Ini Penyebab Hasil Cek Tekanan Darah di Rumah dan Rumah Sakit Kadang Berbeda

Ini Penyebab Hasil Cek Tekanan Darah di Rumah dan Rumah Sakit Kadang Berbeda

Naviri Magazine - Pernahkah Anda mendapati tekanan darah yang berbeda ketika melakukan cek tekanan darah di rumah dan rumah sakit? Jangan khawatir, dokter bilang hal ini lumrah dialami.

dr Siska S Danny, SpJP, FIHA, dari RS Jantung Harapan Kita, mengatakan bahwa perbedaan hasil cek tekanan darah di rumah dan rumah sakit memang bisa saja berbeda. Ada yang tekanan darahnya tinggi ketika dicek di rumah sakit, namun rendah di rumah, ada juga yang sebaliknya.

Menurut dr Siska, hal ini bisa terjadi karena adanya White Coat Effect. White Coat Effect adalah istilah yang digunakan bagi pasien yang mengalami fluktuasi tekanan darah, yakni normal ketika dicek di rumah namun mendadak tinggi ketika dicek di dokter atau rumah sakit.

"Jadi kalau dicek di rumah sakit itu lebih tinggi, sekitar 20 sampai 30 persen daripada ketika dicek di rumah. Ini bisa terjadi, namanya white coat effect," tutur dr Siska dalam temu media Omron Healthcare, di Hotel Le Meridien, Jl Jend Sudirman, Jakarta Pusat.

dr Siska mengatakan, belum jelas apa penyebab terjadinya white coat effect. Kemungkinan besar, pasien mengalami stres ringan atau perasaan tegang ketika akan diperiksa oleh dokter, yang akhirnya menyebabkan tekanan darahnya naik.

Kondisi sebaliknya terjadi pada pasien dengan masked hypertension. Pada pasien dengan kondisi ini, tekanan darah pasien akan cenderung tinggi ketika diukur di rumah, namun normal ketika diukur oleh dokter di rumah sakit.

"Kita udah cek, jantungnya membesar, ginjalnya bermasalah, hanya saja tekanan darahnya normal ketika diperiksa dokter. Tapi di rumah, tekanan darahnya tinggi. Nah ini kebalikan dari white coat effect tadi, namanya masked hypertension," ungkap dr Siska lagi.

Terkait dua kondisi ini, dr Siska menyarankan agar pasien melakukan konsultasi dengan dokter. Hal ini dilakukan agar pasien tak langsung mengambil kesimpulan dan dapat berakibat pada hipertensi yang tak terdeteksi. Jika hal itu terjadi, komplikasi seperti yang lebih berat pun bisa menyerang pasien.

"Penting juga untuk selalu melakukan cek kalibrasi alat tensinya. Alat tensi itu harus dicek kalibrasinya setiap 6 bulan sekali, agar hasil tensinya tepat," ungkap Ferri Halomoan dari Omron Healthcare Indonesia.

Related

Health 8352759513291885894

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item