Fakta-fakta Menarik di Balik Kebiasaan Hidup Orang Jepang

Fakta-fakta Menarik di Balik Kebiasaan Hidup Orang Jepang

Naviri Magazine - Jepang, sebagai sebuah bangsa, memiliki budaya-budaya atau kebiasan unik yang tidak atau sulit ditemui di negara-negara lain. Kimono, sumo, sumpit, dan sake, adalah empat hal yang selalu berkaitan dengan Jepang. Hal-hal itu juga banyak mempengaruhi cara hidup mereka. Ada apa di balik hal-hal tersebut?

Kimono

Kimono, misalnya, baju tradisional ini ternyata bukan sekadar penutup tubuh. Banyak falsafah hidup yang terkandung di dalamnya. Mengenakan kimono tidak boleh sembarang. Ada aturan baku yang harus diikuti. Tidak hanya itu, banyak hal unik yang dilakukan masyarakat berkaitan dengan hal-hal tersebut.

Sumpit

Sumpit tidak bisa dipisahkan dalam tata cara makan. Sebagian besar orang Jepang akan mematahkan sumpitnya menjadi dua bagian, selesai makan. Menurut adat, apabila sumpit tidak dipatahkan, mereka akan terserang penyakit akibat makanan tersebut.

Namun, saat ini tradisi tersebut hanya dilakukan saat bersantap di restoran. Untuk bersantap di rumah, setiap anggota keluarga menyimpan sendiri sumpit masing-masing. Bertukar sumpit tabu dilakukan, karena dapat dianggap membawa sial.

Budaya yang dipengaruhi agama Budha juga mempengaruhi pentingnya benda ini. Masyarakat Jepang selalu menyediakan semacam sesaji untuk arwah kerabatnya, yang berbentuk semangkuk nasi dengan sepasang sumpit yang tertancap tegak lurus di tengah nasi. Sepintas, benda ini berbentuk seperti kuburan dengan sumpit sebagai nisan.

Sumo

Kita mungkin bertanya mengapa pemain sumo selalu berbadan gendut dan besar. Memang, syarat utama pemain sumo adalah lelaki dengan struktur tulang besar, dan mampu serta mau menambah berat badannya.

Tidak semua pemain sumo besar sejak kecil. Malah, banyak yang menjadi besar dan gendut setelah masuk pelatihan khusus. Ketika seseorang sudah diterima sebagai pemain sumo, ia harus mampu menjaga “kebesaran” badannya.

Banyak anak muda yang bercita-cita sebagai pemain sumo. Hal ini dapat dimengerti, karena seorang juara sumo mendapat tempat istimewa dalam masyarakat. Setiap pemain dianggap dewa di daerah asalnya. Dua orang petarung dianggap mewakili Dewa Gunung (Yamasachichiko) dan Dewa Lautan (Umisachichiko).

Sake

Minuman tradisional ini harus diminum dalam cangkir yang kecil. Hal ini berkaitan dengan tradisi Jepang Kuno. Nenek moyang mereka selalu makan dengan tempat yang terbuat dari kulit kerang besar. Sedangkan kulit kerang krcil digunakan sebagai cawan air.

Maka, saat ini minuman harus selalu ditempatkan di wadah kecil. Sedangkan makanan dalam wadah yang lebih besar. Setiap orang yang hendak minum harus menuangkan untuk temannya terlebih dulu. Pada acara minum, pantang menuangkan untuk diri sendiri.

Mabuk setelah minum sake adalah hal yang biasa. Apalagi minuman dengan kadar alkohol tinggi ini (sekitar 20%) selalu hadir dalam setiap acara. Sejak remaja, mereka sudah boleh minum sake. Namun, tentu saja hanya satu atau dua cangkir.

Kartu nama

Selain ketiga hal di atas, banyak tradisi lain yang menarik. Saling bertukar kartu nama saat bertemu kenalan baru, dipercaya berasal dari Jepang. Oleh karena itu, kartu nama adalah hal penting seperti halnya telepon genggam.

Sebagian besar perusahaan Jepang mencetak kartu nama karyawannya, dengan kertas dan bentuk yang menarik. Semakin bagus kartu namanya, semakin bergengsi perusahaannya.

Related

World's Fact 5124479034580164187

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item