Inilah Senjata Mematikan yang Mampu Menciptakan Berbagai Bencana

Inilah Senjata Mematikan yang Mampu Menciptakan Berbagai Bencana

Naviri Magazine - Pernahkan Anda mendengar teknologi SCALAR? Teknologi ini mampu memanipulasi cuaca dan fenomena alam. Teknologi berbasis gelombang elektromagnetik ini dikenalkan pertama kali oleh ilmuwan Rusia, Nikola Tesla.

Saintis itu menjadikan bencana gempa di berbagai negara pada 1937 sebagai sampel penelitian. Selanjutnya, Tesla melakukan penelitian mengenai penciptaan alat yang mampu memunculkan gelombang frekuensi tinggi, yang bisa memicu badai dan gempa tektonik. Setelah melalui berbagai penyempurnaan, alat itu mampu mengalahkan kekuatan Nuklir. Belakangan, senjata pemusnah massal itu dikenal sebagai elektromangnetik SCALAR.

Dr Rosalie Bertell, dalam buku berjudul The Latest Weapon of War (2000) menyatakan bahwa bumi dapat dijadikan sebagai senjata ampuh untuk memusnahkan musuh. Bertell menegaskan bahwa dalam kamus senjata militer AS, senjata paling kuat adalah senjata ekologi.

Menurut Bertell, AS sudah melakukan uji coba sejak puluhan tahun lalu. Negeri Paman Sam pernah menggunakan gelombang elektromagnetik dan bahan kimia untuk melubangi ozon atmosfir di ruang udara beberapa negara Asia.

Ketika itu, AS menggunakan Barium dan Lithium yang "dikirim" ke lapisan ozon, dengan bantuan gelombang elektromagnetik. Tak heran jika antara periode 1980 hingga 1990, di langit Amerika Utara sering muncul cahaya berpendar.

Seorang pakar dari Phillips Geophysis, yang bekerja dalam proyek HAARP (High Altitude Atmospheric Research Project) juga pernah mengungkapkan adanya riset yang diarahkan untuk menciptakan perangkat-perangkat pemicu bencana alam.

Untuk mendukung kemampuan SCALAR, AS menggunakan gelombang elektromagnetik berfrekuensi sangat rendah (Extremely Low Frequency atau ELF) yang mampu menembus lapisan tanah dan lautan hingga ratusan kilometer di dalam perut bumi. Melalui modifikasi khusus, gelombang itu mampu menggerakkan lempeng tektonik bumi.

Menurut Dr Rosalie Bertell, seorang pengamat persenjataan nonkonvesional, gempa bumi yang ditimbulkan oleh ELF akan terkait dengan ionosfir (atmosfir yang berjarak 80-600 km dari permukaan bumi). Tak heran jika gempa bumi Tang Shan di China pada 28 Juli 1976, terjadi setelah muncul kilatan cahaya di langit China. Fenomena itu muncul akibat gelombang ELF, yang telah ditembakkan Amerika Serikat, setelah memanaskan ionosfir.

Munculnya kilatan cahaya juga terjadi pada gempa Aceh, Nias, Jogja, dan Pangandaran. Hal yang sama juga muncul pada 17 Oktober 1989, ketika gempa besar melanda San Francisco. Demikian juga gempa di California pada 12 September 1989.

Harian Washington Post pada Maret 1992 meliris berita mengenai tertangkapnya gelombang radio misterius oleh sejumlah satelit dan radar menjelang terjadi gempa besar di beberapa negara antara tahun 1986-1989. Gempa-gempa itu terjadi di California, Amerika, dan Jepang.

Gempa bumi yang menggoyang Los Angeles pada 17 Januari 1994 juga didahului dengan gelombang radio dan dua letusan hipersonik.

Related

Technology 6881270831551558770

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item