Ini Pentingnya Rating di Dunia Digital, dari Situs Sampai Aplikasi Ojek

Ini Pentingnya Rating di Dunia Digital, dari Situs Sampai Aplikasi Ojek

Naviri Magazine - Dalam jagat digital, rating adalah baik-buruknya muka. Di dunia ride sharing, misalnya, rating adalah tolok ukur kepuasan pelanggan ketika menggunakan layanan transportasi online.

Bila seorang mitra ojek atau taksi online mendapat peringkat di bawah standar, maka kemitraan mereka terancam. Mitra dianggap tidak bisa memberikan layanan sesuai standar perusahaan pengelola. Para mitra bisa di-suspend atau bahkan diputus kemitraannya.

Business Insider, dalam sebuah laporannya, menyatakan bahwa rating merupakan “sesuatu yang krusial” bagi mitra aplikasi ride-sharing. Mengutip sebuah dokumen milik Uber bertahun 2014, rating 4,6 diartikan ancaman bagi para pengemudi. Bila mitra memperoleh nilai itu, Uber akan “mulai berpikir menendang pengemudi mereka dari sistem."

Dalam dokumen Uber yang dipublikasikan Business Insider, disebutkan ada 2-3 persen pengemudi Uber yang memperoleh rating di bawah 4,6 poin.

Sementara itu, menurut laporan berjudul "The Numbers Behind Uber's Exploding Driver Force" yang terbit di Forbes pada 2015, terdapat 160 ribu pengemudi Uber. Artinya, ada 3.200 hingga 4.800 driver yang terancam tak bisa mencari nafkah lewat aplikasi yang dibidani oleh Travis Kalanick ini, hanya gara-gara rating buruk yang mereka terima.

Google, selaku pemilik Play Store, sebagaimana diberitakan Techcrunch Mei lalu, memiliki hitung-hitungan rating tersendiri. Sejak pertengahan tahun ini, pemberian nilai rating diutamakan diambil dari tinjauan baru pengguna, bukan keseluruhan review yang diberikan semenjak aplikasi ada.

Namun, raksasa mesin pencari ini sesungguhnya peduli pada aplikasi-aplikasi yang diberi nilai kurang pas. Sebagaimana diwartakan Digital Trends pada akhir 2018 lalu, Google mengklasifikasi pemberian rating buruk dalam tiga kategori.

Pertama, bad content (konten buruk), yakni ulasan di luar topik atau cenderung mengumbar kebencian.

Kedua, fake review (tinjauan palsu), yakni setiap ulasan yang berupaya mempengaruhi posisi aplikasi dalam pemeringkatan secara berlebihan, baik dengan menggelembungkan jumlah tinjauan positif atau memberikan ulasan buruk agar aplikasi memiliki peringkat baik atau buruk.

Ketiga, “incentivized review”, yakni tinjauan yang berasal dari pengguna asli, tetapi mereka telah ditawari uang atau imbalan.

Jika tinjauan seperti ini yang diterima, aplikasi dapat memperoleh reputasinya kembali.

Related

Technology 5149619874374675392

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item