Fakta Konyol Pesawat Zaman Dulu: Besar tapi Tak Bisa Terbang!
https://www.naviri.org/2019/10/fakta-konyol-pesawat-zaman-dulu.html
Naviri Magazine - Pesawat terbang, sebagaimana namanya, adalah sarana yang mampu mengangkut manusia dan/atau barang, dengan cara terbang di udara. Untuk bisa terbang mengangkasa, pesawat harus dirancang dengan sedemikian rupa, termasuk mempertimbangkan ukurannya.
Tampaknya, para perancang pesawat zaman dulu lebih memfokuskan pada ukuran pesawat, tapi lupa untuk mempertimbangkan kemampuan terbang. Hasilnya, mereka merancang pesawat-pesawat yang ukurannya raksasa, tapi tidak bisa terbang. Berikut ini di antaranya.
Dornier Do X
Sejarah penerbangan mencatat Dornier Do X buatan Lufthansa, sebuah flying super-boat yang berangkat dari ide pulp-fiksi, yaitu kapal laut yang dapat terbang. ‘Kapal’ yang benar-benar terbang ini dibuat di Jerman pada tahun 1929, dan dijuluki Flugschiff.
Dengan 14 orang awak dan kapasitas lebih dari 100 penumpang, menjadikan ‘kapal’ ini paling kuat dan besar di dunia pada saat itu.
Ia dijuluki sebagai ‘Furniture Terbang’. Dengan desain sayap yang kurang lazim, pesawat ini bahkan tidak dapat bertahan melewati upaya pertamanya untuk terbang. Ukurannya memang besar, tetapi masalah sesungguhnya adalah penempatan mesin; terlalu tinggi di atas sayap, sehingga hidung pesawat tidak mampu mendongak.
Queen Of Saro
Saunders-Roe sedang membangun kapal terbang besar setelah perang. Tapi proyek yang diberi nama sementara “Queen Of Saro” ini sungguh tidak lazim pada zamannya. Perahu raksasa terbang yang dijadwalkan untuk jarak London-Sydney ini memiliki lima deck, cukup untuk membawa seribu penumpang dengan nyaman, termasuk bar, ruang makan, dan lounge elit!
Pesawat raksasa itu harus didukung oleh 24 mesin di dalam sayapnya. Sayap ini cukup bagi para insinyur untuk dapat melaksanakan pemeliharaan sambil berdiri, sementara pesawat itu terbang.
Brabazon
Bristol Type 167 Brabazon adalah a full-size flying machine yang pernah diingat. Namun pesawat dengan ukuran yang sama dengan Boeing 747 ini hanya dibangun untuk mengangkut sekitar 100 penumpang, dan secara ekonomis dianggap tidak layak.
Convair XC-99
Convair XC-99 pada dasarnya merupakan transportasi militer, tetapi versi penumpang juga dibuat. Dengan dua deck dan sebuah elevator untuk memuat dan memindahkan kargo antar deck.
Dengan bobot melebihi berat yang sudah dibatasi pada saat itu, pesawat ini dapat menghancurkan landasan pacu pada saat mendarat. XC-99 dikembangkan dari pembom B-36.
Pesawat ini besar dan kuat, sebanding dengan Bristol Brabazon, memiliki penerbangan yang lumayan sukses. Namun Angkatan Udara AS memutuskan tidak perlu ukuran sebesar itu untuk transportasi jarak jauh pada masanya.