dolar uji coba laboratorium, Monsanto mengajukan izin produksi aspartame kepada FDA, namun gagal karena dianggap belum cukup bukti tentang keamanan produk ini.

Tahun 1974, pengacara, Jim Turner, yang aktif memperjuangkan hak-hak konsumen dan telah berhasil menarik cyclamate dari peredaran, menemui para petinggi Searle Company untuk mendiskusikan temuan tentang bahaya aspartame oleh Dr. Olney, tahun 1971.

Tahun 1974, FDA menyetujui penggunaan aspartame untuk produk-produk makanan kering secara terbatas. Jim Turner dan Dr. John Olney mengajukan keberatan atas keputusan tersebut.

Pada 1976, setelah mengalami tekanan publik yang kuat atas keamanan produk-produknya, terutama herbisida merk "Lasso" serta "Agent Orange" yang dilarang, Monsanto memusatkan perhatian pada produk "Roundup" yang sukses mengangkat Monsanto sebagai produsen herbisida terbesar sepanjang sejarah.

Tahun 1976, Monsanto memproduksi botol plastik untuk minuman ringan pertama di dunia, yang diklaim sebagai botol daur ulang. Namun, setahun kemudian dilarang diproduksi, karena dianggap menjadi pemicu kanker. Tahun itu juga, FDA mulai mengajukan penyidikan terhadap laboratorium G.D. Searle, sebagai tindak lanjut atas petisi yang diajukan Jim Turner dan Dr. Olney. Hasilnya, FDA menemukan banyak rekayasa dan tipuan dalam uji coba laboratorium G.D. Searle.

Bulan Januari 1977, FDA mengajukan tuntutan ke Kejaksaan Agung agar dilakukan proses hukum terhadap G.D. Searle. Selama proses pengadilan berlangsung, diketahui jaksa penuntut dalam kasus tersebut bertemu secara diam-diam dengan para pengacara G.D. Searle. Sementara itu, untuk memperkuat posisi, Monsanto merekrut Donald Rumsfeld sebagai CEO Monsanto sekaligus G.D. Searle.

Rumsfeld adalah seorang zionis sejati, mantan anggota Kongres, serta menteri pertahanan era Presiden Ford. Rumsfeld memboyong kolega-koleganya di Washington untuk menjadi pejabat Monsanto. Hampir bersamaan dengan itu, jaksa penuntut, Samuel Skinner, mundur dari jabatannya dan berbalik menjadi pengacara G.D. Searle.

Kasus ini menjadi sejarah pertama FDA mengajukan tuntutan hukum terhadap satu perusahaan. Adapun Rumsfeld, selanjutnya diangkat sebagai menteri pertahanan oleh Presiden George Bush, menjadi provokator perang terorisme, Perang Afghanistan, dan Perang Irak.

Namun, meski laporan penyidikan menyebut adanya banyak penyimpangan, kasus ini runtuh dengan sendirinya, akibat terlalu lamanya proses pengadilan. Salah satu faktornya adalah pengunduran diri Skinner. Kalau saja pengadilan menjatuhkan hukuman pada G.D Searle, maka produk-produk berbahaya seperti aspartame mungkin sudah akan dilarang diproduksi.

Tahun 1980, FDA, melalui Public Board of Inquiry (PBOI) yang dibentuk setahun sebelumnya dan beranggotakan 3 ahli independen, menyatakan bahwa "NutraSweet", merek gula buatan yang mengandung aspartame, berbahaya bagi kesehatan karena terbukti menjadi penyebab kanker otak pada binatang percobaan. Secara efektif, hal ini membuat aspartame dinyatakan sebagai produk ilegal. Namun, berkat lobi kuat Rumsfeld, produk ini dinyatakan legal kembali pada 1981.

Januari 1981, Donald Rumsfeld, CEO Monsanto dan Searle, menyatakan dalam satu pertemuan internal bahwa ia menggunakan pendekatan politik untuk menyelesaikan masalah aspartame daripada pendekatan ilmiah.

Pada 19 Mei 1981, tiga anggota ahli FDA, Dr. Robert Condon, Dr. Satya Dubey, dan Dr. Douglas Park, meneguhkan pelarangan "Nutrasweet" dengan menyatakan bahwa uji coba yang dilakukan G.D. Searle tidak dapat dipertanggungjawabkan untuk menentukan keamanan produk aspartame.

Tahun 1981, Ronald Reagan diangkat menjadi presiden. Salah seorang tim suksesnya adalah Donald Rumsfeld. Tanpa membuang waktu, ia meminta Reagan untuk mengangkat orang kepercayaannya, Dr. Arthur Hull Hayes, untuk menjadi pimpinan komisioner FDA.

Pada 21 Januari, atau hanya sehari setelah pelantikan Reagan, G.D. Searle kembali mengajukan izin penggunaan aspartame sebagai bahan gula buatan. Komisioner FDA yang baru segera membentuk komisi ahli beranggotakan 5 orang, untuk menentukan status hukum aspartame.

Namun, saat diketahui 3 anggota komisi menolak legalisasi aspartame, Arthur Hayes Hull, Jr. langsung menambahkan 1 anggota lagi untuk menyetujui. Akibatnya terjadi deadlock yang memberi jalan bagi Hull untuk menjadi penentu terakhir yang mengizinkan aspartame.

Kontroversi Hull bertambah setelah ketahuan menumpang pesawat jet milik perusahaan General Foods. Perusahaan ini merupakan pembeli terbesar produk "NutraSweet" buatan Monsanto yang mengandung aspartame. Di bawah tekanan publik, Hull akhirnya mundur dari jabatannya, dan nasibnya berakhir sebagai pejabat perusahaan Burston-Marsteller, yang merupakan konsultan humas Monsanto dan G.D. Searle. Sejak saat itu, ia tidak pernah memberi pernyataan tentang aspartame.

Tahun 1982, Monsanto mulai melakukan uji coba modifikasi genetis sel untuk pertama kalinya. Tahun itu juga sebanyak 2.000 warga Times Beach, Missouri, harus dievakuasi akibat terkontaminasi racun limbah dioxin. Banyak masyarakat yang menuding pabrik Monsanto di St. Louis sebagai biang kerok, namun Monsanto membantahnya.

Pada 1 Juli 1983, The National Soft Drink Association (NSDA) mendesak FDA untuk menunda pengesahan aspartame sebagai bahan minuman berkarbonasi. Karena, berdasar penyelidikan, zat ini tidak stabil pada kondisi cair. Pada suhu di atas 85°F, aspartame pecah menjadi 3 kandungan racun yang dikenal sebagai Diketopiperazines (DKP), methyl alcohol, dan formaldehyde.

Baca lanjutannya: Monsanto, Perusahaan Paling Kontroversial di Dunia (Bagian 3)

Related

Insight 93756939912600063

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item