Kisah Orang-orang yang Hidup Sendirian di Tempat Ekstrem
https://www.naviri.org/2019/08/kisah-orang-orang-yang-hidup-sendirian.html
Naviri Magazine - Kita sering mendengar pernyataan bahwa manusia adalah makhluk sosial. Pernyataan itu memberitahu bahwa manusia memang cenderung hidup bermasyarakat, saling membutuhkan, dan saling memberi bantuan. Karena nyatanya manusia memang sulit untuk bisa hidup sendirian tanpa orang lain.
Meski begitu, ternyata ada orang-orang yang mampu menunjukkan bahwa mereka dapat hidup sendirian, tanpa orang lain di dekatnya. Bukan hanya hidup sendirian, mereka juga menjalani kehidupannya yang sebatangkara itu di tempat yang ekstrem. Berikut ini beberapa di antaranya.
Ra Pauletta
Di gurun sebelah utara New Mexico, Ra Pauletta menghabiskan 25 tahun dari hidupnya untuk tinggal di dalam sebuah gua yang dibuatnya sendiri. Satu-satunya teman dia adalah seekor anjing. Hebatnya, gua bikinan Pauletta seperti sebuah karya seni pahat yang indah dan megah.
Ketika ditanya apakah dia terobsesi dengan pekerjaan menggali gua, Pauletta hanya menjawab, "Apakah anak-anak terobsesi bermain?" Dengan kata lain, Pauletta seolah ingin menyampaikan apa yang dilakukannya sudah menjadi semacam urat nadi atau deru napasnya sebagai seniman.
Masafumi Nagasaki
Masafumi Nagasaki, 76 tahun, tinggal di pulau terpencil Sotobanari selama 20 tahun. Selama di pulau itu, dia sehari-hari tidak memakai baju sehelai pun alias telanjang. Di pulau terpencil itu tidak ada air mineral, dan banyak hewan serangga, serta rawan diterjang badai dahysat.
Tingginya ombak di sekitar pulau itu juga membuat ikan hampir tidak mungkin dipancing.
"Sebelumnya, saya tidak menganggap penting mau mati di mana. Tapi di sini, dikelilingi alam, tak ada tempat lain yang seperti ini, kan?" kata dia ketika diwawancara kantor berita Reuters dan dilansir situs Huffington Post.
Yu Fazhong
Yu Fazhong tinggal di tempat terdingin di China. Hidup sebatang kara, Yu setiap hari menenggak alkohol untuk terus menghangatkan dirinya. Pria ini tinggal di sebelah utara Provinsi Heilongjiang selama sekitar 10 tahun terakhir. Tempat tinggal Yu disebut "Desa Kutub".
Dilansir dari Shanghaiist, tempat tinggal pria ini diketahui sejak seorang pengunjung mengabadikan rumahnya, dan mengunggah ke jejaring sosial Weibo. Dalam unggahan tersebut, banyak netizen yang berkomentar. Mereka membayangkan bagaimana harus tinggal di tempat Yu yang sepi, kurangnya ruang penghangat, dan suhunya sangat rendah.
"Aku terus tinggal di sini dengan kondisi seadanya, selama hampir 10 tahun," ujar Yu.
Michael Peter Fomenko
Michael Peter Fomenko, 84 tahun, hidup di hutan liar di sebelah utara Queensland, Australia, selama 60 tahun. Dia selama ini bertahan hidup di hutan dengan makan buaya dan babi hutan. Dia menangkap dan membunuh hewan liar itu dengan tangan kosong.
Koran the Daily Mail melaporkan, Fomenko diyakini adalah putra wanita Rusia, Elizabeth Machabelli. Dia terbang ke Sydney pada usia 24 tahun, dan mengucilkan diri dari kehidupan dunia luar, di dalam hutan di antara Cape York dan Ingham. Dia menjalani hidup semacam itu karena terinspirasi karya sastrawan Yunani, Homer, The Odyssey.
Xu Wenyi
Manusia bisa mendaki gunung tertinggi atau menyeberangi lautan yang ganas untuk mencapai apa yang mereka inginkan. Sama seperti kisah Xu Wenyi, seorang petani asal China, yang nekat menggali gunung untuk tempat tinggal, setelah bercerai dengan istrinya.
Setelah bercerai, Xu Wenyi mencari tempat yang bisa digunakannya untuk menyendiri. Jadilah, selama enam tahun pria ini menggali sebuah lubang untuk dijadikan gua tempat tinggalnya pada sebuah gunung di wilayahnya. Ini tentunya membutuhkan kerja keras, namun Xu Wenyi terbukti bisa melakukannya hingga rumah guanya siap dan bisa ditinggali.
Xu yang saat ini berusia 57 tahun, telah tinggal dalam gua itu selama lebih dari 10 tahun. Gua tersebut terletak di gunung pada Xiangtan County, Provinsi Hunan. Dengan kedalaman sekitar 30 meter dan lebar tiga meter, gua tempat tinggalnya sebenarnya cukup luas untuk ditinggali.