Ini Faktor-faktor Penyebab Kanker Paru, Menurut Dokter

Ini Faktor-faktor Penyebab Kanker Paru, Menurut Dokter

Naviri Magazine - Kanker paru merupakan satu dari tiga jenis kanker yang paling banyak diidap oleh penduduk Indonesia.

Awal Juli 2019, Kepala Pusat Data, Informasi, dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, meninggal karena kanker paru. Kemudian, 30 Juli 2019, mantan Bupati Gowa, Ichsan Yasin Limpo, juga mengembuskan napas terakhir karena penyakit ini.

Secara global, satu dari lima kematian pasien seluruh jenis kanker disebabkan oleh kanker paru. Angka kematian yang disebabkan jenis kanker ini bahkan bertengger di urutan tertinggi dibanding jenis kanker lainnya. Tercatat, sebanyak 1,7 juta orang meninggal setiap tahun karena kanker paru.

Sebenarnya faktor-faktor apa saja yang bisa menyebabkan timbulnya kanker paru pada tubuh seseorang?

Sita Laksmi Andarini, dokter spesialis paru yang juga merupakan pengurus pusat Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), menjelaskan bahwa faktor risiko terbesar terjadinya kanker paru adalah paparan atau pajanan asap rokok. Selain itu, faktor lainnya adalah polusi udara yang tinggi.

Faktor risiko lain adalah tinggal atau bekerja di daerah yang terpapar karsinogen atau zat pemicu kanker, misalnya silika, radon, zat-zat hasil pertambangan, dan bahan kimia lainnya. Di samping itu, faktor genetik dan riwayat penyakit paru fibrosis juga bisa meningkatkan risiko seseorang untuk terkena kanker paru.

“Misalnya dia tidak merokok, tidak terkena polusi, tapi dia rentan secara genetik; memiliki riwayat penyakit fibrosis paru sebelumnya,” papar Sita di acara Konferensi Pers yang diadakan PDPI dalam rangka memperingati Hari Kanker Paru Sedunia di Jakarta Timur.

“Kemudian riwayat susceptibility keluarga yang memiliki riwayat kanker itu risikonya lebih tinggi (juga),” tambahnya.

Sita menjelaskan, orang-orang dengan pekerjaan tertentu juga memiliki tingkat risiko lebih tinggi untuk terkena kanker paru. “Pekerjaan, contohnya kerja di tambang, kerja di pabrik silika, kerja di pabrik semen, keramik, kaca, itu meningkatkan risiko terjadi kanker paru.”

Apabila orang-orang dengan pekerjaan tersebut merokok, maka risiko mereka untuk terkena kanker jadi lebih tinggi lagi. “Kami pernah melakukan penelitian orang yang bekerja di tempat berisiko tinggi. Kalau dia merokok, maka risiko kankernya 8 kali lipat lagi lebih tinggi dibandingkan yang tidak merokok,” beber Sita.

Ketua Umum PDPI, Agus Dwi Susanto, dalam acara yang sama, juga menjelaskan bahwa para perokok memang rentan terkena kanker paru. “Di Rumah Sakit (RSUP) Persahabatan, 86% penderita kanker paru adalah perokok. Secara internasional, jumlah perokok yang mengidap kanker paru sebanyak 85%.”

Adapun terkait polusi udara, Agus menyampaikan bahwa 4 persen penderita kanker paru di RSUP Persahabatan terkait dengan faktor risiko utama yang berupa polusi udara. “Polusi udara yang menjadi penyebab seseorang terkena kanker paru, secara internasional, persentasenya sekitar 3-5%.”

Related

Health 6962567997119066919

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item