Penyembuh Luka, Kesedihan, dan Duka Cita Adalah Waktu

Penyembuh Luka, Kesedihan, dan Duka Cita Adalah Waktu

Naviri Magazine - Waktu adalah salah satu faktor penentu yang “menyembuhkan” duka cita.

Seorang  psikiatri Amerika, bernama George L. Engel, menyamakan emosi duka cita serupa penyakit, dalam esai berjudul Is Grief a Disease, pada 1961.

Serupa dengan masa penyembuhan penderita suatu penyakit, rasa kehilangan mendalam, menurut Engel, membutuhkan waktu untuk kembali ke titik ekuilibrium psikologis.

Engel juga mempertimbangkan kemungkinan terjadinya gangguan dalam proses penyembuhan, sehingga kondisi mereka yang berduka tak akan pernah mencapai fungsi awal yang diharapkan, seperti dikutip oleh James William Worden dalam Grief Counseling and Grief Therapy.

Keterikatan antara dua individu juga menjadi fokus penelitian duka cita psikoanalis John Bowlby dalam bukunya, Loss: Sadness and Depression (1980). Bowlby menggambarkan duka cita sebagai respons individu terhadap perpisahan akibat kematian secara bertahap.

Awalnya, ia akan mengalami shock dan mati rasa, yang menyangkal kematian orang yang ia kasihi. Disusul dengan kemarahan dan kerinduan yang besar, berupaya menemukan kembali figur yang hilang.

Ketika semua usahanya sia-sia, ia akan mengalami duka cita mendalam, dan belajar menerima kenyataan. Periode ini, menurut Bowlby, menjadi penting karena akan menentukan langkah individu tersebut menata kembali rutinitas hidupnya, tanpa kehadiran orang yang ia kasihi.

Related

Psychology 821763129185757004

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item