Ini 6 Teori Penciptaan Alam Semesta, Menurut Ilmu Pengetahuan

Ini 6 Teori Penciptaan Alam Semesta, Menurut Ilmu Pengetahuan

Naviri Magazine - Bagaimana alam semesta, sebagaimana yang kita kenal sekarang, bisa tercipta dan ada sampai hari ini? Pertanyaan itu telah diajukan oleh banyak orang, baik ilmuwan maupun awam, dan dari pertanyaan itu lalu muncul aneka teori yang mencoba menjelaskannya.

Di dunia sains atau ilmu pengetahuan, setidaknya ada enam teori penciptaan alam semesta yang populer, dan berikut ini uraiannya.

Teori keadaan tetap (Steady-state theory)

Teori keadaan tetap didasari pada prinsip kosmologi sempurna. Teori ini menyatakan bahwa alam semesta ada tanpa awal, dan tetap ada tanpa akhir. Hal tersebut didasari kenyataan bahwa setiap galaksi memiliki jumlah yang tetap sama, meski ada pada kurun waktu yang berbeda.

Dalam teori ini tidak dikenal istilah penciptaan ataupun kiamat. Alam semesta ada dan akan tetap ada. Teori asal usul alam semesta ini sebetulnya merupakan teori yang paling kuno. Dan dikemukakan pada saat teknologi belum canggih seperti sekarang. Sekarang, teori keadaan tetap sudah tidak lagi dipercaya kebanyakan orang.

Teori dentuman besar (Big-Bang theory)

Hipotesis teori dentuman besar (Big-Bang) dikemukakan pertama kali oleh George Lematitre. Teori ini menyebutkan bahwa asal usul alam semesta dimulai dari sebuah primeval atom, atau atom yang sangat padat.

Suatu saat, karena terlalu padat dan memiliki energi kalor yang tinggi, atom ini meledak hingga semua materinya terlempar ke seluruh penjuru ruang hampa yang ada di sekitarnya.

Sejak ledakan itu, semua partikel ledakan atom tersebut (planet, asteroid, meteorid, dll) berekspansi hingga ribuan juta tahun. Dari ekspansi tersebut, timbul dua gaya yang saling berlawanan, yaitu gaya gravitasi dan gaya repulsi kosmis.

Teori ini menyebutkan bahwa suatu waktu, ekspansi tersebut pasti akan berhenti. Berarti secara umum, teori ini berlawanan dengan teori keadaan tetap, karena mengenal penciptaan dan kiamat.

Teori Nebular

Hipotesis teori nebular dikemukakan pertama kali oleh Laplace pada tahun 1796. Teori ini menyebutkan bahwa tata surya terbentuk dari kondensasi awan atau kabut gas yang sangat panas. Kondensasi itu membentuk bagian-bagian terpisah yang terus berputar.

Pada bagian tengah kondensat, partikel memusat dan memampat sehingga terbentuk matahari. Pada partikel yang berada di sisi juga berputar dan membentuk planet-planet, dan sisa kondensat membentuk satelit, asteroid, meteor, dan lain sebagainya.

Teori Tidal atau Teori Pasang Surut

Hipotesis teori tidal dikemukakan pertama kali oleh James Jeans dan Harold Jeffreys pada 1919. Teori ini menyebutkan bahwa planet merupakan hasil dari percikan bintang (matahari) yang disebut tidal.

Planet-planet besar terjadi karena adanya percikan besar antara 2 bintang besar yang saling berdekatan. Peristiwa mendekatnya 2 bintang besar tentu sangat jarang terjadi, karena itu selama ini percikan matahari tidak mampu membentuk planet.

Teori Bintang Kembar

Teori bintang kembar menyebutkan bahwa alam semesta terbentuk karena adanya dua matahari kembar. Salah satu matahari tersebut meledak, karena terlalu padat dan panas. Ledakan tersebut membentuk planet-planet. Dan, karena adanya gaya gravitasi, planet-planet tersebut beredar mengelilingi bintangnya.

Teori Creatio Continua

Hipotesis teori creatio continua dikemukakan pertama kali Fred Hoyle, Bendi, dan Gold. Menurut teori ini, semesta dari dulu ada dan tetap ada.

Secara prinsip, teori ceatio continua hampir mirip dengan teori keadaan tetap. Bedanya, pada teori ini disebutkan bahwa setiap saat ada partikel alam semesta (baik berbentuk planet, satelit, dan lain sebagainya) yang lenyap dan lahir.

Related

Science 7581752394330598351

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item