Kisah 5 Blunder Perusahaan Paling Merugikan Sepanjang Sejarah

Kisah 5 Blunder Perusahaan Paling Merugikan Sepanjang Sejarah

Naviri Magazine - Nilai suatu perusahaan cenderung meningkat dari waktu ke waktu, khususnya jika dikelola dengan baik dan profesional, sehingga perusahaan pun terus tumbuh dan berkembang. Di sisi lain, ada perusahaan yang stagnan, dan ada pula yang malah mengalami penurunan untuk kemudian bubar.

Dalam upaya mengembangkan perusahaan, kadang ada hal-hal tak terduga yang membuat suatu perusahaan mengalami kesalahan strategi atau kekeliruan yang berujung kerugian besar. Blunder semacam itu bisa dibilang sering terjadi di banyak perusahaan dunia, namun lima kisah berikut ini dianggap yang paling buruk.

Blunder digitalisasi Kodak

Mungkin kisah Kodak adalah salah satu blunder perusahaan paling ironis sepanjang sejarah. Bagaimana tidak, mereka yang menemukan kamera digital pada tahun 1975. Salah satu insinyur mereka, Steven J. Sasson, mampu menciptakan kamera digital dengan resolusi sepuluh ribu pixel, yang jepretannya disimpan pada sebuah pita kaset.

Namun, sayang seribu sayang, salah satu temuan mutakhir pada masanya itu justru baru mereka pasarkan di tahun 90-an, nyaris 20 tahun lebih setelah mereka menemukannya. Tentu keputusan ini terbilang sangat telat, melihat pesaing mereka sudah lebih dulu beralih ke kamera digital bertahun-tahun sebelumnya. Kini, Kodak tinggal nama karena blunder terbesar mereka.

Kesalahan Excite.com

Excite adalah salah satu search engine paling populer pada tahun 1999. Pada tahun tersebut, Larry Page (pendiri Google) pernah menawarkan Google agar dibeli Excite dengan harga yang cukup murah, yakni $750.000.

Bagi Excite, 750.000 dolar hanyalah 1% dari market value mereka saat itu. Sayangnya, excite menolak mentah-mentah tawaran ini. Lima tahun kemudian, Excite diakuisisi Ask.com, dan tak terdengar lagi namanya hingga kini.

Ini membuktikan bahwa penolakan mereka boleh dibilang pilihan yang tidak tepat, mengingat market value Google saat ini berharga ribuan kali lipat dari harga yang ditawarkan Larry page pada masa itu.

Arogansi Nokia pada Android

Siapa yang tak kenal perusahaan handphone satu ini. Lebih dari 14 tahun, Nokia merajai pasar handphone dunia. Sayangnya, semua kedigdayaan itu harus terhenti karena kearoganan mereka sendiri.

Pada 2007, Apple meluncurkan Iphone dengan IOS. Tentu ini ancaman terbesar Nokia saat itu. Ada satu solusi yang bisa mengatasi ancaman tersebut, yakni Android. Namun sayangnya, Nokia terang-terangan menolak menggunakan OS lain selain OS mereka sendiri, Symbian.

Arogansi mereka pun berbuah petaka, dimana saham mereka terus terjun bebas, hingga akhirnya pada tahun 2013 Nokia diakuisisi Microsoft.

Kegagalan MySpace melihat peluang Facebook

Pada tahun 2005, pendiri MySpace, Chris DeWolfe, mengunjungi markas Facebook untuk membicarakan kemungkinan MySpace membeli The Facebook yang diajukan Mark Zuckerberg dan rekan-rekannya.

Pada saat itu, Mark mengutarakan agar DeWolfe membeli Facebook sebesar 75 juta dolar. Namun, pada saat itu DeWolfe menolak tawaran yang diajukan Mark. Bahkan ketika mereka bertemu kembali pada tahun yang sama, Mark mengungkapkan hal yang sama agar MySpace membeli Facebook, tetapi dengan harga yang lebih tinggi yaitu 750 juta dolar.

Kembali DeWolfe menolak tawaran tersebut. Setahun kemudian, Facebook sudah bernilai lebih dari 2 miliar dolar. Dan kini menguasai media sosial dengan lebih dari 1,4 miliar pengguna. Tentu saja, De Wolfe sangat menyesal melihat apa yang Facebook capai saat ini.

Kematian Samsung Note7

Tidak ada yang menyangka hal yang sangat buruk akan menimpa Samsung pada tahun 2016. Pada awalnya, peluncuran Note7 disambut antusias oleh para pengguna smartphone dunia. Beragam pujian pun bermunculan, penjualan pun laris manis.

Namun sepertinya semua mimpi indah Samsung harus berakhir tragis. Sebuah berita buruk muncul, dimana Samsung Note7 meledak dan mencederai banyak orang. Samsung akhirnya memutuskan untuk menarik semua peredaran Note7 dari pasaran dan menghentikan produksi Note7 secara permanen.

Sejak kematian Note7, Samsung merugi lebih dari 17 miliar dolar (221 trilliun rupiah). Bahkan beberapa analis menyebut kerugian akan terus membengkak seiring menurunnya kepercayaan konsumen. Dan kepercayaan konsumen tentu tak bisa dinilai dengan uang.

Related

Technology 7268884217690343868

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item