Sebaiknya Jangan Menikah karena Alasan Ini, daripada Menyesal

Sebaiknya Jangan Menikah karena Alasan Ini, daripada Menyesal

Naviri Magazine - Ada berbagai alasan orang menikah. Bisa karena memang kesepian, bisa pula karena tuntutan lingkungan, entah keluarga atau teman sepergaulan. Meskipun pernikahan menjanjikan keindahan dan kebahagiaan, namun ada baiknya untuk memahami hal-hal berikut ini, agar nantinya pernikahan yang dilakukan tidak malah membuat Anda menyesal.

Uraian berikut ini ditujukan untuk pria, meski bisa pula dipelajari kaum wanita, agar lebih siap dalam menghadapi pernikahan.

Dia wanita yang baik

Menjadi baik saja tidak cukup, begitu pun dengan cantik. Pernikahan adalah menyatukan visi dan misi yang sama dalam satu atap. Untuk itu, pastikan dia memiliki selera, ketertarikan, dan tujuan hidup yang sama dengan Anda. Jika tidak, sebaiknya lupakan saja.

Ingin selalu bersamanya

Kasmaran adalah hak setiap pasangan, tapi apakah Anda harus seperti remaja yang selalu ingin larut di dalamnya? Rumah tangga bukan wahana permainan yang memberikan bunga-bunga pada kehidupan cinta Anda.

Lebih jauh lagi, pernikahan melibatkan tanggung jawab dan komitmen. Jika ingin selalu berada di dekatnya hanya menjadi alasan Anda menikahinya, coba saja hitung berapa lama dia akan bertahan dengan obsesi Anda ini.

Teman sebaya sudah menikah

Menjadi pria lajang di antara pria yang sudah menikah bisa merupakan intimidasi tersendiri. Tapi jangan jadikan alasan ini untuk segera menikah. Pasalnya, faktor usia juga harus diimbangi kesiapan mental dan finansial. Jika kedua faktor itu tidak Anda miliki, melajang lebih lama lebih baik dari pada menikah tanpa ‘amunisi’ apa-apa.

Menyenangkan orang tua

Tidak ada orang tua yang membenci anaknya karena belum menikah. Anda juga tidak perlu memaksakan diri menikah hanya untuk menyenangkan orang tua. Anda harus yakinkan diri terlebih dahulu apakah pernikahan Anda nantinya menyenangkan atau tidak, sebelum memang pernikahan itu tujuannya menyenangkan mereka.

Sudah mapan

Banyak pria yang menganggap pernikahan merupakan langkah logis setelah mencapai kemapanan. Tak heran, banyak yang terjebak dalam paradigma ‘jika sudah mempunyai mobil dan rumah sendiri, kenapa tidak menikah?’. Padahal kemapanan tidak melulu harus diukur dari materi, tetapi banyak hal-hal yang bersifat immaterial di dalamnya.

Terdesak

Jangan terburu-buru menanggapi desakan dari pasangan Anda untuk menikahinya. Anda harus berpikir lebih jauh lagi sebelum mengiyakan. Menikah karena terdesak adalah gerbang utama menuju stres, dan pada akhirnya dia merasa ‘cinta bertepuk sebelah tangan’. Pernikahan seharusnya diwujudkan dengan kenyamanan bukan tekanan.

Anda terlanjur dekat dengan keluarganya

Anda menyukai masakan ibunya, dan ayahnya merupakan teman bicara yang baik bagi Anda. Tapi ini bukan berarti alasan Anda harus menjadikan mereka ‘keluarga’. Toh, pada saatnya nanti Anda tidak akan tidur seranjang dengan mereka.

Anda perlu gali lebih dalam lagi, apakah mereka nantinya benar-benar akan menjadi mertua yang baik atau tidak, sebelum memutuskan menikahi putrinya.

Dia telah mengandung anak Anda

Mau tidak mau, kehamilan yang tidak diinginkan merupakan alasan utama terjadinya pernikahan. Ya, ini tidak hanya menyangkut tanggung jawab, tetapi juga reputasi Anda sebagai pria.

Anda tidak bisa disebut pria sejati jika mengabaikan si dia yang tengah berbadan dua. Jika tidak ingin hal ini terjadi pada Anda, sebisa mungkin Anda jauhi seks pranikah.

Related

Romance 2669885422267011971

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item