Banjir Zaman Nabi Nuh, Tragedi Terdahsyat Sepanjang Sejarah

Banjir Zaman Nabi Nuh, Tragedi Terdahsyat Sepanjang Sejarah

Naviri Magazine - Banjir zaman Nuh dikisahkan dalam hampir seluruh kebudayaan manusia. Banjir zaman Nuh adalah salah satu dari sekian banyak contoh kisah yang paling banyak diuraikan dalam al-Qur'an.

Keengganan umat Nabi Nuh terhadap nasihat dan peringatan dari Nabi Nuh, reaksi mereka terhadap risalah Nabi Nuh, serta peristiwa banjir selengkapnya terjadi, semuanya diceritakan dengan detail dalam banyak ayat al-Qur'an.

Nabi Nuh diutus untuk mengingatkan umatnya yang telah meninggalkan ayat-ayat Allah dan menyekutukan-Nya, dan menegaskan kepada mereka untuk hanya menyembah Allah dan berhenti dari sikap pembangkangan mereka.

Meskipun Nabi Nuh telah menasihati umatnya berkali-kali untuk menaati perintah Allah, serta mengingatkan akan murka Allah, mereka masih saja menolak dan terus menyekutukan Allah.

Tentang bagaimana kejadian itu berkembang, dilukiskan dengan jelas dalam ayat-ayat berikut:

“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya. Lalu ia berkata, ‘Hai kaumku, sembahlah Allah, (karena) sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain Dia. Maka mengapa kamu tidak bertakwa (kepadaNya)?’” (Al-Mukminun: 23)

“Maka, pemuka-pemuka orang kafir di antara kaumnya menjawab, ‘Orang ini tidak lain hanyalah manusia seperti kamu, yang bermaksud hendak menjadi seorang yang lebih tinggi darimu. Dan kalau Allah menghendaki, tentu Dia mengutus beberapa malaikat. Belum pernah kami mendengar seruan (yang seperti) ini pada masa nenek moyang kami dahulu.” (Al-Mukminun: 24)

“Ia tidak lain hanyalah seorang laki-laki gila, maka tunggulah (sabarlah) terhadapnya sampai suatu waktu.” (Al-Mukminun: 25)

“Nuh berdoa, ‘Ya Tuhanku, tolonglah aku karena mereka mendustakanku.’ (Al-Mukminun: 26)

Sebagaimana dikemukakan dalam ayat-ayat tersebut, pemuka masyarakat di sekitar Nabi Nuh menuduh bahwa Nabi Nuh telah berusaha untuk menunjukkan superioritasnya atas masyarakat lingkungannya, mencari keuntungan pribadi seperti status sosial, kepemimpinan dan kekayaan.

Karena itulah, Allah menyampaikan pada Nabi Nuh bahwa mereka yang menolak kebenaran dan melakukan kesalahan akan dihukum dengan ditenggelamkan, dan mereka yang beriman akan diselamatkan.

Maka, pada saat hukuman datang, air dan aliran yang sangat deras muncul dan menyembur dari dalam tanah, yang dibarengi hujan sangat lebat, telah menyebabkan banjir yang dahsyat. Allah memerintahkan kepada Nuh untuk "menaikkan ke atas perahu, pasangan-pasangan dari setiap spesies, jantan dan betina, serta keluarganya".

Seluruh manusia di daratan lalu ditenggelamkan ke dalam air, termasuk anak laki-laki Nabi Nuh yang semula berpikir bisa selamat dengan mengungsi ke sebuah gunung yang dekat. Semuanya tenggelam, kecuali yang dimuat dalam perahu bersama Nabi Nuh.

Ketika air surut di akhir banjir tersebut, dan "kejadian telah berakhir", perahu terdampar di Judi, yaitu sebuah tempat yang tinggi, sebagaimana yang diinformasikan oleh Qur'an kepada kita.

Studi arkeologis, geologis, dan studi historis, menunjukkan bahwa insiden tersebut terjadi dengan cara yang sangat mirip, dan berhubungan dengan informasi al-Qur'an. Banjir tersebut juga digambarkan hampir mirip dalam beberapa rekaman atas peradaban-peradaban masa lalu di dalam banyak dokumen sejarah, meski ciri-ciri dan nama-nama tempat bervariasi, dan disajikan untuk manusia saat ini dengan tujuan sebagai peringatan.

Di samping dikemukakan dalam Perjanjian Lama, kisah tentang banjir Nuh juga diungkap dengan cara yang hampir mirip dalam rekaman-rekaman sejarah Sumeria dan Assiria-Babilonia, dalam legenda-legenda Yunani, dalam Shatapatha, Brahmana, serta epik-epik dalam Mahabarata dari India, dalam beberapa legenda dari Welsh di British Isles, di dalam Nordic Edda, dalam legenda-leganda Lithuania, bahkan dalam cerita-cerita dari Cina.

Bagaimana mungkin bisa terjadi, cerita-cerita yang begitu detail dan konsisten bisa didapat dari daratan-daratan yang secara gegografis dan kultural berbeda jauh, yang saling berjauhan letaknya antara satu tempat dengan tempat lainnya, maupun dari tempat-tempat tersebut dengan tempat terjadinya banjir?

Jawabannya sangat jelas, fakta bahwa peristiwa sama, yang saling berkaitan dalam berbagai rekaman sejarah berbagai bangsa tersebut, yang tentu sangat kecil kemungkinannya mereka bisa saling berkomunikasi (karena masih rendahnya peradaban masa itu), semua merupakan bukti yang gamblang bahwa orang-orang dari berbagai bangsa menerima pengetahuan tentang banjir dari sebuah sumber Ilahiah.

Tampaknya, banjir Nuh adalah salah satu tragedi yang paling besar dan destruktif sepanjang sejarah, telah diriwayatkan oleh banyak Nabi yang diutus ke berbagai peradaban bangsa-bangsa, dengan tujuan untuk memberikan contoh atau i'tibar. Dengan demikian, bisa bahwa berita tentang banjir Nuh tersebar dalam berbagai budaya di dunia.

Related

Moslem World 8428129732916697549

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item