Memoar Kesedihan Joan Didion Saat Ditinggal Mati Suaminya

Memoar Kesedihan Joan Didion Saat Ditinggal Mati Suaminya

Naviri Magazine - Ketika suami yang telah mendampinginya selama 40 tahun, John Dunne, meninggal dunia pada 30 Desember 2003, penulis Joan Didion mendeskripsikan perjalanan duka cita dan kenangan yang ia alami dalam memoar The Year of Magical Thinking.

“Pernikahan bukan sekadar waktu; secara paradoks, pernikahan adalah penyangkalan waktu. Selama empat puluh tahun aku memandang diri sendiri lewat mata John. Aku tidak bertambah tua. Sejak berusia dua puluh sembilan, tahun ini adalah kali pertama aku melihat diriku melalui mata yang berbeda,” tulisnya dalam memoar yang terbit pada 2005. 

Ketika jurnalis Gibson Fay-Leblanc mewawancarai Didion untuk majalah Guernica, April 2006, ia bertanya apakah menulis narasi sentimental dalam memoar merupakan mekanisme Didion melindungi diri untuk tidak menghadapi kematian suaminya secara langsung.

Didion menjawab, “Aku memiliki pemahaman yang berseberangan tentang hal ini. Di satu pihak, aku rasa (menulis memoar) berguna, ia berperan menjagaku tetap ‘utuh’. Namun pada saat yang sama, aku juga berusaha keras untuk tidak menjadi gila, untuk mencoba memandang sekeliling dengan jelas. Keduanya bertolak-belakang hingga akhirnya aku melepaskan konsep tentang diri sendiri, bahwa aku memiliki kuasa untuk mengontrol segalanya.”

Dalam perkembangannya, teori mengenai dukacita mengenal lima tahapan yang akan dilalui oleh setiap individu: penyangkalan, kemarahan, tawar-menawar, depresi, dan penerimaan, yang diperkenalkan oleh Elizabeth Kübler-Ross sejak 1969. Namun, lima tahapan ini tidak menuju kepada sebuah resolusi permanen.

“Walaupun Anda menjalankan berbagai upaya untuk merasakan apa yang dirasakan, Anda tidak akan pernah sepenuhnya mendapatkan sebuah penutupan, seperti yang biasa Anda saksikan di film. Tapi Anda akan menemukan sebuah tempat untuk rasa kehilangan, sebuah cara untuk menggenggam rasa itu, dan hidup bersamanya,” tulis Kübler-Ross dalam bukunya On Grief and Grieving–Finding the Meaning of Grief Through the Five Stages of Loss (2005).

Pada akhirnya, kesadaran itu pula yang membawa Didion kepada akhir perjalanan duka citanya.

“Aku tahu mengapa kita mencoba menjaga agar yang mati tetap hidup: kita mencoba menjaga mereka tetap hidup agar dapat selalu membawanya bersama kita. Aku juga tahu jika kita akan menjalani hidup, akan tiba waktunya kita harus meninggalkan yang mati, merelakan mereka, membiarkan mereka tetap mati. Membiarkan mereka sebagai foto-foto di atas meja…”

Related

Figures 1895192672540032808

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item