Kisah Perempuan yang Mengubah Hobi Menjadi Bisnis Menguntungkan

  Kisah Perempuan yang Mengubah Hobi Menjadi Bisnis Menguntungkan

Naviri Magazine - Laras Anggraini adalah salah satu perempuan di Indonesia yang memanfaatkan internet untuk memasarkan produk yang dibuatnya.

“Zaman SMA sampai kuliah seneng nge-design, sempet punya bisnis design custom, print, sampai partner-an sama orang. Tapi pas lulus kuliah, mikir, bikin apa lagi ya? Dari situ kepikiran, kenapa enggak bikin satu produk yang bisa dijadikan macam-macam item,” kata Laras.

Laras tidak sendiri membangun usahanya, ia dibantu sahabatnya, Ella, sahabatnya sejak di bangku SMP. “Dari zaman sekolah, aku jualan bareng sama Ella di Instagram. Mimpi bareng ingin punya produk dan toko sendiri. Tercetuslah ide berbisnis di bidang tekstil. Kita sulap kain biasa menjadi kain bermotif unik, pattern design,” lanjut Laras.

Keduanya pun akhirnya membangun usaha yang dinamakan Smitten by Pattern pada Januari 2017. “Bermodal tabungan Rp 12 juta, kita akhirnya membangun Smitten by Pattern. Saat itu baru satu saja produk yang kita produksi, scarf, karena mudah dibuatnya, jahit pinggirannya, selesai deh,” ujar Laras menceritakan awal mulanya mendirikan Smitten by Pattern.

Membuka usaha sendiri tidak semudah yang dibayangkan Laras. Selain dia tidak mempunyai bekal ilmu berbisnis lantaran semua keluarganya adalah pekerja kantoran, Laras juga saat itu sulit membagi waktu, antara bisnis dengan pekerjaannya di kantor yang kerap menuntutnya lembur.

Rugi tentu pernah ia alami, beda pendapat dengan rekannya pun sudah pasti terjadi.  Ia bahkan sempat berada di titik merasa lelah dan menyerah. Namun melihat komentar-komentar di Instagram, sarana berjualannya saat itu, membuat ia bangkit.

“Semua orang menguatkan, terutama orang di sekitar, keluarga  yang bilang Smitten udah setengah jalan, jangan menyerah, lanjutkan, membuat aku semangat kembali,” Laras bercerita.

Tantangan-tantangan yang dihadapi memotivasinya untuk memikirkan bagaimana cara mengembangkan Smitten by Pattern. Ia pun bergabung dengan Tokopedia, dengan harapan mendapatkan target pasar yang lebih luas.

“Sebelum gabung jadi seller Tokopedia, kita research dengan lokal brand lain yang lebih dulu gabung di Tokopedia. Ternyata review di sana bagus, apalagi Tokopedia juga sudah punya nama, ya siapa sih yang enggak tahu Tokopedia - orang jangkauannya sudah ke 97% kecamatan di Indonesia. Selain itu, banyak fitur yang memudahkan kita untuk lebih dekat dengan calon customer,” akunya.

Setelah bergabung dengan Tokopedia, Laras merasakan dampak yang luar biasa. Penjualannya semakin meningkat berkat fitur yang disediakan Tokopedia. Salah satunya TopAds Tokopedia.

“Aku pakai TopAds Tokopedia tiap bulan. Produk aku jadi lebih banyak dikenal oleh orang, selain itu fitur lain seperti cashback, kupon voucher toko, juga memudahkan aku untuk melakukan pemasaran. Kalau di media sosial seperti Instagram sulit untuk membuat promosi seperti itu.”

Dari toko online, Laras dan temannya kini sudah memiliki kantor sendiri yang digunakan untuk memproduksi item lain seperti sarung bantal, pakaian, dan berbagai produk lainnya. “Dari dua orang, sekarang udah ada 7 orang di Smitten by Pattern. Cukup 1 orang di bagian finance, karena sistem pembayaran di Tokopedia sudah sangat rapi,” ungkapnya.

Dengan berkarya sepenuh hati, Laras dan Ella sangat memperhatikan makna dan nilai seni dari setiap motif pada produk Smitten by Pattern. Wanita ini pun berpesan bahwa tidak perlu takut gagal dalam berbisnis sebelum dicoba.

Related

Business 8959885022684228032

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item