Hati-hati! Meski Bermanfaat, Bayam Juga Bisa Menjadi Racun

Hati-hati! Meski Bermanfaat, Bayam Juga Bisa Menjadi Racun

Naviri Magazine - Bayam, tumbuhan berasal genus Spinacia, sudah akrab dikenal di Indonesia sebagai teman lauk menu masakan Indonesia. Dalam skala internasional, bayam dipopulerkan oleh seri kartun untuk anak-anak, ‘Popeye’, yang memiliki karakter menjadi kuat setelah memakan bayam.

Bayam memiliki sederet khasiat, di antaranya meningkatkan kinerja ginjal dan melancarkan pencernaan. Daun bayam acapkali digunakan untuk membersihkan darah sehabis bersalin. Tidak hanya itu, bayam juga digunakan untuk memperkuat akar rambut serta mengobati tekanan darah rendah, kurang darah (anemia), dan gagal ginjal.

Selain itu, bayam juga dipercaya memiliki khasiat mencegah hilangnya penglihatan akibat usia (macular degeneration), kanker, bahkan katarak. Bayam adalah sumber lutein dan folate yang hebat, yang juga dapat membantu mencegah penyakit jantung dan bayi yang lahir cacat.

Folic acid yang ada pada bayam juga mampu melindungi otot jantung dari meningkatnya kadar glukosa yang mudah larut dan mengandung B9. Vitamin ini biasanya menjadi suplemen bagi perempuan yang mengandung untuk melindungi bayi dari cacat pada bagian syaraf.

Bayam kaya zat besi yang memiliki peran penting dalam proses distribusi oksigen dalam darah di tubuh manusia. Zat besi juga berfungsi dalam proses produksi haemoglobin. Zat besi juga berperan penting dalam fungsi kekebalan tubuh. Kekurangan zat besi akan memperbesar potensi tubuh mudah terserang penyakit.

Namun, ada beberapa hal penting yang patut diwaspadai dalam mengolah bayam. Salah-salah, bayam yang kita favoritkan berubah menjadi senyawa racun.

Untuk itu, ketahui langkah pengolahan bayam yang baik, sebagai berikut:

Pilihlah bayam yang hijau segar, dan lebih baik yang melalui proses penanaman organik (tanpa pestisida).

Lebih baik bayam diproses masak setelah segar dipetik. Karena paparan oksigen yang terlampau lama membuat kandungan zat besi berupa ferro (Fe2+) menjadi teroksidasi menjadi racun zat besi (ferri, Fe3+).

Hindari memanaskan kembali masakan sayur bayam yang sudah melalui proses pemasakan.

Hindari konsumsi bayam yang sudah 6 jam setelah proses pemasakan. Racun yang ada bertambah dengan hadirnya zat nitrat (NO3), yang jika teroksidasi dengan udara juga akan menjadi NO2 (nitrit), yang bersifat senyawa tidak berwarna, tidak berbau dan bersifat racun.

Hindari penyimpanan terlalu lama.

Efek racun lainnya adalah kemampuan nitrit tersebut bereaksi kepada amino sekunder, yang dapat membentuk senyawa penyebab kanker.

Related

Health 7242985611848687970

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item