Mengapa Panda Raksasa Bisa Duduk dan Berdiri Seperti Manusia

 Mengapa Panda Raksasa Bisa Duduk dan Berdiri Seperti Manusia

Naviri Magazine - Jika Anda ingin memahami bagaimana manusia berevolusi, berikut ini terdapat sejumlah spesies yang pastinya ingin Anda cermati.

Simpanse adalah tebakan yang bagus. Bagaimana pun, mereka merupakan kerabat terdekat dengan kita, sehingga mereka menawarkan petunjuk ihwal pendahulu kita yang tampak seperti kera. Monyet juga tampak mirip, untuk alasan yang sama.

Anda barangkali juga ingin melihat hewan-hewan yang tidak ada kaitannya, namun dicermati karena kecerdasan mereka dan otak yang besar. Burung gagak atau lumba-lumba cukup bagus.

Anda pasti tidak akan repot-repot mempelajari seekor panda. Tentu saja mereka lucu, tetapi mereka tidak ada hubungannya dengan kita. Mereka bukan kerabat terdekat, dan mereka tidak dibekali kekuatan otak yang tinggi.

Semua itu benar, tetapi menurut sebuah analisa terbaru, panda bisa sangat berhubungan dengan evolusi kita. Mereka dapat membantu menjelaskan satu dari hal yang paling penting tentang tubuh manusia: sikap tubuh kita yang berdiri tegak.

Manusia dan panda keduanya merupakan mamalia, dan mayoritas mamalia menghabiskan sebagian besar waktunya dengan keempat kakinya. Mulai dari anjing dan tikus sampai pada beruang dan gajah, begitulah patokannya.

Berjalan dengan empat kaki berarti posisi punggung Anda horisontal, sejajar dengan tanah. Ini pada gilirannya menentukan bagaimana tulang belakang Anda terbentuk, dan bagaimana mereka terhubung dengan kaki dan tulang lengan Anda.

Manusia berbeda. Kita menahan punggung dan tulang belakang secara vertikal, tegak lurus dengan tanah. Kera seringkali melakukan hal yang sama.

Pertanyaannya adalah, kapan dan mengapa sikap tubuh tegak ini berevolusi? Untuk mencari jawabannya, Gabrielle Russo dari Stony Brook University di New York dan Scott Williams dari New York University memutuskan untuk membandingkan manusia dengan spesies lain yang juga berdiri tegak.

Mereka menginginkan sesuatu yang bukan kera ataupun monyet, karena kedua spesies itu telah mengalami tekanan evolusioner yang sama dengan kita. Hal ini menimbulkan kesulitan dalam menjabarkan faktor-faktor apa yang menyebabkan pergeseran evolusioner yang mana.

Dan panda raksasa pun muncul.

Sama halnya dengan beruang lain, mereka menghabiskan banyak waktu dengan duduk pada pantatnya, punggung tegak.

Russo dan Williams ingin menyelidiki apakah tulang belakang panda juga mengalami perubahan bentuk dengan cara yang sama dengan kita.

Jika iya, hal itu dapat menunjukkan bahwa panda dan manusia mengalami perubahan sikap tegak karena alasan yang sama. Dengan kata lain, jika tulang belakang panda tidak seperti tulang belakang kita, artinya sikap tegak mereka berevolusi untuk alasan yang berbeda.

Mereka membandingkan bentuk-bentuk tulang-tulang punggung -vertebrae- dari panda dan beruang-beruang yang merupakan kerabat dekat.

Dibandingkan dengan kerabat terdekat mereka, panda memiliki lebih sedikit tulang punggung di punggung bagian bawah, dan berbeda bentuknya. Perubahan yang sama terjadi ketika nenek moyang kita yang menyerupai monyet berevolusi menjadi kera.

Jika panda dan kera mengubah postur tubuh tegak untuk alasan yang sama, apa alasan itu?

Secara tradisional, bentuk tulang belakang kera telah terkait dengan kebiasaan mereka bergelantungan di antara cabang-cabang pohon dengan menggunakan lengannya, atau memanjat batang pohon vertikal.

Tetapi panda tidak melakukan kedua hal tersebut, jadi Russo dan Williams mengatakan kedua hal itu tidak bisa menjadi penjelasan.

Sebaliknya, mungkin hal itu datang dari sesuatu yang sangat sederhana: duduk tegak di atas pantat.

“Gorila menghabiskan sejumlah besar waktu dengan duduk dengan posisi tubuh tegak dan makan bambu dan dedaunan lainnya,” kata Russo dan Williams. Duduk tegak memungkinkan tangan mereka bebas memilih dan memetik dedaunan.

Hal yang sama juga terjadi pada panda raksasa, yang sudah terkenal harus menghabiskan sebagian besar waktunya duduk sambil makan bambu.

Russo dan Williams berpikir bahwa kemungkinan kera mulai mengalami perubahan sikap tegak tubuh mereka sejak 15–20 juta tahun yang lalu.

Ada fosil kera seperti Pierolapithecus yang memperlihatkan penyesuaian punggung bagian bawah jadi hingga bisa tegak,” jelas mereka.

Garis evolusi yang dapat mengarah ke bangsa manusia kemudian terpisah dari sebagian kera pada suatu waktu antara 13 dan 17 juta tahun yang lalu.

Related

Science 7685809456277129772

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item