Biografi Kho Ping Hoo, Penulis Cerita Silat Terkenal Indonesia

Biografi Kho Ping Hoo, Penulis Cerita Silat Terkenal Indonesia

Naviri Magazine - Asmaraman Sukowati Kho Ping Hoo lahir di Sragen, Jawa Tengah, 17 Agustus 1926, dan dikenal sebagai penulis cersil (cerita silat) yang sangat populer di Indonesia. Kho Ping Hoo dikenal luas karena kontribusinya bagi literatur fiksi silat Indonesia, khususnya yang bertema Tionghoa Indonesia, yang tidak dapat diabaikan.

Selama 30 tahun, ia telah menulis sedikitnya 120 judul cerita. Walaupun menulis cerita-cerita silat berlatar Tiongkok, penulis produktif ini tidak bisa membaca dan menulis dalam bahasa Mandarin. Ia banyak mendapat inspirasi dari film-film silat Hong Kong dan Taiwan.

Karena tidak bisa berbahasa Mandarin, Kho Ping Hoo tidak memiliki akses ke sumber-sumber sejarah negeri Tiongkok berbahasa Cina, sehingga banyak fakta historis dan geografis Tiongkok dalam ceritanya tidak sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya. Dari sebab itu, karya Kho Ping Hoo akan membingungkan bagi yang mengerti sastra atau sejarah Tiongkok yang sebenarnya.

Selain karya-karya berbentuk cerita bersambung, masih terdapat karya-karya Asmaraman S. Kho Ping Hoo lain yang merupakan karangan-karangan lepas (satu judul/kisah tamat), baik berlatar belakang Tionghoa maupun Jawa, seperti serial Pecut Sakti Bajrakirana dan serial Badai Laut Selatan, yang berlatar belakang masa Kesultanan Mataram Islam dan zaman Airlangga.

Beberapa sinetron yang ditayangkan televisi Indonesia juga memiliki kemiripan cerita dengan novel Kho Ping Hoo. Beberapa di antaranya adalah sinetron serial Anglingdarma, yang mirip dengan alur cerita Bu Kek Siansu, dan sinetron serial Misteri Gunung Merapi yang mirip Alap-alap Laut Kidul (Lindu Aji) dan Bagus Sajiwo.

Padahal dalam cerita asalnya, Misteri Gunung Merapi lebih bernuansa daerah Sumatra dengan Gunung Sorik Marapi. Tidak diketahui apakah ini merupakan kebetulan ataukah bukan.

Kontribusi pada fiksi Indonesia

Karya Kho Ping Hoo, terutama cersil, mempunyai arti penting di hati para pembacanya di Indonesia, terutama para keturunan Tionghoa yang di besarkan di rezim Soeharto. Hal ini disebabkan karena pada masa tersebut kebudayaan Tionghoa mendapat tekanan relatif keras di Indonesia.

Dalam suasana tersebut, karya Kho Ping Hoo menjadi "sumber" yang langka untuk kebudayaan, sejarah, agama, bahkan moral Tionghoa, walaupun sebenarnya karya tersebut hanyalah tuangan fantasi Kho Ping Hoo.

Walaupun banyak fakta sejarah dan letak tempat Tiongkok dalam ceritanya yang tidak sesuai dengan kenyataan, cerita Silat Kho Ping Hoo tetap berkesan mendalam, bahkan menjadi pembentuk watak para penggemarnya. Karyanya yang penuh fantasi membangkitkan rasa ingin tahu, dan keinginan untuk belajar lebih banyak tentang budaya Tiongkok atau Cina di kalangan pembacanya.

Kehidupan pribadi

Peranakan Tionghoa ini lahir di Sragen, tanggal 17 Agustus 1926. Ia meninggal pada 22 Juli 1994 karena serangan jantung. Kho Ping Hoo adalah kakek drummer Club 80's, Deddy Mahendra Desta.

Related

Figures 8277390332185430208

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item