Kisah Wanita yang Mengubah Skripsinya Menjadi Sebuah Buku

Kisah Wanita yang Mengubah Skripsinya Menjadi Sebuah Buku

Naviri Magazine - Anggapan kalau menyusun buku itu sulit, tampaknya tidak terbukti. Ini setidaknya bagi Nada Shobah Assegaf, penulis buku berjudul 'Mati'. Ya, dia menyulap karya skripsi setebal 500 halaman, menjadi buku cantik setebal 125 halaman.

Jum'at (10/10), buku tersebut dibedah di Fakultas Psikologi UIN Maulana Malik Ibrahim (Maliki) Malang. Fakultas ini adalah almamater perempuan yang akrab disapa Nada tersebut. Pembandingnya adalah Dr M Mahpur M.Si, yang tak lain dosen pembimbing Nada.

Dalam pemaparan di acara yang diselenggarakan oleh penerbit Kota Tua ini, dia menganggap setiap karya selalu ada butiran mutiara, tak terkecuali skripsi, yang oleh kebanyakan orang hanya sebagai legalitas kelulusan.

"Jadi saya mengambil mutiara di tengah tumpukan sampah itu," kata perempuan kelahiran 11 Mei 1994 ini.

Dia mengatakan, motivasi utama menulis buku tersebut karena adanya dorongan yang kuat dari dirinya sendiri dan dari orang-orang terdekatnya. Sehingga lika-liku yang menerjang selama proses penyelesainnya bisa dilewati dengan mudah.

"Buku ini adalah hasil dari skripsi saya yang disulap menjadi buku, dengan proses pengulangan revisi yang bertubi-tubi. Proses ini dilakukan sejak saya lulus kuliah 4 tahun lalu, yaitu pada tahun 2015, dan terbit pada tahun 2019. Selama proses itu, saya mengalami banyak rintangan, mulai dari proses pengambilan data, dan direvisi oleh dosen pembimbing saya," imbuhnya.

Di kesempatan yang sama, dia menambahkan bahwa dalam proses penulisan buku tersebut, dia terlebih dulu melawan dirinya dari rasa malas, karena menurutnya dia berusaha memangkas skripsinya setebal 500 halaman.

"Saya saat itu disibukkan dengan proses kandungan anak yang kedua. Tidak hanya itu, saya juga mempunyai kesibukan lain, yaitu mengajar dan membuka usaha kecil-kecilan (produksi roti di Probolinggo). Dengan beberapa kesibukan itu, alhamdulillah saya bisa menyelesaikan tulisan tersebut meskipun berjarak empat tahun," katanya.

Lalu, kenapa soal kematian yang dia bahas? Menurut dia, kematian adalah sebuah kepastian. Sehingga, dia melakukan penelitian ke ibu-ibu majelis taklim, dalam mempersiapkan kematian.

"Mati itu tidak hanya dekat, tapi juga pasti, kita semua pasti mati," katanya.

Sementara itu, pembanding, yakni Dr M Mahpur M.Si, mengapresiasi kegigihan Nada Shobah. "Jadi dia tidak puas skripsi menjadi syarat kelulusan saja, tapi juga mau menjadikannya buku," katanya.

"Dalam setiap bimbingan, dia selalu memberi lebih dari apa yang saya tugasi," imbuhnya.

Mahpur melanjutkan, karya penelitian yang baik adalah karya yang bisa disederhanakan dan bisa dinikmati masyarakat ramai, salah satunya melalui buku. "Menurut saya, penelitian yang baik bukan yang hanya masuk jurnal internasional seperti scopus, tapi juga yang dibukukan seperti ini," imbuhnya.

Perihal kematian, Mahpur mengatakan, semua orang perlu akrab dengan kematian. "Kematian itu tidak hanya mati secara harfiah, tapi saat tangan kita sakit, itu sebenarnya mati dalam definisi yang lain. Saat tangan kita sakit, kita menjadi sadar kalau kita punya tangan, maka dari itu kematian harus kita akrabi," katanya.

Related

News 946094978899732379

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item