Facebook, dan Masalah Privasi Pengguna yang Terus Membelitnya

Facebook, dan Masalah Privasi Pengguna yang Terus Membelitnya

Naviri Magazine - Pendiri sekaligus CEO Facebook, Mark Zuckerberg, berkali-kali membantah jika perusahaannya disebut menyalahgunakan privasi pengguna, meski berbagai tuduhan terus menerpa. Apa yang dibantah Zuckeberg mungkin ada benarnya, karena secara tak langsung Facebook mengakui tidak pernah ada harapan privasi saat menggunakan media sosial.

Pengacara Facebook, Orin Snyder, mengonfirmasi bahwa perusahaan tidak pernah melakukan penyalahgunaan seperti yang dituduhkan selama ini. Itu semua karena sebenarnya Facebook tidak pernah menyediakan keamanan privasi sama sekali.

“Tidak ada penyalahgunaan privasi sama sekali, karena memang tidak ada privasi,” ujar Snyder pada persidangan gugatan class action, atas kasus penyalahgunaan data Facebook oleh Cambridge Analytica.

Perusahaan tidak pernah mengelak bahwa pihak ketiga memiliki akses pada data pengguna Facebook, maka dari itu Snyder menegaskan bahwa pengguna dari awal memang tidak bisa memiliki ekspektasi privasi di Facebook dan situs media sosial lainnya.

Argumen Snyder berbanding terbalik jika mendengar pidato Zuckerberg pada pertemuan pemegang saham. Pada kesempatan itu, dia bilang Facebook menekankan komitmen untuk melindungi data pribadi pengguna.

"Salah satu tema besar yang akan kita dorong selama 5 hingga 10 tahun ke depan adalah membangun visi platform sosial yang berfokus pada privasi," kata Zuckerberg kepada para pemegang saham.

Tentu saja Facebook berada di posisi yang sulit, karena perusahaan menilai bahwa privasi bukan hal yang menguntungkan. Semakin banyak data pribadi yang dimiliki Facebook untuk dibagikan ke pihak ketiga, semakin banyak dan mudah pula pengiklan yang menyasarkan iklan tepat sasaran.

Berbagai masalah privasi data pengguna silih berganti menghajar Facebook. Salah satu dari banyak masalah keamanan data Facebook yang terbesar adalah skandal Cambridge Analytica, yang mengumpulkan informasi pengguna melalui aplikasi kuis yang tampak tidak berbahaya.

Gara-gara kuis yang kebanyakan pakai embel-embel pskiologi itu, setidaknya ada 87 juta data pribadi pengguna yang tersebar ke pihak ketiga. Data itu kemudian diamfaatkan untuk memenangkan Donald Trump dalam Pemilu AS 2016.

Beberapa waktu lalu, muncul juga kabar yang mengatakan Facebook meninggalkan ratusan juta data pengguna di server cloud yang dapat diakses oleh publik. Ada lebih dari 540 juta catatan yang berisi informasi pengguna, seperti nama akun, identitas lain, hingga apa saja yang mereka lakukan di Facebook.

Related

News 453471627233639352

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item