Ini 5 Hal Penting yang Perlu Diperhatikan Pengendara Mobil Matik

Ini 5 Hal Penting yang Perlu Diperhatikan Pengendara Mobil Matik

Naviri Magazine - Seiring makin macetnya jalan raya, banyak orang beralih ke mobil transmisi manual atau matik, karena dianggap lebih mudah dikendarai. Jika melihat jalanan perkotaan yang selalu dihiasi kemacetan, mobil matik memang menjadi solusi untuk mereka yang berkendara dengan kendaraan roda empat.

Namun, meski menawarkan banyak kemudahan untuk warga perkotaan, tampaknya masih banyak pengendara mobil matik yang menyepelekan beberapa hal yang seharusnya tidak mereka lakukan ketika memilih kendaraan dengan transmisi otomatis.

Technical Support Auto2000, Agus Mustafa, menjabarkan lima hal yang biasanya diremehkan oleh pengendara mobil matik. Berikut uraiannya.

Mempertahankan posisi transimisi ‘D’ saat berhenti sejenak

Hal ini paling sering ditemukan pada saat lampu merah. Karena alasan berhenti sebentar, pengemudi enggan memindahkan transmisi ke posisi ‘N’ atau ‘P‘.

Agus menjelaskan, sebenarnya tidak ada dampak serius yang akan terjadi, baik ke sistem remnya ataupun ke mesinnya. Hal ini lebih mengarah pada faktor keselamatan.

“Mobil matik, kan, emang yang ditawarkan kemudahan. Memang tidak akan ada efek langsung ke mesin atau remnya. Tapi dikhawatirkan pengendaranya lengah, dan seketika mobilnya melaju sendiri,” tuturnya.

Agus melanjutkan, bukan berarti dengan segala kemudahan tersebut pengendara bisa seenaknya menahan kaki di pedal rem pada saat berhenti.

Agus menganjurkan, pengendara memerhatikan durasi waktu berhenti. Apabila lampu merah atau ingin berhenti dengan waktu cukup lama, jangan malas untuk memindahkan transmisi ke ‘P’ atau ‘N’, disertai dengan hand brake.

Hal ini juga bertujuan untuk menjaga 'kesehatan' kampas rem, sehingga Anda tidak perlu sering mengganti komponen ini.

Menggunakan kedua kaki dalam mengendarai mobil matik

Kembali untuk alasan keselamatan, jangan menyamakan cara berkendara mobil matik dengan mobil manual, seperti meletakkan kaki kiri di atas pedal rem. Mengendarai mobil matik cukup menggunakan satu kaki untuk menginjak pedal gas dan pedal rem secara bergantian.

Jika kebiasaan mengemudikan mobil manual terbawa saat membawa mobil matik, ada bahaya yang dapat terjadi jika pengendara kehilangan kontrol saat mengemudi.

So, untuk yang masih menggunakan kedua kaki dalam mengendarai mobil matik, perlu diingat kalau ini berbahaya. Di sisi lain, hal ini juga bisa menyebabkan lebih sulit untuk mengendalikan mobil pada situasi-situasi tertentu.

Jadi mulai sekarang, cobalah untuk mengggunakan satu kaki dalam mengendarai mobil bertransmisi otomatis.

Menghiraukan aturan derek mobil matik

Jika ingin menggunakan jasa derek ketika mobil matik mogok, ketahui terlebih dulu bagaimana pihak derek tersebut akan menderek kendaraan Anda.

Jika pihak bengkel menggunakan cara towing atau diangkut secara keseluruhan, ini tidak akan menciptakan masalah terhadap kendaraan Anda. Namun, akan berbeda jika pihak bengkel akan menderek mobil Anda dengan mengangkat bagian depannya saja.

Agus berpesan, jika orang bengkel menderek mobil hanya di bagian depan saja, Anda harus memperhatikan sistem penggerak mobil. Apabila mobil matik menggunakan sistem penggerak roda depan (FWD), itu tidak masalah. Tapi akan jadi masalah jika mobilnya adalah mobil matik dengan penggerak roda belakang (RWD), jika diderek dengan cara seperti itu.

“Kalau pemiliknya enggak aware tentang hal ini, dikhawatirkan komponen dalam transmisi akan rusak karena dipaksa berjalan tanpa adanya lubrikasi. Karena kan mesinnya semua mati, pompa olinya juga mati,” terangnya.

Kalaupun tidak ada cara lain dan tetap menggunakan cara tersebut, Agus menganjurkan agar mobil penderek tidak melaju dengan kecepatan lebih dari 30 km/jam, dengan waktu tidak lebih dari satu jam.

Memposisikan transmisi ‘D’ saat turunan

Hanya karena mobil matik bisa melaju dalam kondisi trasmisi di posisi ‘D’, bukan berarti kita bisa menggunakan transmisi yang sama untuk kondisi jalan downhill atau turunan.

Jika terus menggunakan transmisi ‘D’ saat turunan curam, dikhawatirkan mobil akan melaju cepat, dan lebih sulit dikendalikan.

“Supaya terjadi engine brake pada saat turunan, seharusnya pengendara mengubah posisi transmisi dari 'D' menjadi ‘L’ untuk mobil matik, dan gigi dua untuk mobil manual,” ujar Agus.

Tak hanya itu, Agus menjelaskan, hal ini juga dapat mengurangi panas pada minyak rem kendaraan Anda.

Tidak memperhatikan posisi transmisi

Seringkali, pengendara mobil matik tidak memerhatikan posisi transmisi, baik selagi berhenti ataupun di saat melaju. Untuk alasan keselamatan, hal ini penting namun seringkali tidak diperhatikan.

Banyak contoh kasus yang disebabkan pengendara tak memerhatikan posisi transmisi. Seperti mengira transmisi dalam kondisi ‘D’, ternyata sebenarnya transmisi masih berada di posisi ‘R’. Kalau pengendara menginjak gas dengan kuat, maka keadaan yang tak diinginkan bisa saja terjadi.

“Banyak pengendara yang suka meleng, nggak fokus saat mengendarai mobil matik. Yang dikira bakal maju, tahu-tahunya malah mundur. Ini kan bahaya sekali kalau ada orang lewat atau ada mobil lain,” ujar Agus.

Related

Tips 8881173088032171897

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item