Chairil Anwar, Penyair Flamboyan yang Digandrungi Perempuan
https://www.naviri.org/2019/06/chairil-anwar-penyair-flamboyan.html
Naviri Magazine - Chairil Anwar dikenang abadi sebagai penyair legendaris Indoensia. Puisinya, yang berjudul “Aku”, bahkan menjadi salah satu puisi yang sangat terkenal dan terus dikenang dari zaman ke zaman. Selain terkenal sebagai penyair, Chairil Anwar rupanya juga terkenal sebagai pria flamboyan yang dekat dengan banyak perempuan.
Pada 1947, di Toko Artic yang menjual es krim di kawasan Jalan Kramat Raya, penyair Chairil Anwar mengenang birahinya. Di sana, sepertinya dia bertemu dengan seorang perempuan bernama Tuti.
Dalam Derai-derai Cemara (1999), yang diterbitkan oleh majalah Horison, Asrul Sani menyebutkan bahwa Chairil kerap pergi ke pesta, bergaul dengan anak-anak Indo, dan nongkrong di tempat-tempat para pelajar sekolah Belanda biasa berkumpul, salah satunya Toko Artic itu.
Tapi tak ada yang tahu benar siapa Tuti. Yang banyak orang tahu, Chairil mengabadikan nama Tuti dalam puisi berjudul "Tuti Artic". Di puisi itu, Chairil tampak benar seperti lelaki flamboyan yang penuh api gairah.
Kau pintar benar bercium
Ada goresan tinggal terasa
Namun sebagai pria yang punya rentetan kisah asmara dengan banyak perempuan, Chairil tahu bahwa kisahnya dengan Tuti hanya selewat saja. Semacam etalase romansa singkat yang berkobar-kobar. Di ujung puisi, Chairil menuliskan, "...cinta adalah bahaya yang lekas pudar."