Ternyata Ini Penyebab Otak Manusia Mudah Dibohongi (Bagian 2)

Ternyata Ini Penyebab Otak Manusia Mudah Dibohongi

Naviri Magazine - Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya (Ternyata Ini Penyebab Otak Manusia Mudah Dibohongi - Bagian 1). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dan urutan lebih lengkap, sebaiknya bacalah uraian sebelumnya terlebih dulu.

Jika pernyataan atau ide disokong oleh gambar atau grafik, biasanya orang cenderung jadi lebih percaya. Dalam studi terkini, Newman memperlihatkan sebuah artikel (palsu) kepada sejumlah responden. Di artikel tersebut ditulis seorang bintang musik rock terkenal, wafat. Responden ternyata lebih percaya kepada artikel tersebut jika tulisan dilengkapi foto sang bintang rock. Ini murni karena otak lebih gampang mencerna faktanya.

Hal yang sama berlaku jika kita membuat tulisan. Tulisan dengan pilihan font yang gampang dibaca, atau orang yang berpidato dengan penekanan yang tepat akan meningkatkan kepercayaan pembaca dan pendengarnya. Bahkan ini berlaku pula untuk hal yang tidak terduga : "Semakin gampang nama seseorang dilafalkan, semakin mudah pula kita mempercayai pernyataannya".

Dari temuan inilah kita bisa memahami mengapa orang begitu yakin dan takut dengan cerita pisang pemakan daging. Pertama, email dikirim oleh orang yang kita percaya - teman kita - sehingga klaim seakan menjadi lebih kredibel.

Konsep pisang pemakan daging sangat gampang untuk dibayangkan. Jika seseorang cenderung tidak mempercayai FDA dan pemerintah, tuduhan bahwa mereka menutup-nutupi informasi sudah sejalan dengan apa yang selama ini kita yakini.

Berdasarkan uji laboratorium, menghadirkan bukti sanggahan terhadap klaim yang beredar, hanya akan membuat orang semakin yakin dengan klaim tersebut. Ini karena memori kita tidak sempurna.

Memperbaiki fakta hanya akan berhasil jika "kita bisa memutar ulang lengkap seluruh memori seperti di rekaman video, sehingga kita ingat mana poin-poin yang sebenarnya benar dan salah. Namun, sayangnya itu tidak bisa kita lakukan karena memori kita tidak sempurna. Perlahan-lahan kita kehilangan berbagai informasi."

Agar tidak gampang dibohongi

Kondisi tersebut membuat kita 'terbius' dengan detail-detail 'heboh' - yang sebenarnya mitos - dan melupakan detail-detail penting yang bisa membuktikan bahwa pernyataan tersebut salah.

Semakin berupaya mengoreksinya, hanya membuat kita merasa semakin familiar dengan mitos tersebut. Semakin merasa familiar, malah membuat kita semakin percaya.

Mitos yang perlahan-lahan mulai tidak kita percayai pun, sebenarnya masih menyisakan celah yang membuat kita tidak nyaman. Lewandowsky memaparkan, konsep ini seperti sebuah buku: jika kita copot salah satu halamannya, maka halaman lain juga akan mulai lepas.

"Proses mental kita jadi ada celah kosong jika ini terjadi. Dan kita tidak suka itu."

Untuk menghindari ketidaknyamanan itu, kita cenderung memilih untuk mempercayai mitos tersebut, sampai sistem kita yang lain, sudut-sudut pandang kita yang lain, mulai berubah.

Untungnya, masih ada cara untuk membuat kita tidak gampang dibohongi. Pertama, kita harus berusaha untuk tidak mengulang-ngulang mitos dan mencoba untuk mencari alternatif lain dari mitos tersebut.

Misalkan ada mitos yang menyebut bulan terbuat dari keju. Jika kita langsung katakan bahwa bulan tidak terbuat dari keju, mungkin kita akan kesulitan untuk langsung menerimanya.

Tetapi, jika kita katakan, "bulan tidak terbuat dari keju, tetapi dari formasi batuan, kitaa mungkin akan berkata, 'OK, baiklah'. Ini karena kita pada akhirnya masih bisa membayangkan seperti apa bentuk bulan," tutur Lewandowsky.

Newman setuju dengan cara itu. Misalnya, untuk rumor bahwa vaksin MMR terkait dengan autisme, dia menyarankan untuk merangkai cerita baru yang 'lebih benar' seputar kesalahan ilmiah pada mitos tersebut, dibandingkan langsung menolak informasi itu.

Apapun cerita yang Anda pilih, Anda harus menyampaikannya dengan bahasa yang jelas, dilengkapi gambar dan presentasi yang menarik. Pesan tersebut harus disampaikan perlahan, tetapi sering, sehingga pemikiran pendengarnya mulai dapat menerima. Ketika ide baru tersebut semakin familiar, orang akan memercayainya.

Dan pada akhirnya, menyadari kekurangan yang dimiliki otak kita dapat membantu kita dalam menilai pernyataan.

Sangat disarankan agar Anda berpikir terlebih dahulu terkait apa yang Anda baca dan dengar. Apakah itu benar? Ataukah Anda meyakininya karena bias perasaan dan pengaruh orang di sekeliling Anda? Karena mungkin saja opini Anda terkait sesuatu, tidak ubahnya berita palsu pisang pemakan daging.

Related

Science 3495967409540161205

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item