Menciptakan Suasana Kerja yang Menyenangkan dan Produktif

Menciptakan Suasana Kerja yang Menyenangkan dan Produktif

Naviri Magazine - Hanya satu di antara tiga pekerja yang benar-benar bekerja. Mereka hadir, being present baik secara fisik, mental, maupun intelektual. Mereka terlibat secara penuh di dalam pekerjaannya. Dan, satu di antara lima orang yang digaji oleh perseroan, bekerja berseberangan dengan yang ingin dicapai perseroan.

Temuan Gallup Management itu menjadi bukti nyata, betapa tidak banyak pekerja yang mampu mengolah potensi menjadi kekuatan mengembangkan perseroan.

Mereka hanya sekadar menjadi pekerja dan penggembira di dalam sebuah perseroan. Ironisnya, realitas yang sering kita temui di dalam kehidupan kerja adalah sebagian besar perseroan tidak merumuskan business purpose dengan cermat. Sebagian besar deklarasinya hanya terkesan dibuat untuk memenuhi tuntutan formalitas, jika tidak mau dikatakan lips service.

Meningkatkan kualitas

Di dunia kerja, engaged employee berarti seseorang yang penuh terlibat, senang, dan antusias atas apa yang ia kerjakan. Ia bersedia dan atas kemauannya sendiri (diskretif) melakukan berbagai hal jauh di luar batas kewajiban standar formal semata untuk kepentingan dan kemajuan organisasi.

Pemicu peningkatan kinerja organisasi dan daya saing perseroan telah berubah. Siapa pun yang ingin berlaga dan menang di dunia bisnis, wajib menyesuaikan strategi dan teknik pendekatannya, dalam upaya mencapai sasaran-sasaran strategis tersebut.

Suasana senang

Perseroan yang bisa merancang iklim yang fun, exciting dan menantang, akan membuat suasana kerja menjadi riang. Orang menjadi senang dalam bekerja, lebih banyak tersenyum, dan punya hubungan industrial yang hangat. Dan di sinilah intinya, ketika kita merasa senang, maka kemampuan berpikir kreatif kita terbuka paling lebar.

Ketika kita senang, kita menjadi kreatif. Semua ide akan mengalir dengan sendirinya. Ia seperti air terjun yang otomatis mengalir lancar. Namun, hal yang sebaliknya akan terjadi, jika suasana kerja monoton, membosankan, apalagi suasananya tegang dan tidak tenang. Maka kemampuan berpikir kreatif kita akan tersumbat seperti saluran mampet. Tidak ada hasil kreatif yang bisa mengalir keluar dalam suasana kerja seperti itu.

Pada prinsipnya, engagement bukan suatu event atau program tambahan. Ia tidak bisa ditempatkan sebagai suatu auxiliary program. Tetapi engagement harus embedded di dalam strategi dan kultur perseroan. Engagement harus menjadi suatu strategi leadership untuk menyukseskan strategi bisnis.

Sebagian besar perseroan tidak memanen hasil transformasi, karena ada diskrepensi di dalam konsep dan implementasi. Ada gap antara the way we think and feel terhadap the way we do. Di sinilah engagement menjadi semacam kunci menyesuaikan dan mencocokkan hal itu.

Alat pendongkrak

Dengan engagement, perseroan akan punya leverage competitiveness yang makin hebat. Dengan demikian, ia bisa sustain dalam alam kompetisi, apalagi kini dalam kompetisi pasar global yang makin terintegrasi. Tidak hanya sustain, tetapi juga surplus.

Engagement memungkinkan setiap orang bisa mengeluarkan hal-hal terbaik, bakat, kemampuan, keahlian yang selama ini tersimpan, dan menyalurkannya ke dalam kinerja.

Dengan pendekatan yang integral, engagement kini bukan lagi sebuah buzzword semata. Ia bisa menjadi alat pendongkrak market value perseroan yang amat hebat.

Related

Career 13474678198629754

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item