Waduh, Ternyata Banyak Orang yang Suka Masakan Daging Anjing

  Waduh, Ternyata Banyak Orang yang Suka Masakan Daging Anjing

Naviri Magazine - Meski para aktivis hak asasi binatang menggencarkan kampanye agar anjing tak lagi dibantai untuk dijadikan makanan, ternyata kuliner daging hasil olahan tersebut tetap menjamur di Indonesia.

Setidaknya, kuliner olahan daging anjing biasa disebut masakan gukguk, sengsu, wedhus balap, satai jamu, rica jamu, hingga Scoobydoo, mudah didapati di Kota Solo dan sekitarnya.

Biasanya, kuliner gukguk ini dijual di warung-warung tenda kaki lima di jalan-jalan besar Kota Solo.

Hasil pengamatan Komunitas Sahabat Anjing Surakarta, komunitas peduli anjing, ada 100 warung kuliner gukguk di Kota Solo.

Satu warung bisa menyembelih 12 ekor anjing per hari, tergantung laris tidaknya warung tersebut. Bila dirata-rata, ada sekitar 1.200 anjing yang dibantai untuk dijadikan olahan kuliner per hari.

“Kami [Sahabat Anjing Surakarta] berjuang sejak 2012. Tetapi kami tidak langsung terjun ke lapangan. Kami mengamati dahulu, apa yang terjadi di Kota Solo, dan apa yang harus kami lakukan di sini. Akhirnya kami memberi nama Sahabat Anjing Surakarta pada Agustus 2016,” kata Ketua Sahabat Anjing Surakarta, Mustika Chendra Purnomo.

Maraknya perdagangan daging anjing untuk makanan membuat para pencinta satwa, khususnya anjing, menjadi gemas. Para aktivis itu menilai daging anjing tak wajar untuk dikonsumsi.

Anjing bukan termasuk hewan ternak, melainkan peliharaan yang lucu dan setia. Selain itu, mereka tidak tahan melihat penyiksaan terhadap hewan yang dibunuh. Mereka membuat kelompok yang disebut Sahabat Anjing Surakarta.

“Saya dulu saat jalan-jalan sama anjing saya, bertemu dengan salah satu pedagang [daging anjing] yang sedang jalan-jalan juga dengan anjingnya. Saat itu saya bertanya, dan dijawab satu hari itu sampai 50 ekor anjing yang dibunuh. Entah itu dibagi hanya satu warung atau dengan cabangnya. Saya tidak tanya lebih lanjut karena takut dia mencurigai saya,” ujar Corry.

Makanan berbahan baku daging anjing bisa dikemas beragam rasa. Ada satai jamu, rica-cica, dan tongseng. Beberapa tahun lalu, warung satai jamu tidak ada gambar anjing.

Kini, warung ini wajib memasang gambar anjing biar orang tak salah membeli. Terkadang, orang tak tahu satai jamu itu berbahan daging anjing. Dikiranya daging kambing seperti biasanya. Maraknya warung satai jamu maupun rica-rica guguk disebabkan permintaan juga tinggi.

Setiap tahun warung bertambah. Konsumennya pun tidak kalah banyak. Malah di zaman digital ini, masakan daging anjing dijual secara online. Ada warung yang melayani order melalui ojek berbasis aplikasi online.

Related

World's Fact 3275452483612179040

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item