Ini 5 Wanita Cantik yang Mengubah Sejarah di Zaman Kuno

Ini 5 Wanita Cantik yang Mengubah Sejarah di Zaman Kuno

Naviri Magazine - Sistem pemerintahan di masa lalu berupa kerajaan yang dipimpin seorang raja. Masing-masing raja memiliki pendamping seorang ratu. Jabatan raja diperoleh melalui keturunan, sementara wanita yang menjadi ratu umumnya diambil dari kalangan bangsawan. Karenanya, mereka yang ada di dalam kehidupan istana bukan orang-orang kebanyakan.

Meski begitu, sejarah juga menyaksikan adanya orang-orang dari kalangan biasa (bukan bangsawan), yang bisa memasuki kehidupan istana, bahkan ikut mempengaruhi jalannya sejarah. Yang lebih mengagumkan, mereka adalah para wanita. Lima berikut ini di antaranya.

Aspasia

Aspasia adalah seorang hetaera, wanita penghibur kelas atas yang fenomenal, pada masa Yunani kuno. Wanita cantik dan cerdas ini dikaitkan dengan dua negarawan besar pada masa itu, yaitu Pericles dan Lysicles.

Selain cantik, Aspasia juga dikenal sebagai perempuan cerdas dan pembicara yang andal. Menurut sejarawan Plutarch, kediaman Aspasia merupakan pusat berkumpulnya kaum intelektual, termasuk Socrates sang filsuf. Kabarnya, beberapa ajaran Socrates merupakan hasil dari diskusi panjangnya dengan sang hetaera.

Sebagai wanita kesayangan Pericles, Aspasia memberikan pengaruh yang lebih besar lagi kepadanya. Dalam tulisan berjudul The Acharnians, Aristophanes menyebut Aspasia sebagai dalang di balik terjadinya Perang Peloponnesian yang menjatuhkan nama Pericles.

Jang Hui-bin

Lahir dengan nama Jang Ok-jeong, salah satu wanita cantik dalam sejarah Dinasti Joseon ini berperan besar dalam pergerakan sejarah kerajaan. Meskipun berasal dari golongan menengah, Jang meraih posisi sebagai sanggoong (dayang favorit raja), selir kerajaan, dan kemudian ratu dalam waktu singkat.

Perempuan ini memanfaatkan rasa cinta yang dimiliki Raja Sukjong kepadanya, untuk memperluas kekuasaan keluarga Jang dan faksi Namin yang mendukungnya.

Jang Hui-bin sempat berhasil menyingkirkan Ratu Inhyeon, permaisuri Sukjong. Dia membuat dirinya diangkat sebagai permaisuri, dan anaknya sebagai putra mahkota. Namun kekuasaannya yang sudah melebihi batas akhirnya membuat Sukjong muak dan menyingkirkannya dari istana.

Diane de Poitiers

Diane de Poitiers memiliki hubungan yang tak biasa dengan raja Henry II dari Prancis. Sebelum resmi menjadi gundiknya, Diane adalah guru bagi sang raja. Diane, yang berusia hampir 2 dekade lebih tua daripada Henry, berperan besar dalam mengajari Henry berbagai pengetahuan yang diperlukan untuk menjadi seorang raja.

Diane sering membantu Henry dalam membuat keputusan penting. Bahkan sejumlah dokumen berharga yang menentukan masa depan Prancis kala itu ditandatangani oleh Diane, dengan paraf Henri/Diane.

Suksesi tahta Henry pun sedikit banyak dipengaruhi oleh Diane. Pasalnya, Diane yang rajin membujuk Henry agar bersedia 'mengunjungi' permaisurinya, Catherine de Medici, demi mendapatkan pewaris.

Lola Montez

Lahir sebagai warga asli Irlandia bernama Eliza Rosanna Gilbert (sekitar 1818-1821), wanita ini kemudian lebih dikenal dengan nama panggungnya, Lola Montez. Setelah kawin lari dan bercerai, Lola memulai debutnya di panggung London.

Setelah tampil di berbagai ibu kota Eropa, Lola berhasil menarik perhatian Ludwig I dari Bavaria, yang kemudian menjadikannya simpanan. Raja Jerman itu menciptakan kontroversi di kalangan bangsawan, dengan mengangkat Lola sebagai countess.

Dilansir History, pengaruh Lola semakin mengkhawatirkan istana, ketika Ludwig mulai meminta pendapatnya dalam urusan politik. Lola yang lebih cakap daripada Ludwig, memerintah Jerman dari balik punggung sang kekasih yang jauh lebih tua.

Gabrielle d'Estrees

Gabrielle d'Estrees merupakan salah satu dari 56 wanita simpanan yang dimiliki oleh Henry IV dari Prancis. Namun bisa dikatakan dialah yang paling berpengaruh di antara semuanya.

Perempuan ini merupakan sosok di balik peresmian undang-undang Edict Nantes yang menjamin kebebasan beragama para pemeluk Protestan di Prancis pada masa itu. Sementara itu, Henry dikabarkan berpindah keyakinan karena pengaruh dan bujukan wanita simpanan yang paling disayanginya itu.

Pengaruh d'Estrees kepada Henry sangat besar, sehingga parlemen Prancis khawatir. Kabarnya, sang simpanan disingkirkan dari hidup sang raja dengan diracuni. Begitu besar rasa cinta Henry kepada d'Estrees, hingga dia menyelenggarakan upacara pemakaman layaknya seorang ratu, ketika kekasihnya itu meninggal mendahuluinya.

Related

History 832313743427323804

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item