Upaya Menyelamatkan Penderita HIV/AIDS dengan Teknik Gunting DNA

Naviri Magazine - Peneliti asal Universitas California berpeluang menghilangkan 'stempel' kematian dari seseorang pengidap AIDS, menggunakan teknologi gunting DNA. Seperti apa prosesnya?

Profesor Yuet Kan, pemimpin penelitian tersebut, mengklaim telah berhasil menghentikan infeksi virus HIV yang menyerang tubuh manusia lewat teknik editing DNA, yang akan mengubah salah satu protein penyusun DNA, sebagaimana dilansir The Daily Beast.

Tim peneliti mengubah protein dengan kode CCR5 pada DNA yang digunakan oleh virus HIV untuk masuk ke dalam sel darah putih. Virus HIV memang dikenal menyerang dan menggunakan sel darah putih untuk bisa bertahan hidup, berkembang, dan bermutasi.

Sebuah teknik gunting DNA model terbaru mengaplikasikan metode pengubahan DNA, yang disebut dengan CRISPR atau Cas9. Teknik ini memungkinkan tim secara teliti mengidentifikasi dan mengganti protein CCR5 dengan variasi yang dikenal tak mampu dimasuki oleh virus HIV. Cas9 sendiri adalah gunting biologis sebenarnya yang mampu 'memotong' bagian DNA yang mengandung protein CCR5.

Proses penghilangan protein CCR5 memiliki berbagai manfaat. Misalnya, pada tahun 2006, ada seorang pasien penderita leukimia dan AIDS yang berhasil sembuh setelah melakukan transplantasi sumsum tulang belakang untuk menyembuhkan leukimianya.

Tak disangka, sumsum donor yang pasien tersebut dapat mempunyai DNA unik, yang mengalami mutasi alami, yang mengubah protein CCR5. Alhasil, pasien bernama Timothy Ray Brown itu berhasil sembuh dari 2 penyakit mematikan sekaligus.

Berkat kasus Brown itu, peneliti akhirnya menyadari potensi besar protein CCR5 dalam DNA yang telah bermutasi. Oleh karena itu, mereka kini mengupayakan teknik stem sel atau sel punca yang mampu berkembang dengan tingkat adaptasi yang tinggi, sebagai perantara protein 'mutan' CCR5 itu.

Untuk saat ini, memang belum ada uji coba untuk manusia. Akan tetapi, apabila teknik ini telah selesai, teknik gunting DNA bisa menyelamatkan 35 juta orang yang terkena virus HIV per tahunnya, sebagaimana dilansir dari Gizmodo.