Kasus Aneh yang Tidak Bisa Dipecahkan Detektif Mana pun (Bagian 1)

Kasus Aneh yang Tidak Bisa Dipecahkan Detektif Mana pun

Naviri Magazine - Pada Februari 1959, 10 anak muda (8 pria, 2 wanita) merencanakan petualangan selama 2 minggu di Pegunungan Ural, Rusia. Salah satu di antara mereka sakit, dan terpaksa pulang. Ia sama sekali tak menyangka akan menjadi satu-satunya anggota tim yang pulang dalam keadaan hidup.

Beberapa minggu kemudian, mayat para pendaki itu ditemukan dalam kondisi yang sangat aneh. Mayat mereka ditemukan terpencar-pencar, terpisah dari kemah. Sementara kemah mereka ditemukan rusak.

Beberapa mayat ditemukan hanya memakai pakaian dalam, sedangkan beberapa lainnya ditemukan memakai baju teman mereka. Dua mayat ditemukan memiliki cedera pada kepala. Dua lainnya mengalami cedera pada dada. Mayat terakhir ditemukan tidak memiliki lidah.

Otopsi membuktikan beberapa korban mengalami kebutaan. Dari baju mereka, ditemukan jejak radioaktif. Beberapa saksi mata mengatakan, mereka melihat bola berwarna oranye, terbang di langit saat korban-korban tersebut hilang.

Dan yang paling aneh, kulit tubuh para korban berubah menjadi oranye, sementara rambut mereka menjadi kelabu. Tempat mayat mereka ditemukan merupakan gunung yang disebut “Kholat Shyakl”, artinya Gunung Kematian.

Begini cerita lengkapnya. Alkisah, sebuah grup mahasiswa yang terdiri dari sekelompok sahabat yang bersekolah di tempat yang sama, yaitu Ural Polytechnical Institute, berniat mendaki gunung di wilayah Sverdlovsk Oblast di Pegunungan Ural.

Tujuan mereka adalah mendaki Gunung Otorten melalui jalur yang bisa dikategorikan sulit. Namun mereka semua pendaki profesional. Grup tersebut tiba dengan kereta di Ivdel, kota terdekat dengan lokasi tujuan, lalu menumpang sebuah truk ke Vizhai, pemukiman terakhir yang terisolir.

Setelah melewati Vizhai, mereka hanya menemukan hamparan salju tanpa kehidupan di pegunungan beku Ural. Mereka bergerak dari Vizhai pada 27 Januari 1959. Namun hari berikutnya, salah satu anggota mereka, yaitu Yuri Yudin, sakit. Sehingga ia harus kembali ke Vizhai. Akhirnya, grup yang kini terdiri dari 9 orang itu melanjutkan perjalanan tanpa teman mereka.

Diari dan kamera video ditemukan di sekitar kemah terakhir mereka, sehingga bisa diketahui rute terakhir perjalanan mereka. Pada 31 Januari 1959, tim bersiap memulai pendakian. Dari video dan diari, diketahui saat itu kondisi mereka baik-baik saja. Peralatan mereka lengkap, dan bahkan surplus bahan makanan.

Tanggal 1 Februari 1959, dipimpin oleh Igor Dyatlov, mereka mulai mendaki melalui jalur yang mereka rencanakan. Namun tanpa diduga, muncul badai salju, sehingga mereka kehilangan arah dan justru berjalan menuju ke Kholat Syakhl, Gunung Kematian. Ketika menyadari tersesat, mereka lalu mendirikan kemah di gunung tersebut. Di sinilah nasib mereka terakhir diketahui.

Sudah disepakati bahwa Igor Dyatlov, sang pemimpin rombongan, akan mengirim telegraf dari Vizhai, begitu ekspedisi selesai pada 12 Februari 1959. Namun, telegraf yang diharapkan tak kunjung datang. Ini tentu membuat keluarga mereka cemas.

Akhirnya, pada 20 Februari 1959, sebuah tim pencari diturunkan untuk mencari keberadaan para pendaki yang hilang tersebut. Awalnya, tim hanya terdiri dari para mahasiswa dan dosen dari sekolah mereka. Namun kemudian polisi dan tentara ikut terlibat, dengan diturunkannya pesawat dan helikopter pencarian. Apa yang mereka temukan selanjutnya justru memicu lebih banyak pertanyaan dan misteri.

Pada 26 Januari 1959, tim pencari yang tiba di Kholat Syakhl menemukan tenda kosong dalam kondisi rusak parah. Dari arah tenda, terlihat jejak-jejak kaki menuju ke hutan terdekat. Di hutan tersebut, tim pencari menemukan sisa-sisa api dan dua mayat pertama, yaitu Yuri Krivonischenko dan Yuri Doroshenko.

Anehnya, mayat mereka ditemukan hanya memakai pakaian dalam. Terdapat bukti bahwa mereka berusaha keras menyelamatkan diri dengan memanjat pohon di dekat mereka, hingga kulit jari-jari mereka mengelupas. Namun menyelamatkan diri dari apa?

Tim pencari kemudian menemukan mayat-mayat lainnya, yaitu Igor Dyatlov (pemimpin tim), Zinaida Kolmogorova (salah satu anggota perempuan), dan Rustem Slobodin, dalam jarak terpisah, yaitu 300, 480, dan 630 meter, dari tempat mayat kedua teman mereka ditemukan.

Mereka sepertinya tewas satu per satu dan ditemukan dalam keadaan buta. Salah satu di antara mereka ditemukan dengan kondisi tengkorak retak, namun diduga penyebab kematian adalah hipotermia. Hingga kini telah ditemukan 5 mayat dengan kondisi misterius, dan 4 lainnya masih hilang.

Pencarian sisa korban memakan waktu dua bulan. Pada 4 Mei 1959, penantian para keluarga korban berakhir. Empat mayat ditemukan terkubur di dalam salju, sedalam 4 meter. Mayat Nicolai Thibeaux-Brignolle ditemukan dengan kondisi kepala hampir pecah.

Alexander Kolevatov dan Alexander Zolotarev ditemukan dengan luka parah di dada dan rusuk patah. Yang paling mengerikan, korban terakhir, yaitu Lyudmilla Dubunina, ditemukan dengan lidah terpotong.

Baca lanjutannya: Kasus Aneh yang Tidak Bisa Dipecahkan Detektif Mana pun (Bagian 2)

Related

Mistery 789808038498273024

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item