Kisah Salah Satu Eksperimen Teraneh Sepanjang Masa (Bagian 2)

Kisah Salah Satu Eksperimen Teraneh Sepanjang Masa

Naviri Magazine - Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya (Kisah Salah Satu Eksperimen Teraneh Sepanjang Masa - Bagian 1). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dan urutan lebih lengkap, sebaiknya bacalah uraian sebelumnya terlebih dulu.

Dalam praktiknya, sejumlah anggota kru memang terlibat dalam aktivitas seksual, namun tidak sampai menyebabkan ketegangan dan rasa permusuhan yang kentara.

Tapi, seks hanya satu dari sejumlah perilaku manusia yang ingin diteliti Genoves. Kenyataannya, ia punya tujuan lebih tinggi. Ketika ditanya Maria Bjornstam tentang tujuan sesungguhnya dari penelitian yang ia lakukan, akademisi itu menjawab dengan mengatakan bahwa ia "ingin menemukan cara untuk menciptakan perdamaian di muka bumi."

Untuk mewujudkannya, Genoves ingin memahami amarah manusia. Seiring berjalannya hari demi hari, namun demikian, satu-satunya tindak kekerasan yang terjadi di atas "laboratorium apung" itu dipicu oleh kemunculan seekor hiu alih-alih konflik antar kru.

Setelah 51 hari, Genoves mulai frustrasi. "Tak ada satu pun di sini yang tampaknya ingat bahwa kita sedang mencoba mencari jawaban atas pertanyaan terpenting zaman ini: Dapatkah kita hidup tanpa peperangan?" tulisnya.

Setelahnya, ia memahami bahwa metodenya tidak menimbulkan amarah dan kebencian yang ia harapkan. "Saya telah menyadari bahwa satu-satunya yang menunjukkan tindak kekerasan di rakit itu... adalah saya sendiri."

Ia juga luput untuk menyadari bahwa perasaan yang kelam juga dirasakan para anggota kru lainnya.

Hampir 50 tahun kemudian, beberapa anggota kru Acali mengaku bahwa mereka pernah berfantasi untuk membunuh Genoves.

"Kami memikirkan hal itu bersamaan," ujar Fe Seymour, insinyur asal Amerika yang turut serta dalam perjalanan itu, dalam wawancara di film The Raft, film dokumenter tentang The Acali yang tayang tahun 2018 lalu.

Sutradara asal Swedia, Marcus Lindeen, mengumpulkan keenam peserta eksperimen yang masih hidup untuk berbagi kisah dan kenangan dari perjalanan itu.

Bjornstam mengatakan kepasa Marcus bahwa Genoves akhirnya berperilaku layaknya diktator untuk melindungi eksperimennya, bahkan sempat mengklaim dirinya sebagai kapten rakit.

"Kekerasan psikologisnya sangat sulit untuk dihadapi," ingat anggota lainnya, Eisuke Yamaki dari Jepang.

Hal itu membuat kru rakit itu menghibur diri dengan membayangkan untuk membunuh Genove dengan "tidak sengaja" melemparnya ke luar rakit, atau dengan menyuntikkan obat-obatan agar ia terkena serangan jantung.

"Saya khawatir situasinya memanas dan membuat kami (benar-benar) melakukannya," ungkap Fe Seymour dalam film dokumenter tersebut. "Saya sadar bahwa kami punya kemampuan untuk melakukan sesuatu yang mengerikan demi bertahan hidup."

Depresi

Tak ada hal serius yang terjadi. Berbagai masalah dengan Genoves diselesaikan dengan diplomasi, seperti masalah-masalah lain yang muncul sepanjang perjalanan.

Ketika The Acali tiba di Meksiko, seluruh kru - termasuk Genoves - dikarantina selama satu minggu, dan menjalani serangkaian uji medis dan psikologi.

Akademisi itu menjadi depresi sepanjang perjalanan, dan bahkan pihak kampusnya menjaga jarak dari eksperimen yang dilakukannya akibat sebutan "rakit seks" oleh sejumlah media. Meski demikian, Genoves kemudian melanjutkan karier akademisnya hingga akhir hayatnya.

Sementara bagi para subjek penelitiannya, perjalanan itu berakhir sebagaimana ia bermula - sebuah petualangan. Meskipun mereka melewati berbagai kesulitan di atas rakit, tak ada perselisihan di antara mereka; justru ikatan yang erat antara satu sama lain terjaga hingga saat ini.

Keberhasilan

Ini alasan mengapa Fe berkukuh bahwa eksperimen tersebut justru sebuah keberhasilan.

"Ia (Genoves) sangat berfokus pada konflik dan kekerasan, padahal ia menggenggam (jawabannya) selama itu. Kami memulai perjalanan sebagai 'mereka' dan 'kami', lalu mengakhirinya menjadi 'kita'," ujar Fe kepada surat kabar Inggris, The Guardian.

Marcus, juga kepada The Guardian, sepakat: "Jika saja (Genoves) mendengar alasan mengapa mereka ikut ke atas rakit itu, maka ia akan memahami konsekuensi dari kekerasan dan bagaimana - terkadang - kita bisa menyelesaikan masalah itu dengan mengatasi perbedaan yang ada di antara kita."

Related

Science 3580871710501136512

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item