Coelacanth, Ikan Purba yang Saat Ini Masih Hidup di Indonesia
https://www.naviri.org/2019/08/Coelacanth.html
Naviri Magazine - Jauh di dasar lautan di kepulauan Manado, ada sesosok fosil hidup yang selamat dari kepunahan massal sekitar 65 juta tahun yang lalu.
Penduduk lokal menyebutnya ikan Raja Laut, seekor ikan purba yang telah hidup sejak zaman Paleozoic dan Devon, sekitar 250 juta tahun yang lalu, dan menjadi missing link dari penelitian teori evolusi hewan laut yang dalam perkembangannya beranjak menjadi hewan darat.
Dunia menyebutnya Coelacanth, yang dalam bahasa Latin berarti Hollow spine/Tulang berongga.
Terdapat 2 jenis coelacanth di dunia, yang pertama adalah West Indian Coelacanth (Latimeria chalumnae) atau disebut gombessa, dan yang kedua adalah Indonesian Coelacanth (Latimeria menadoensis). Saat ini, West Indian Coelacanth berstatus kritis, sedangkan status Ikan raja laut adalah rentan.
Habitat ikan coelacanth Indonesia berada di sekitar perairan laut Sulawesi, terutama di sekitar Pulau Manado Tua, perairan Malalayang, Teluk Manado, dan di perairan Talise, Minahasa Utara. Habitat ikan coelacanth berada pada kedalamanan lebih dari 180 meter, dengan suhu maksimal 18 derajat Celsius.
Di Indonesia, spesimen coelacanth kering disimpan dalam peti kaca, dan dipamerkan di Sea World, Jakarta. Setidaknya ada dua spesimen basah coelacanth Indonesia, yakni yang disimpan di Museum Biologi LIPI di Cibinong dan di Manado.
Keunikan paling nyata ikan ini adalah keberadaan sepasang sirip dada, sirip perut, satu sirip anal (bagian belakang bawah), dan satu sirip punggung yang tidak menyatu dengan tubuh, tetapi menjulur, bercuping, dan berdaging seperti tungkai hewan mamalia.
Untuk tetap pada posisinya, coelacanth menggerakkan sirip perut dan sirip dadanya seperti dayung. Gerakan maju datang dari sirip anal dan sirip punggung belakang. Rahang atas coelacanth dapat bergerak membuka seperti rahang bawah.
Dengan kemampuan itu, coelacanth yang merupakan ikan karnivora ini dapat memangsa ikan yang lebih besar. Coelacanth menetaskan telurnya di dalam perut, bukan di luar tubuhnya.