Lahirnya Alam Semesta dan Makhluk-makhluk di Dalamnya (Bagian 2)

Lahirnya Alam Semesta dan Makhluk-makhluk di Dalamnya

Naviri Magazine - Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya (Lahirnya Alam Semesta dan Makhluk-makhluk di Dalamnya - Bagian 1). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dan urutan lebih lengkap, sebaiknya bacalah uraian sebelumnya terlebih dulu.

Gas-gas inilah yang kemudian membentuk atmosfer bumi, dimana salah satu penyusunnya adalah uap H2O alias air. Beberapa ratus juta tahun setelah bumi terbentuk, dan semua elemen berat telah turun ke dasar bumi, suhu di permukaan bumi menurun, sehingga uap air yang ada di atmosfer pun bisa turun menjadi hujan.

Turunnya hujan ini menyebabkan suhu bumi menurun lebih rendah lagi, sehingga lebih banyak hujan yang terjadi. Kejadian ini berlangsung terus menerus selama beberapa ratus juta tahun, sehingga suhu bumi pun stabil di permukaan, meskipun masih sangat panas di intinya sampai sekarang.

Makhluk hidup

Air dan lautan adalah komponen penting bagi sejarah bumi. Berkat adanya air di permukaan bumi, berbagai reaksi kimia menjadi mungkin terjadi. Bumi telah memiliki berbagai macam elemen, juga terdapat berbagai energi yang menyambar permukaan bumi, mulai dari petir hingga radiasi.

Dengan adanya air, berbagai reaksi kimia pun bisa terjadi. Dan salah satu elemen yang bisa terbentuk berkat adanya air di permukaan bumi adalah asam amino.

Asam amino adalah bahan dasar protein, dan berbagai asam amino bisa dibentuk hanya dengan bahan dasar yang ada di bumi, petir, radiasi, dan air, sebagai perantara. Singkat cerita, berbagai asam amino ini terus bermunculan berkat reaksi-reaksi yang ada, hingga akhirnya antar asam amino pun bereaksi, dan terbentuklah berbagai protein.

Di antara protein-protein itu terus menerus terjadi reaksi selama jutaan tahun, hingga terbentuklah sebuah molekul bernama RNA.

RNA adalah bahan dasar kehidupan paling primitif, karena RNA adalah sebuah bahan yang mampu menyalin dirinya, sebuah sifat perkembangbiakan yang menjadi ciri khas makhluk hidup di bumi dibandingkan dengan benda-benda tidak hidup di sekitarnya. Hingga saat ini, RNA masih menjadi inti dari kehidupan virus.

Selanjutnya, selama beberapa milyar tahun, bumi dipenuhi benda-benda berinti RNA dan variannya, yang mampu mereplikasi dirinya sendiri. Benda-benda ini begitu bervariasi. Dan, dengan berbagai reaksi yang ada, lama kelamaan struktur benda- benda ini semakin rapi, dan menjadi sebuah sel. Sel-sel ini pun lama kelamaan berevolusi, membentuk sebuah kehidupan bersama dalam bentuk multisel setelah milyaran tahun.

Evolusi

Keberadaan organisme dengan banyak sel adalah babak baru yang luar biasa bagi apa yang ada di bumi. Berbeda dengan evolusi dari asam amino hingga menjadi sel stabil yang memakan waktu milyaran tahun, hanya dalam beberapa ratus juta tahun sejak organisme mampu membentuk struktur multi sel, evolusi berhasil melahirkan spesies yang trilyunan kali lebih besar dari sebuah sel dalam bentuk reptil-reptil raksasa yang kita kenal sebagai dinosaurus.

Selama ratusan juta tahun, dinosaurus merajai permukaan bumi, sebelum akhirnya punah 65 juta tahun yang lalu. Punahnya dinosaurus memberikan kesempatan bagi hewan-hewan yang lebih kecil untuk bisa berevolusi, karena kehidupannya tidak lagi terancam mati karena dimakan atau terinjak dinosaurus, dan salah satunya adalah para mamalia.

Mamalia berevolusi dengan cepat, dalam beberapa puluh juta tahun saja, telah muncul banyak sekali spesies hasil evolusi mamalia, mulai dari tikus sampai jerapah.

Manusia

Salah satu hasil evolusi mamalia adalah kelompok primata, dimana kelompok ini kelak akan melahirkan spesies yang mendominasi bumi, yaitu manusia. Secara waktu, manusia baru berada di bumi ini sekitar 200 ribu tahun. Kalah jauh dibanding waktu yang diperlukan untuk evolusi dari mamalia pertama hingga muncul manusia, yang sekitar 65 juta tahun.

Apalagi jika dibandingkan masa kekuasaan dinosaurus yang ratusan juta tahun, atau malah evolusi dalam bentuk sel yang memakan waktu 3 milyar tahun lebih.

Tapi manusia memiliki sebuah ciri khas dibanding primata lain, yaitu struktur mulut yang mampu menghasilkan suara yang sangat beragam. Kita tidak sekadar bisa menggonggong atau mengeong, kita bisa menghasilkan ribuan suku kata dari mulut kita.

Hal ini adalah kunci keberhasilan manusia menaklukkan bumi: Komunikasi.

Berkat mulut yang mampu menghasilkan berbagai macam suara, komunikasi kita tidak terbatas pada menyampaikan emosi dasar seperti marah, lapar, dan takut saja, tapi kita juga mampu bercerita dengan mulut kita. Selanjutnya, cerita berujung pada pertukaran informasi, dan pertukaran informasi berujung pada pengayaan pengetahuan.

Dari situlah manusia berhasil menguasi dunia. Berkat komunikasi, budaya terbangun, pengetahuan terbagi, dan bisa dikembangkan. Hanya dalam 200 ribu tahun, tanpa harus berbadan besar, kita berhasil mendominasi bumi.

Related

Science 6204161918225900864

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item