Upaya Menguak Misteri Identitas Jack The Ripper yang Membingungkan

Upaya Menguak Misteri Identitas Jack The Ripper yang Membingungkan

Naviri Magazine - Mike Covell, sejarawan Hull dan penulis sejumlah sejarah kriminal di Inggris, meragukan klaim Russel Edwards dan Dr Jari Louhelainen bahwa Jack The Ripper adalah Aaron Kosminski, imigran Yahudi-Polandia yang bekerja sebagai tukang cukur.

"Klaim itu berdasarkan penelitian terhadap DNA dalam darah dan sperma, yang terdapat pada selendang Chaterine Eddowes, korban keempat," ujar Covell.

"Dalam arsip pemeriksaan di tempat kejadian tidak disebutkan adanya selendang berlumur darah dan sperma di lokasi saat Eddowes dibunuh," lanjut Covell.

Menurut Covell, Amos Simpson—petugas kepolisian yang disebut-sebut menemukan selendang itu—mengaku tidak berada di tempat kejadian pada malam pembunuhan. Semua itu tercatat dalam arsip korban Jack The Ripper.

"Amos mengambil selendang dari rumah, dan membawanya ke kantor polisi. Jadi, itu bukti palsu," demikian Covell.

Yang juga meragukan adalah selendang itu berada di rumah Keluarga Eddowes selama dua generasi, dan sangat tidak mungkin bebas kontaminasi. Bahkan bukan tidak mungkin selendang itu tidak pernah dicuci.

Mitokondria DNA bisa diambil dari setiap anggota keluarga perempuan, dan dari kelompok etnis tanpa harus memilah-milah. Namun, menurut Covell, mengambil sampel DNA dari noda darah dan sperma yang terdapat di selendang berusia 126 tahun bukan hal mudah.

"Saya pernah melakukannya, dan tidak bisa karena sampel terlalu tua dan terdegradasi," ujar Covell.

Yang juga meragukan adalah Aaron Kosminski bukan penderita kelainan jiwa yang terangsang setelah melihat penderitaan korban lalu masturbasi. Arsip salah satu rumah sakit jiwa, tempat Kosminski pernah dirawat, menunjukan tersangka Jack The Ripper tidak mengancam siapa pun.

"Kosminski hanya suka masturbasi di sembarang tempat tanpa perlu mengancam wanita," Covell menegaskan.

Pengungkapan identitas Jack The Ripper ini bukan yang kali pertama. Sebelumnya, Patricia Cornwell—seorang penulis cerita kriminal—pernah melakukannya dalam buku Portrait of a Killer.

Corwell mengidentifikasi artis Walter Sickert sebagai Jack The Ripper, berdasarkan DNA yang diklaim ditemukan di atas surat yang ditulis sang pembunuh berantai. Sialnya, banyak pakar menyebut klaim Cornwell omong kosong.

Covell juga pernah melakukannya. Ia menghubungkan pembunuhan berantai di Hull dengan pembunuhan Whitechappel—tempat Jack The Ripper beraksi tahun 1888. Salah satu tersangka pembunuhan itu adalah Frederick Bailey Deeming, yang dipenjara di Hull tahun 1890, akibat menipu sebuah toko perhiasan di Whitefriargate.

Deeming membunuh istri dan empat anaknya di Rainhill, dan melarikan diri ke Australia. Di Australia, Deeming membunuh satu wanita lagi, dan dihukum gantung.

Sejumlah bukti menghubungkannya dengan kejatahan The Ripper. "Modus operandi Deeming saat membunuh istri dan empat anaknya sangat mirip dengan pembunuhan Whitechapel," kata Covell.

Yang juga patut dicatat, Deeming pernah diadili di London tahun 1892, karena dituduh membunuh oleh seorang tukang jahit. Tuduhan dilayangkan saat era pembunuhan Jack The Ripper berlangsung.

"Pengacara Deeming sempat mengatakan dirinya yakin kliennya adalah The Ripper. Namun, sang pengacara mencabut pernyataannya," kata Covell.

Russel Edward tahu akan ada penyangkalan terhadap klaimnya. Saat mengumumkan temuannya, yang menjadi bagian dari promosi buku tentang Jack The Ripper, Edwards mengatakan, "Hanya orang tolol yang meragukan temuan ini, dengan tujuan mengabadikan mitos. Kami berhasil membuka kedok Jack The Ripper."

Related

Mistery 1526152043846116525

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item