Ini 5 Perpustakaan Paling Unik dan Paling Kreatif di Dunia

Ini 5 Perpustakaan Paling Unik dan Paling Kreatif di Dunia

Naviri Magazine - Perpustakaan adalah gudang ilmu yang menyimpan banyak buku, dan siapa pun bisa memanfaatkannya dengan cara meminjam buku di sana. Sayangnya, tidak semua orang punya waktu atau akses ke perpustakaan, sehingga tingkat literasi bisa dibilang belum merata di dunia.

Ada banyak tempat terpencil yang belum terjangkau oleh perpustakaan, sehingga masyarakatnya pun bisa dibilang tak pernah kenal perpustakaan. Untungnya, dalam kondisi semacam itu, ada orang-orang kreatif yang membuat perpustakaan unik dan bermanfaat untuk mereka. Berikut ini lima di antaranya.

Little Free Library, Amerika Serikat

Little Free Library mendapat label 'mikro', karena ukurannya yang memang sangat mini. Tak ada gedung atau ruangan berisi rak-rak kayu menampung deretan buku. Hanya ada sebuah kotak kayu sebesar kotak pos yang didirikan di depan rumah. Penggagas ide perpustakaan unik ini adalah Todd Bol. Pemuda ini mendirikan perpustakaan mikro pada tahun 2009 untuk menghormati mendiang ibunya.

Todd menempatkan sebuah rumah kayu kecil penuh buku di luar rumahnya, disertai tulisan yang menunjukkan kalau orang-orang yang lewat bisa mengambil atau meninggalkan sebuah buku di sana.

Perpustakaan unta, Kenya

Di Kenya, para unta berjasa mengantarkan sumber bacaan kepada masyarakat. Unta-unta ini mengenakan tas yang kedua sisinya penuh berisi buku, dan kemudian melakukan perjalanan bersama para pustakawan melintasi padang pasir yang tandus.

Unta-unta ini kemudian mampir ke komunitas-komunitas nomaden di gurun pasir, untuk meminjamkan buku kepada anak-anak atau orang dewasa.

Program ini dirintis oleh Kenya National Library Service pada tahun 1985, untuk menanggulangi tingkat buta huruf di kalangan warga Kenya yang hidup secara nomaden, sebab kurangnya akses terhadap pendidikan dan sumber bacaan. Sejauh ini, program tersebut sudah melayani antara 5.000 hingga 6.000 pelanggan.

Perpustakaan dalam perahu, Norwegia

Konsep perpustakaan ini mirip dengan Biblioburrow yang dirintis Luis Soriano di Kolombia, mendistribusikan buku kepada para pembaca yang tidak punya akses ke perpustakaan dengan sumber daya seadanya.

Kalau Soriano memanfaatkan keledai, perpustakaan ini menggunakan perahu sebagai sarana untuk mendistribusikan buku kepada warga Norwegia yang tinggal di fjord (pulau-pulau kecil dengan karakteristik tebing curam dan salju di Norwegia) terpencil.

Perahu bernama Epos ini mengirimkan buku ke lebih dari 250 komunitas kecil di berbagai fjord setiap tahun, terutama ketika musim dingin tiba antara bulan September sampai April. Layanan ini dimulai pada tahun 1959, didanai oleh perpustakaan umum di 3 daerah.

Mesin peminjaman buku otomatis, Amerika Serikat

Bagaimana jika tengah malam buta Anda ingin meminjam buku, tetapi terlalu malas untuk berkunjung ke perpustakaan umum atau persewaan buku yang kemungkinan besar sudah tutup? Peminjaman buku online? Kalau yang satu itu sudah cukup banyak ditemui, bahkan di Indonesia. Tetapi bagaimana dengan mesin peminjaman buku otomatis yang ditempatkan di sudut-sudut jalan?

Di Amerika Serikat, konsep peminjaman buku melalui mesin serupa mesin penjual rokok atau sof drink otomatis, sudah ada sejak tahun 1930-an. Dan dalam beberapa tahun terakhir semakin banyak perpustakaan yang memanfaatkan mesin seperti ini untuk memudahkan masyarakat dalam mengakses buku bacaan.

Perpustakaan keledai Biblioburro, Kolombia

Konsep perpustakaan ini adalah mengantarkan sumber bacaan kepada pembaca melalui keledai. Perpustakaan yang diberi nama Biblioburro ini digagas oleh Luis Soriano, seorang guru sekolah dasar di La Gloria, Kolombia.

Karena daerah tempatnya mengajar memiliki infrastruktur yang tidak memadai, akibatnya anak-anak tidak punya akses terhadap berbagai bacaan. Karena itulah Soriano memutuskan untuk membawakan buku-buku kepada anak-anak tersebut.

Dalam menjalankan program Biblioburro, Soriano dibantu oleh kedua keledai miliknya, Alfa dan Beto. Biasanya, sebelum berangkat, pak guru ini memenuhi kantong yang disampirkan di punggung Alfa dan Beto dengan buku, kemudian ia melakukan perjalanan hingga empat jam untuk mengunjungi anak-anak di desa-desa sekitar.

Related

World's Fact 2930878848271960032

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item