Memahami Serangan Panik dan Panduan Mengatasinya (Bagian 1)

Memahami Serangan Panik dan Panduan Mengatasinya

Naviri Magazine - Sekitar 6 juta penduduk dewasa AS mengalami serangan panik setiap tahun, namun anehnya tidak banyak informasi apa sebetulnya serangan panik itu. Serangan panik tidak sama dengan stres berat atau rasa takut. Serangan panik menyerupai proses fisik yang mencapai titik puncak, kemudian pecah.

Serangan panik terjadi ketika sesuatu secara tidak sengaja menganggu naluri bertahan hidup; otak memberitahu bahwa kamu sedang terperangkap di dalam kobaran api, padahal tidak ada api sama sekali.

Berikut panduan untuk membantumu melewati serangan panik, dan mudah-mudahan meredam dampak negatifnya.

Sadari bahwa kamu mengalami serangan panik

Hal pertama yang perlu kamu pahami tentang serangan panik adalah, bahkan ketika kamu merasa akan mati, kamu tidak akan mati, jelas Joe Bienvenu, seorang profesor psikiater dan salah satu direktur Anxiety Disorders Clinic di Johns Hopkins. Tidak peduli seberapa kamu yakin ada yang salah dengan tubuhmu, serangan panik tidak pernah membunuh siapa pun, dan tentunya tidak akan membunuhmu.

Salah satu ciri khas gejala serangan panik adalah jantung berdepar cepat, tapi bisa saja serangan terjadi tanpa gejala ini—Bienvenu mengatakan sebuah kesalahan umum yang sering dilakukan murid sekolah medis adalah mengabaikan kemungkinan serangan panik karena jantung pasien tidak berdetak dengan cepat.

Gejala umum lainnya adalah napas terengah-engah, berkeringat, pusing, perasaan tercekik, mati rasa, dan rasa geli di kaki dan tangan. Ini adalah alasan kenapa orang sering mengira gejala serangan panik sebagai serangan jantung.

Perlu diingat juga, biar pun rasanya mematikan, serangan panik biasanya berumur pendek, dan umumnya hilang setelah sepuluh menit, dan kamu akan merasa lebih baik setelahnya.

"Yang terpenting untuk diingat adalah gangguan kecemasan muncul seperti ombak, kadang memuncak, kemudian pelan-pelan mereda," jelas Jason Eckerman, seorang psikolog klinik yang buka praktik di suburban Minneapolis. "Ketika kamu bisa menenangkan diri setelah tahu serangan panik tidak berlangsung lama, akan lebih mudah untuk menghadapinya."

Namun, tentu saja semua ini tidak berlaku apabila gejala serangan panik berlangsung terus-menerus, atau kamu memiliki kondisi medis yang memiliki gejala mirip dengan serangan panik.

"Kalau memiliki sejarah kondisi medis tertentu, mungkin lebih aman untuk pergi ke rumah sakit," jelas Eckerman. "Karena banyak gejala serangan panik menyerupai kondisi medis tertentu, penting untuk memastikan bahwa gejala-gejala tersebut memang bukan datang dari penyakit lain."

Apabila kamu yakin sedang mengalami serangan panik, kata Courtney Beard, seorang psikolog klinik yang berfokus di gangguan kecemasan di McLean Hospital, "hal terbaik yang bisa kamu lakukan adalah tidak melakukan apa pun. Saya sadar mungkin ini bukan yang pasien ingin dengar, karena rasanya memang sangat menakutkan. Tapi ini sesungguhnya hanya pertanda yang keliru. Semua hal yang tubuhmu suruh kamu lakukan sebetulnya tidak perlu dilakukan. Kalau kamu diam saja dan bertahan, nanti juga lewat sendiri."

Pergi ke tempat tenang sebagai suaka sementara

Serangan panik biasanya terjadi di ruang publik. Begitu kamu merasa gejalanya akan datang, pergilah ke tempat yang terisolasi dan tenang untuk sementara.

Allison Johanson, seorang psikolog klinik di Centennial, Colorado, memiliki solusi ketika serangan panik menyerang di lingkungan paling ramai sekalipun; berpura-puralah ada 'panggilan alam'. "Jarang orang mempertanyakan kenapa kamu mesti pergi ke toilet," jelas Johanson.

Tapi jangan memperparah kecemasanmu dengan cara tiba-tiba menghilang dari sebuah acara atau membatalkan semua janji. "Biarpun ini akan terasa seperti ide bagus dalam jangka pendek," jelas Eckerman, "ini akan semakin menguatkan kepercayaan bahwa kamu berada dalam situasi yang berbahaya, dan akan mempersulit keadaan di jangka panjang."

Kembalikan kesadaran dengan cara memfokuskan diri di obyek di hadapan kita

Gangguan kecemasan melambangkan gangguan akan masa depan kita. Atau semacam prediksi negatif tentang masa depan yang kita tidak bisa kontrol, yang merembet ke masa kini. Maka itu perlu melakukan sesuatu untuk mengembalikan kesadaran pikiran.

Johansen merekomendasikan untuk "menemukan sesuatu dari keadaan sekitar yang bisa mendistraksimu dari pikiran-pikiran yang menyebabkan rasa panik."

Kalau kamu berteman dengan seseorang yang mengerti tentang gangguan ini, minta mereka mengingatkanmu tentang hal-hal ini juga bisa membantu.

Bernapaslah dalam-dalam, dari perut, sama seperti orang yang sering melakukan yoga. Alami semua sensasinya, tidak peduli seberapa menyakitkan. Sadari bahwa kamu sedang mengalami serangan panik, dan ingatkan diri bahwa itu akan berakhir dalam waktu sepuluh menit atau kurang.

Baca lanjutannya: Memahami Serangan Panik dan Panduan Mengatasinya (Bagian 2)

Related

Tips 8217754524442904453

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item