J.P. Morgan, Klan yang Mengendalikan Keuangan Amerika (Bagian 2)

J.P. Morgan, Klan yang Mengendalikan Keuangan Amerika

Naviri Magazine - Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya (J.P. Morgan, Klan yang Mengendalikan Keuangan Amerika - Bagian 1). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dan urutan lebih lengkap, sebaiknya bacalah uraian sebelumnya terlebih dulu.

Pada tahun 1902, Presiden Theodore Roosevelt menuduh JP Morgan sebagai ‘Baron Robber’ atau Bangsawan Perampok di Wall Street. Pemerintah Amerika menuduh perusahaan Northern Securities milik Morgan melanggar Sherman Antitrust Act. Sengketa ini berlanjut ke pengadilan dan dimenangkan oleh pemerintah.

Terlepas dari itu, JP Morgan terus menggunakan otoritasnya di sektor industri dan di pemerintahan Amerika. Pada tahun 1903, J.P. Morgan & Co. diangkat sebagai agen fiskal untuk negara Panama yang baru merdeka. Mereka diberi tanggung jawab mengawasi pengalihan dana 40 juta dollar ke proyek Terusan Panama Baru.

Pada 1907, ketika pemerintah Amerika dilanda kepanikan ekonomi, JP Morgan kembali dipanggil untuk membantu. Ia memanggil semua pimpinan bank ke perpustakaan Manhattan. Setelah selama semalam, ia mengakhiri kebuntuan ekonomi dengan menyusun kontrak bailout.

Setelah menyelesaikan krisis ekomomi Amerika, JP Morgan memilih untuk pensiun. Ia kemudian mencurahkan sebagian besar perhatiannya pada koleksi seni, dan menyumbangkan sebagian hartanya.

John Pierpont Morgan atau JP Morgan memilih berlayar ke luar negeri, menikmati masa pensiunnya sebagai seorang bankir paling berpengaruh di Amerika. Tetapi kesehatannya terus menurun. Ia meninggal di sebuah hotel di Roma, Italia, pada 31 Maret 1913. Untuk memperingati kematiannya, Bursa Efek New York tutup sampai tengah hari, di hari pemakamannya.

Keluarga JP Morgan merupakan sosok penting dalam pembentukan Federal Reserve atau Bank Sentral milik Amerika Serikat, yang terbentuk pada tahun 1913.

Hal itu dituliskan oleh Edward Griffin pada tahun 1994, dalam buku berjudul The Creature From Jekyll Island. Pembentukan Federal Reserve berawal dari pertemuan lima bankir atau pengusaha raksasa dunia kala itu, di pulau Jekyll, Georgia, yakni keluarga JP Morgan, Rockefeller, Rothschild, Warburg, Kuhn-Loeb, serta senator ternama N.W. Aldrich, dan birokrat Depkeu, A.P. Andrew.

Dari situ mereka kemudian membentuk apa yang dinamakan dengan kartel perbankan yang sengaja disamarkan, menurut Edward Griffin. Hal ini untuk menghindari persaingan usaha. Dari pertemuan itu kemudian dibentuklah Federal Reserve atau Bank Sentral Amerika, yang mengendalikan keuangan Amerika Serikat.

Dikutip dari buku tulisan Edward Griffin, lima kesepakatan rahasia lahir di pulau milik J.P. Morgan: Monopoli perbankan, monopoli penciptaan uang untuk dipinjamkan, menguasai cadangan uang seluruh bank, memindahkan kerugian kepada para pembayar pajak, dan meyakinkan dewan bahwa skema itu untuk melindungi publik.

Dari Bank Sentral ini, tercipta dollar-dollar kertas tak berhingga jumlahnya untuk diutangkan di negaranya sendiri dan negara-negara lain, utamanya negara-negara berkembang, perusahaan-perusahaan domestik dan asing, yang apabila gagal/macet, lalu di-bailout.

Ekspansi uang dan bailout ini ditanggung pembayar pajak melalui pajak tersembunyi, alias inflasi. Di dalam sistem ini terjadi kolaborasi dan konspirasi antara bankir/pengusaha dan penguasa. Atau, lebih tegas lagi, bankir/pengusaha mengendalikan semua urusan sosial, ekonomi, politik, dari masyarakat dan pemerintah Amerika, termasuk dunia, melalui IMF/Bank Dunia, PBS, WTO, dan lembaga-lembaga dunia lainnya.

The International Monatery Fund (IMF) bersama saudara kembarnya, the World Bank, lahir di Bretton Woods, New Hampshire, tahun 1944. Sementara IMF berfungsi sebagai bank sentral dunia, Bank Dunia bertindak selaku tangan pemberi pinjaman, untuk menyalurkan dollar-dollar ciptaan bank sentral ke luar dari ketiadaan (created out of nothing) untuk diutangkan kepada negara-negara berkembang.

Mata uang lainnya, seperti yen, mark, dan franc, juga diciptakan dengan cara ini oleh Bank Sentral-Bank Sentral di negara-negara terkait.

Artikel New York Times, Mei 1931, menyebut, “Seperenam dari total kekayaan dunia berada hanya dalam genggaman orang-orang yang menjadi anggota Klub Jekyll Island. lni belum termasuk grup Rockefeller atau pemodal-pemodal Eropa. Kalau semua kelompok ini digabungkan, maka seperempat kekayaan di dunia berada dalam genggaman grup-grup ini.”

Related

Figures 5225210476473941633

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item