Negara-negara Paling Maju dan Paling Kompetitif di Dunia

Negara-negara Paling Maju dan Paling Kompetitif di Dunia

Naviri Magazine - Institut for Management Development (IMD) adalah institusi pendidikan formal dengan program Master of Business Administration (MBA) yang paling didambakan perusahaan internasional.

Kampus IMD berlokasi di Swiss, dan mensyaratkan mahasiswa yang ingin kuliah di sana harus telah memiliki pengalaman tujuh tahun kerja. Lulusan kampus ini rata-rata menerima gaji dasar sebesar US$ 125 ribu (Rp. 1,2 miliar).

Setiap tahun, IMD merilis hasil studi mereka terhadap banyak negara, yang ditujukan untuk mengetahui negara-negara mana saja yang memiliki ekonomi paling kompetitif. Hal itu telah dilakukan IMD selama 26 tahun terakhir, dan hasil studi yang dirilisnya menjadi salah satu acuan penting banyak pengusaha serta berbagai pihak terkait lainnya.

Berkaitan dengan studi yang mereka lakukan, IMD telah menjadi rekanan 55 lembaga di seluruh dunia, seperti agen pembangunan Irlandia, Federasi Industri Jerman, dan Mitsubishi Research Institute di Jepang, untuk mengumpulkan data statistik dari sumber-sumber nasional, dan mendistribusikan survei ke para eksekutif.

IMD menetapkan peringkat dari 60 negara di seluruh dunia, dengan mengukur 338 kriteria dalam empat kategori, yakni kinerja ekonomi, efisiensi pemerintah, efisiensi bisnis, dan infrastruktur. Dalam studi tersebut, mereka melibatkan lebih dari 4.300 eksekutif internasional yang tersebar di berbagai negara.

Studi itu juga ditunjang data statistik dari lembaga seperti Organization for Economic Cooperation and Development (OECD), Dana Moneter Internasional (IMF), dan Bank Dunia (World Bank), yang melacak beberapa hal seperti investasi langsung, surplus anggaran, pendapatan dari pariwisata, dan pengangguran.

Dalam studi terbaru yang dilakukan selama kurun Januari sampai Maret 2014, IMD menempatkan Amerika Serikat di puncak teratas dalam daftar, sebagai negara paling kompetitif di dunia. Sebenarnya itu cukup mengejutkan, karena beberapa tahun sebelumnya Amerika termasuk menempati peringkat bawah, akibat terpuruk selama beberapa tahun karena resesi besar yang terjadi.

Profesor Arturo Bris, Direktur Pusat Daya Saing Dunia IMD, menyatakan, “Mengenai cerita tentang daya saing, salah satu kesuksesannya dapat dilihat di Amerika Serikat, pemulihan parsial di Eropa, dan perjuangan di beberapa pasar negara berkembang besar. Tidak ada resep tunggal bagi satu negara untuk mendaki peringkat daya saing, tapi lebih banyak tergantung pada konteks lokal.”

Amerika mampu naik ke posisi puncak, setelah pulih dari krisis pasar keuangan yang menggerogoti banyak negara. Sementara dari Asia, hanya Singapura yang masuk dalam jajaran negara paling kompetitif di dunia dengan menempati posisi ketiga, naik satu peringkat dari tahun sebelumnya.

Berikut ini daftar sepuluh besar negara paling kompetitif di dunia, sebagaimana yang dirilis IMD dalam World Competitiveness Yearbook 2014:
  1. Amerika Serikat
  2. Swiss
  3. Singapura
  4. Hong Kong
  5. Swedia
  6. Jerman
  7. Kanada
  8. Uni Emirat Arab
  9. Denmark
  10. Norwegia

Sementara itu, Myanmar di Asia Tenggara dianggap sebagai negara paling tidak kompetitif di dunia, atau negara yang paling tidak kondusif untuk berbisnis. Selain Myanmar, Burkina Faso dan Mauritania di Afrika Barat juga menjadi negara-negara yang paling tidak kompetitif.

Berikut ini sepuluh negara yang berkebalikan dari daftar di atas, beserta ilustrasi dan masalah terbesar dalam bisnis yang dihadapi negara-negara tersebut:

Myanmar, Asia Tenggara
Pendapatan per kapita: US$ 835.
Rasio utang terhadap PDB: 47,5 persen.
Rasio pengguna internet terhadap penduduk: 1,1 persen.
Masalah terbesar dalam bisnis: Akses pendanaan dan politik yang tidak stabil.

Burkina Faso, Afrika Barat
Pendapatan per kapita: US$ 603.
Rasio utang terhadap PDB: 27,7 persen.
Rasio pengguna internet terhadap penduduk: 3,7 persen.
Masalah terbesar dalam bisnis: Akses pendanaan.

Mauritania, Afrika Barat
Pendapatan per kapita: US$ 1.157.
Rasio utang terhadap PDB: 79,7 persen.
Rasio pengguna internet terhadap penduduk: 5,4 persen.
Masalah terbesar dalam bisnis: Akses pendanaan.

Angola, Afrika Selatan
Pendapatan per kapita: US$ 5.873.
Rasio utang terhadap PDB: 29,3 persen.
Rasio pengguna internet terhadap penduduk: 16,9 persen.
Masalah terbesar dalam bisnis: Korupsi.

Haiti, Karibia
Pendapatan per kapita: US$ 759.
Rasio utang terhadap PDB: 15,4 persen.
Rasio pengguna internet terhadap penduduk: 10,9 persen.
Masalah terbesar dalam bisnis: Akses pendanaan.

Sierra Leone, Afrika Barat
Pendapatan per kapita: US$ 631.
Rasio utang terhadap PDB: 44,5 persen.
Rasio pengguna internet terhadap penduduk: 1,3 persen.
Masalah terbesar dalam bisnis: Akses pendanaan.

Yaman, Asia Barat
Pendapatan per kapita: US$ 1.377.
Rasio utang terhadap PDB: 46,7 persen.
Rasio pengguna internet terhadap penduduk: 17,4 persen.
Masalah terbesar dalam bisnis: Stabilitas politik.

Burundi, Eropa Timur
Pendapatan per kapita: US$ 282.
Rasio utang terhadap PDB: 32,0 persen.
Rasio pengguna internet terhadap penduduk: 1,2 persen.
Masalah terbesar dalam bisnis: Akses pendanaan.

Guyana, Afrika Barat
Pendapatan per kapita: US$ 519.
Rasio utang terhadap PDB: 43,0 persen.
Rasio pengguna internet terhadap penduduk: 1,5 persen.
Masalah terbesar dalam bisnis: Korupsi.

Chad, Afrika Tengah
Pendapatan per kapita: US$ 1.006.
Rasio utang terhadap PDB: 34,5 persen.
Rasio pengguna internet terhadap penduduk: 2,1 persen.
Masalah terbesar dalam bisnis: Akses pendanaan.

Related

World's Fact 1588667827819872750

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item